Wawancara Khusus, Gol Salto Widodo C Putro Dinobatkan Gol Terbaik Sepanjang Sejarah Piala Asia

Lewat AFC Asian Cup Greatest Goals Bracket Challenge, voting secara online, Gol Widodo C Putro, resmi dinobatkan sebagai gol terbaik Piala Asia

Penulis: Khairul Amin | Editor: Dyan Rekohadi
Dok. Bolasport
FOTO DOK. Gol salto Widodo C Putro yang diakat sebagai berita utama Tabloid Bola kala itu. 

Penulis : Khairul Amin , Editor : Dyan Rekohadi

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Gol salto legenda Timnas Indonesia, Widodo Cahyono Putro, resmi dinobatkan sebagai gol terbaik Piala Asia sepanjang sejarah lewat AFC Asian Cup Greatest Goals Bracket Challenge, voting secara online yang dilakukan oleh AFC (Asian Football Confederation) melalui situs resminya.

Widodo melampaui hasil suara dari penantangnya di babak final, Abbas Chahrour, yang membuat sejarah dengan menjadi pemain pertama dari Lebanon yang mencetak gol di Final Piala Asia AFC, saat melawan Irak pada edisi 2000 di kandangnya sendiri.

Widodo C Putro
Widodo C Putro (JUARA.net)

Dalam voting final, Widodo C. Putro mengumpulkan 72 persen suara, sementara Chahrour hanya berhasil mengumpulkan 28 persen.

Hasil tersebut diumumkan oleh AFC melalui situs mereka, Rabu (23/09/2020) lalu.

Sebelum melaju ke final, Widodo C. Putro mampu membuat comeback dramatis saat menghadapi legenda Vietnam, Le Chong Vinh, di babak semifinal.

Pada babak tersebut, sosok kelahiran Cilacap, Jawa Tengah 49 tahun lalu itu mendapat 56 persen suara atau sekitar 2,5 juta lebih pemilih, selisih lima ribu pemilih dari pesaingnya.

Gol akrobatik salto Widodo ke gawang Kuwait di Final Piala Asia 1996 yang berlangsung di Uni Emirat Arab terbilang spesial dan cukup unik dari sisi proses terjadinya.

Menyambut umpan crossing Ronny Wabia dari sisi kanan, tanpa pikir panjang Widodo langsung berbalik badan dan melakukan salto untuk menggapai bola, empat pemain belakang lawan tidak bisa menghalau.

Gol salto yang terjadi pada menit ke-20 pada laga tersebut gagal diantisipasi oleh kiper Kuwait, Khaled Al Fadhli.

Tentang prestasi yang diraih oleh salah satu legenda timnas Indonesia itu, SURYAMALANG.COM berkesempatan mewawancara secara langsung Widodo Cahyono Putro, pada Kamis (24/9/2020), berikut petikan wawancaranya:

Sebelumnya selamat atas capain prestasi membanggakan yang sudah diraih, komentar Anda tentang prestasi ini?

Ini merupakan prestasi buat sepak bola Indonesia, dimana Greatest Goals Bracket Challenge ini hampir melibatkan semua.

Saya berterimakasih, sebetulnya ini bukan kapasitas saya saja, tapi sudah mencakup seluruh bangsa Indonesia, terutama pecinta sepak bola.

Tugas saya sebetulnya sudah selesai waktu mencetak gol dan gelaran itu, ini sekarang tinggal diteruskan oleh pecinta sepak bola.

Sebelum melaju ke final, di semifinal bersaing ketat dengan Le Chong Vinh, Vietnam, namun akhirnya berhasil melakukan comeback, komentar Anda?

Ya itu yang saya katakan tadi, saya sudah mengantarkan membuat gol dan tugas saya selesai sampai selesai kejuaran itu, kesininya silahkan masyarakat Indonesia yang menentukan nasib voting ini.

Dan ternyata, nitizen kemarin luar biasa, setelah kita tertinggal beberapa ribu vote dari Vietnam, ternyata kami bisa membalikkan mereka, sampai empat juta pemilih dari kedua voter, selisihnya kalau gak salah sekitar lima ribuan dari Vietnam, ini kan luar biasa.

Mencetak gol indah laga timnas merupakan cita-cita setiap pemain, bagaimana kesan Anda setelah mencetak gol indah waktu itu?

Saya sangat bersyukur pada yang kuasa, gol itu bagi saya adalah anugerah, saya merasakan itu.

Sebelum pertandingan, malamnya saya berdoa pada yang Kuasa, bahwa besok saya mau main, saya ingin bikin sesuatu untuk bangsa ini.

Ternyata Tuhan mengabulkan doa saya waktu itu, jadi bagi saya, itu adalah gol anugerah.

Mencetak gol indah lewat tendangan salto pasti tidak mudah, seberapa sering Anda melakukan latihan itu?

Latihan khusus tidak ada, tapi saya latihan feeling ball. Jadi feeling ball meletakkan ke gawang, tidak hanya salto, bagaimana sebelum pertandingan, malamnya saya sering memvisualisasikan.

Kalau nanti kejadiannya bola dari sisi kiri atau kanan, bola atas atau bola bawah, saya sudah harus bagaimana dan saya sudah harus siap. Jadi, visualisasi itu sudah tertanam di otak saya.

Karena sepak bola kan kecepatan bola dan kecepatan gerak lebih cepet bola.

Makanya kalau intuisi kami tidak dilatih, dilatih memori seperti kayak gitu, kami pasti akan terlambat keputusannya.

Ini gol salto perdana Anda di ajang Internasional bersama timnas Indonesia?

Kalau gol perdana untuk Timnas di SEA Games 1991, tendangan salto ini saja.

Pesan dari keluarga dengan prestasi ini?

Tentu keluarga sangat support, semenjak saya awal meniti karier di Warna Agung di Jakarta.

Awal saya di Warna Agung, Petrokimia, Persija, balik lagi ke Warna Agung. Keluarga selalu support.

Dan memang keluarga kami keluarga olahragawan, dari 12 bersaudara, saya paling kecil.

Ada dukungan dari saudara yang lain dalam proses latihan mencetak gol akrobatik?

Dalam latihan normal, dalam tim juga sama, gak mungkin juga pelatih mengajarkan ayo gol salto. Itu hanya inisiatif dari pemain saja

Pesan Anda untuk pesepak bola di tanah air dengan prestasi ini?

Mari momen ini dijadikan hal baru, semangat dan motivasi baru untuk generasi mendatang, ataupun inspirasi, bahwa di Indonesia ini masih bisa bicara di tingkat Asia.

Misal mau lebih fokus lagi, bisa juga di tingkat dunia. Kalau memang kita fokus, dari federasi, dan semua yang terkait termasuk semua insan bola, memang harus fokus untuk pembinaan.

Selain pembinaan, modal apa yang menurut Anda penting mendukung prestasi seorang atlet, terutama bidang sepak bola?

Yang terpenting itu kalau memang setiap pemain ingin berkorban untuk bangsa ini, berkorbanlah yang betul dan fokus.

Contohnya, saya sudah mendedikasikan untuk sepak bola Indonesia, apa yang mesti harus kita lakukan, berkorban apa yang harus kita lakukan? Satu, disiplin waktu, hal-hal yang kecil tapi berdampak besar.

Disiplin makanan juga, ketika menjadi atlet, bukan selera kita sekarang yang berbicara, karena menjadi atlet sudah saatnya bicara berapa kalori yang dibutuhkan tubuh dan harus saya penuhi dari makanan itu.

Berarti tidak selerapun kalau memang itu dibutuhkan untuk konsumsi makanan, ya harus dimakan. Itu yang namanya berkorban untuk bangsa ini.

Belakangan banyak pemain lebel timnas belum bisa disiplin, termasuk soal makanan, komentar Anda?

Kita kan juga repot, saat pemusatan latihan (TC) mungkin bisa, tetapi setelah TC itu yang repot.

Kaitannya sebenarnya sudah sejak dulu, itu juga kenapa Indonesia banyak yang menjajah, karena rempah-rempahnya di Indonesia sangat luar biasa, selera kita dari kecil sudah terbiasa dengan banyaknya rempah-rempah, jadi untuk menghilangkan itu sulit, harus bertahap.

Sedangkan TC ini tidak lama, hanya yang U-19 ini lama, mungkin mereka bisa bertahap,

Cara Anda saat masih menjadi atlet menahan keinginan mengkonsumsi makanan tidak layak atlet?

Kalau itu dibutuhkan, saya harus siap berkorban. Bukan selera lagi tapi berapa kalori yang kita butuhkan. Jam istirahat, berapa jam yang harus kita butuhkan.

Juga, mungkin sekarang gadget sering menyita waktu pemain.

Misal ingin berkorban, saya memilih tidak main gadget sehari sebelum pertandingan sudah saya simpan, setelah telpon keluarga, terus saya matikan.

Tidak melihat sosmed dan lainnya, fokus. Karena dengan fokus itu segala permainan bisa berjalan lancar.

Seperti yang saya sampaikan, malamnya sebelum pertandingan, saya benar-benar fokus pada pertandingan, fokus dengan apa yang saya dapat di dalam latihan, fokus dengan apa yang saya dapat di pertandingan sebelumnya.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved