Bantahan Mahfud MD Soal Tuduhan Memberi Restu kepada Moeldoko untuk Kudeta AHY dari Partai Demokrat
Bantahan Mahfud MD Soal Tuduhan Memberi Restu kepada Moeldoko untuk Kudeta AHY dari Partai Demokrat
SURYAMALANG.COM - Terkait rencana kudeta terhadap kekuasaan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Partai Demokrat, muncul kabar bahwa Mahfud MD memberi restu kepada Moeldoko untuk melakukan kudeta tersebut.
Kabar ini pun langsung dibantah oleh Mahfud MD yang saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).
Sedangkan Moeldoko menjabat sebagai Kepala Kantor Staf Presiden (KSP).
Bantahan ini disampaikan Mahfud MD sebagai klairifikasi bahwa dirinya mendukung langkah Moeldoko dalam upaya kudeta terhadap kekuasaan AHY di Partai Demokrat.
• Dugaan Kudeta Partai Demokrat, Ada 4 Tokoh yang Diduga Ingin Melengserkan AHY sebagai Ketum
• Mengenal Moeldoko, Jenderal dari Kediri yang Diduga Kudeta Partai Demokrat, Berikut Bantahan darinya
"Ada isu aneh, dikabarkan beberapa menteri, termasuk Menko Polhukam Mahfud MD, merestui Kepala KSP Moeldoko mengambil alih Partai Demokrat dari AHY melalui KLB," ujar Mahfud MD dikutip dari akun Twitter-nya, @mohmahfudmd, Selasa (2/2/2021).
"Wah, mengagetkan, yakinlah saya tak pernah berbicara itu dengan Pak Moeldoko maupun dengan orang lain."
"Terpikir saja tidak, apalagi merestui," ujar Mahfud, dikutip SURYAMALANG.COM dari Kompas.com.

Mahfud menyebutkan, sulit dipercaya kepemimpinan partai sebesar Partai Demokrat bisa dikudeta.
Terlebih lagi, masyarakat saat ini dengan mudahnya melakukan kontrol di tengah era demokrasi yang sangat terbuka.
Sejalan dengan itu, lanjut Mahfud MD, posisinya juga tidak bisa digunakan untuk memberikan restu pengambilalihan kepemimpinan partai.
"Jabatan Menko tentu tak bisa digunakan dan pasti tidak laku untuk memberi restu."
"Yang penting internal PD (Partai Demokrat) sendiri solid," ujar Mahfud MD.
Sebelumnya, politisi Partai Demokrat Rachland Nashidik melalui akun Twitter-nya, @RachlandNashidik menyebutkan, dalam upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat, Moeldoko mengeklaim mendapat restu dari sejumlah pejabat negara.
Restu itu didapat dari Mahfud MD, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, hingga Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan.
"Bahkan 'Pak Lurah' merestui. Para pejabat negara itu perlu juga angkat bicara. Apa iya ini semua tanpa restu 'Pak Lurah?'," kata Rachland.
Dalam konpers kemarin, AHY menyatakan, ada sebuah gerakan yang mengarah pada upaya mengambil alih kepemipinan Partai Demokrat.
"Kami memandang perlu dan penting untuk memberikan penjelasan secara resmi tentang duduk perkara yang sebenarnya, yaitu tentang adanya gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa yang tentu mengancam kedaulatan dan eksistensi Partai Demokrat," kata AHY, Senin.
Menurut AHY, berdasarkan informasi yang ia peroleh, gerakan tersebut turut melibatkan pejabat penting yang berada di lingkaran dekat Presiden Jokowi.
AHY pun menyebut gerakan tersebut juga sudah mendapat dukungan dari sejumlah menteri dan pejabat penting di pemerintahan Jokowi.
"Menurut kesaksian dan testimoni banyak pihak yang kami dapatkan, gerakan ini melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo," kata AHY.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mahfud MD Bantah Restui Moeldoko Mengudeta Kekuasaan AHY di Demokrat

Muncul nama Nazaruddin dkk
Gelombang kudeta santer dikabarkan sedang menggerogoti tubuh Partai Demokrat.
Sejumlah tokoh disebut-sebut terlibat dalam upaya kudeta terhadap kekuasaan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY.
Dikutip SURYAMALANG.COM dari Kompas, ada empat nama yang disebut oleh politikus Partai Demokrat, Rachland Nashidik, yang diduga ingin mengkudeta AHY.
"Marzuki Alie, Jhoni Allen, Nazaruddin, dan Darmizal," kata Rachland Nashidik melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Selasa (2/2/2021).
• Ini Sosok Moeldoko , Jenderal Asal Jatim Pernah Heboh Jam Tangan, Dituding Kudeta Partai Demokrat
• Kontroversi Lain Moeldoko di Luar Isu Kudeta Demokrat, Dari Jam Tangan Rp 1 Miliar Hingga Keluarga
Rachland Nashidik mengaku mendapat informasi tersebut dari kesaksian kader Partai Demokrat.
Namun, ia tak menyebutkan siapa nama kader yang dimaksud.
Nazaruddin merupakan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat.
Sementara itu, Marzuki Alie adalah mantan Ketua DPR RI yang juga kader Demokrat.
Adapun salah satu kader aktif Partai Demokrat yang disebut AHY terlibat yaitu Jhoni Allen Marbun.
Selanjutnya, nama Darmizal yang merupakan mantan pengurus Partai Demokrat.
Ia mundur jelang Pilpres 2019. Saat itu, Darmizal mundur dan menjadi Ketua Umum Relawan Joko Widodo.
Dalam partai, Darmizal sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat.
Sebelumnya, AHY menyatakan, adanya sebuah gerakan yang mengarah pada upaya mengambil alih kepemipinan Partai Demokrat.
"Kami memandang perlu dan penting untuk memberikan penjelasan secara resmi tentang duduk perkara yang sebenarnya, yaitu tentang adanya gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa yang tentu mengancam kedaulatan dan eksistensi Partai Demokrat," kata AHY melalui akun YouTube Agus Yudhoyono, Senin.
Kemudian, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menjawab teka-teki siapa sosok yang disebut dalam konferensi pers Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Senin (1/2/2021) siang.
Pada Senin malam, Herzaky akhirnya angkat bicara terkait nama dari sosok tersebut.
Nama yang dimaksud ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat menurut dia adalah Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
"Berdasarkan pengakuan, kesaksian, dari BAP sejumlah pimpinan tingkat pusat maupun daerah Partai Demokrat yang kami dapatkan, mereka dipertemukan langsung dengan KSP Moeldoko yang ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara inkonstitusional untuk kepentingan pencapresan 2024," kata Herzaky dalam keterangan tertulis, Senin malam.
Bantahan Marzuki Alie
Di tempat terpisah, Mantan Ketua DPR RI Marzuki Alie tak tinggal diam namanya dikaitkan dengan upaya kudeta Partai Demokrat. Marzuki Alie langsung mengirim WhatsApp ke Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY).
Politikus senior Partai Demokrat ini meminta Syarif Hasan, yang menuduhnya terlibat kudeta terhadap Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY), disanksi.
"Saya sudah WA (WhatsApp) ke Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), saya minta tolong dibuktikan.
Kalau tidak bisa buktikan, saya minta dia disanksi sesuai AD/ART partai," ujar Marzuki Ali saat dihubungi Tribunnews, Jakarta, Selasa (2//2/2021).
Menurutnya, tuduhan Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan dan pihak lain kepada dirinya sebagai bagian kelompok ingin kudeta, tidak memiliki dasar dan bukti.
"Kalau dia bisa buktikan, ayo buktikan. Tapi kalau tidak bisa buktikan, awas loh.
Kalau AHY nuduh saya tidak bisa buktikan, dia mundur dari Ketua Umum, kalau dia nyebut nama saya," ucap Marzuki Alie.
"Pak Syarief Hasan itu nyebut nama saya, buktikan.
Kalau saya tidak terlibat, mundur dia dari Demokrat," sambung Marzuki.
Marzuki Alie menyebut, Syarief Hasan kerap memfitnah dirinya sejak dulu dalam berbagai rapat internal Partai Demokrat.
Sampai berita ini diturunkan, SURYAMALANG berusaha menghubungi Jhoni Allen, Nazaruddin, dan Darmizal untuk klarifikasi terkait isu tersebut.
Klarifikasi Moeldoko
Sementara, Moeldoko sudah mengklarifikasi tersebut. Dalam wawancara yang diunggah oleh Kompas.com dalam berita berjudul: Mengaku Prihatin, Moeldoko: Saya Juga Mencintai Partai Demokrat...", Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengaku prihatin dengan situasi yang terjadi di Partai Demokrat.
Hal ini Moeldoko sampaikan dalam konferensi pers virtual, Senin (1/2/2021).
"Saya sih sebetulnya prihatin gitu ya melihat situasi itu, karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat," kata Moeldoko
Menurut Moeldoko, isu ini bermula dari foto-foto dirinya bersama sejumlah tamu. Moeldoko tak menyebutkan secara detail tamu yang ia maksud.
Namun, ia menyebut bahwa tamu itu datang berbondong-bondong dan menceritakan tentang situasi terkini.
"Mereka datang berbondong-bondong ya kita terima, konteksnya apa saya juga nggak ngerti. Dari ngobrol-ngobrol itu biasanya saya awali dari pertanian karena saya memang suka pertanian," ujar Moeldoko.
"Berikutnya pada curhat tentang situasi yang dihadapi ya gue dengerin aja, gitu. Berikutnya ya udah dengerin aja," tuturnya.
Kendati demikian, Moeldoko tak keberatan isu ini digulirkan. Namun, ia mewanti-wanti Partai Demokrat untuk tidak dengan mudahnya menuding Istana, apalagi melibatkan Presiden Joko Widodo dalam isu ini.
"Dalam hal ini saya mengingatkan sekali lagi, jangan dikit-dikit istana dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini, karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, nggak tahu apa-apa dalam hal ini," kata dia.
Patut diketahui, seperti apa sosok Moeldoko ? Seperti apa biodata dan latar belakang purnawirawan Jenderal Moeldoko yang berasal dari Jawa Timur itu?
Sebelum disorot karena tudingan di balik kabar kudeta Partai Demokrat, nama Moeldoko tercatat pernah membuat heboh karena jam tangan yang dikenakannya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Politikus Demokrat Sebut 4 Nama Ingin Ambil Alih Kekuasaan, Salah Satunya Nazaruddin, Tribunnews: Marzuki Alie Hubungi SBY Via WhatsApp Tak Terima Dituduh Jadi Bagian Kelompok 'Kudeta' AHY,
