Berawal Dari PKK, Hj Warwiyah Kembangkan Usaha Minuman Herbal Instan

Juga ada jahe secang dalam bentuk bubuk. Ia juga sudah mengurus legalitas produknya sejak lama. Jatuh bangun usaha dijalani. Apalagi pasar produknya khusus.

"Mungkin hanya orang-orangtua yang suka," katanya.

Namun ia tidak pantang menyerah dan masih memproduksi hingga kini. Kiprahnya selain sebagai wirausaha, juga di kelompok wanita tani.

Pada 2005 dibentuk kelompok wanita tani di bidang pengolahan. Kemudian pada 2007, ia mendapat modal pengembangan dari Dinas Disperindagkop sebesar Rp 20 juta untuk mendampingi jamu gendong yang ada di wilayah Jatimulyo.

Ada 13 UKM saat itu. Untuk memudahkan pembinaan, maka mereka dimasukka jadi anggota kelompok tani. Modal dihibahkan ke poktan untuk dipinjamkan.

Pada 2008, ia pernah dinobatkan jadi petani berprestasi saat masa Presiden SBY dan dapat modal usaha Rp 20 juta. Hadiah itu ia masukkan ke kas kelompok tani 'Kembang Kertas' agar bisa jadi tambahan modal simpan pinjam.

Dikatakan, pada 2014, UKM DIA juga kerjasama dengan sebuah perusahaan sebagai pemasok bahan baku. Seminggu bisa 1-1,5 ton untuk ekspor 'nunut'.

"Saya bilang ekspor 'nunut' karena dilakukan perusahaan lain. Di sisi lain, saya ada kesempatan ini jika dilewatkan," kata wanita ini.

Untuk memenuhi itu, ia tidak sendiri. Maka ia membina kelompok wanita tani untuk menyetorkan produknya.

"Pasar luar tetap digarap meski tanpa merek. Tapi produksi saya yang bermerek juga tetap jalan," jawab istri dosen yang sudah almarhum ini.

Ia baru-baru ini juga ikut seleksi penerima Upakarti 2020 di kategori jasa pengabdian.