Berita Ponorogo Hari Ini
Bapak Muda Ini Dikurung di Penjara Sempit Rumahnya di Ponorogo, Ditinggal Istri dan Dianggap Gila
Sehari-hari Hengky tinggal di ruangan berukuran 2x2,5 meter yang dibangun di belakang rumahnya dilengkapi kamar mandi dan toilet.
Penulis : Sofyan Arif Candra , Editor : Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, PONOROGO - Seorang bapak muda, Hengky Seryawan (27) dikurung di 'penjara' di rumah orangtuanya sendiri di Ponorogo.
Hengky dikurung dalam ruang sempit yang dibuatkan khusus bak penjara itu di Desa Grogol, Kecamatan Sawoo, Ponorogo karena dianggap sebagai orang gila.
Bukan hanya sehari-dua hari, bapak muda ini bahkan sudah 'dipenjara' di rumahnya sendiri sejak setahun yang lalu.
Hengky sebenarnya telah beristri dan punya seorang anak.
Tapi ia sudah ditinggal istrinya dan anaknya kini tinggal bersama neneknya.
Sehari-hari Hengky tinggal di ruangan berukuran 2x2,5 meter yang dibangun di belakang rumahnya dilengkapi kamar mandi dan toilet.
Ia hanya tinggal bersama ibunya, sedangkan ayahnya sudah meninggal dunia saat bekerja sebagai TKI di Malaysia.
Ibunya lah yang merawat Hengky termasuk memberi makan Hengky melalui lubang berbentuk persegi panjang berukuran 20 x 10 centimeter di ruang 'penjara' itu.
Hengky sendiri sebenarnya merasa keberatan dan ingin dirinya dibebaskan.
Bapak muda ini dengan lugas menceritakan apa yang dialaminya dari balik teralis besi.
Ia menyebut dirinya dikurung lantaran dinilai seringkali meresahkan warga dengan perbuatannya.
Warga menganggap Hengky gila karena pernah mengamuk dengan membawa senjata tajam.
"Awalnya itu saya mukul saudara saya, terus diikat tali terus dimasukkan sama warga di sini," kata Hengky.
Saat itu ia mengaku pasrah dan tidak bisa melawan karena ia sudah dipukuli warga.
Setelah itu Hengky dilarikan ke RSJ Lawang, Kabupaten Malang untuk berobat.
"Pernah di bawa ke Lawang selama 35 hari. Lalu dijemput setelah sudah koordinasi dengan sana (RSJ Lawang)," lanjutnya.
Hengky sendiri mengaku awal ia depresi karena meninggalnya sang bapak saat bekerja di Malaysia.
Ia lalu diobatkan oleh saudaranya dengan imbalan tanah ayahnya.
"Betul uangnya dari sana, tapi kan sudah ada imbalan tanah, (kenapa) biayanya diungkit-ungkit," jelas Hengky.
Walaupun merasa waras, Hengky bersedia jika kembali dilarikan ke rumah sakit atau menjalani pengobatan lainnya.
"Saya pengennya bebas, kerja. Kalau begini kan tidak ada solusinya," ucap Hengky.
Hengky sendiri sempat kerja di Malaysia. Ia juga mempunyai istri dan seorang anak.
"Saya sudah ditinggal istri sejak tahun 2015. Kalau anak saya sudah ikut neneknya," tutupnya.