Berita Surabaya Hari Ini

Dramatis, Bidan Indri Bantu Persalinan Ibu Melahirkan Sungsang di Emperan Pasar Pabean Surabaya

Bidan honorer berhasil menyelamatkan nyawa ibu Siti Romlah yang melahirkan sungsang di emperan toko Pasar Pabean Surabaya

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: isy
ahmad zaimul haq/suryamalang.com
Siti Indriyani, Bidan PHL (pegawai harian lepas), Anggota Diskes Koarmada II (baju putih) menggendong Wira Ananta Rudira, bayi yang dibantu persalinan darurat di kawasan Pasar Pabean, Senin (9/11) lalu. Atas kesigapan dan keberaniannya mengatasi dan membantu persalinan Siti Romlah secara darurat, mendapat apresiasi dari Panglima Koarmada II, Laksamana Muda TNI I.N.G Sudihartawan. 

SURYAMALANG.COM | SURABAYA - Bidan honorer di Kantor Dinas Kesehatan (Diskes) Armada II Surabaya, Siti Indriyani, berhasil menyelamatkan nyawa ibu Siti Romlah (33), warga Pesapen Barat, Surabaya, yang melahirkan sungsang di emperan toko Pasar Pabean tanpa peralatan medis. 

Dengan keberanian mengambil keputusan, Bidan Indri membantu persalinan sang ibu di emperan toko Pabean.

"Saya melihat satu kaki keluar. Sungsang. Tetapi persalinan harus tetap dilakukan," ucap Bidan Indriyani saat ditemui di Diskes Koarmada II, Jumat (13/11/2020).

Istri dari Serda Rudi Hermanto, anggota TNI AL ini, wajib menyelamatkan janin sekaligus ibunya.

Padahal dia paham bahwa inilah persalinan tidak saja sulit, tapi penuh risiko.

Bidan ini juga belum pernah punya pengalaman bayi sungsang. 

Apalagi saat kaki kiri keluar duluan, diikuti kaki lainnya hingga pinggang bayi.

Namun pundak ke kepala begitu sulit untuk keluar.

"Saya terus bantu sang ibu dengan atur napas dan gerakan khusus. Ternyata ada lilitan tali pusar pada leher bayi. Astagfirullah," sebut Indriyani. 

Tidak hanya itu, kondisi tidak ada peralatan medis sama sekali.

Murni kecakapan dan keahlian ketrampilan tangan kosong sang bidan.

Inilah perjuangan hidup dan mati sang ibu yang sesungguhnya.

Namun jiwa kuat untuk tidak membiarkan sang ibu dan bayinya dalam ancaman, Bidan Indriyani terus berjuang keras.

Di emperan toko, drama penyelamatan berlangsung Selama 25 menit.

"Alhamdulillah bayi bisa keluar dan saya selamatkan. Saya lihat sang ibu juga sadar. Tapi lagi-lagi, bayi laki-laki keluar tidak ada tangis," sang bidan kaget.

Artinya jantung bayi harus dibantu karena Indriyani menyebut bayi mengalami hipoksia.

Harus dibantu dengan rangsangan.

Namun Indriyani yang biasa menangani persalinan tetap tenang.

Dengan kemampuannya, dia segera melilitkan jarik seadanya dan menepuk punggung sang bayi. 

"Alhamdulilllah, tangis bayi pun pecah dan kami sangat bersyukur. Saya tidak peduli pandemi dan saya hanya pakai APD seadanya. Bondo nekat Pokoke. Jarik pun saya paksa minta ibu yang biasa panggul barang di Pasar Pabean," kata Indriyani berkaca-kaca.

Bayi yang melahirkan di emperan toko Pasar Pabean itu terjadi Kamis siang kemarin sekitar pukul 12.30 WIB.

Bermula saat Romlah perjalanan dari bidan kampung ke RS untuk melahirkan dalam kondisi sungsang naik motor dibonceng suaminya, Muh Sodiq. 

Namun belum sampai di RS sang janin lebih dulu keluar kaki.

Romlah berteriak keras histeris minta tolong. 

Bidan Indriyani yang kebetulan belanja di Pasar Pabean langsung menuju sumber suara jeritan minta tolong.

Dia hapal Pasti jeritan perempuan hendak melahirkan, dan benar. 

"Karena ada tali pusar yang melilit dan tidak ada pisau yang steril secara medis, saya tidak berani berisiko kalau pinjam pisau dapur. Akhirnya kami temani naik Tossa ke RS," kata Indriyani.

Ny Romlah Jumat siang tadi terus mengucapkan syukur dan berterima kasih kepada Bidan Indriyani.

"Terima kasih saya ditolong," ucapnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved