Berita Tuban Hari Ini
Fakta Baru Desa Miliarder di Tuban, Awalnya Banyak yang Menolak Tapi Akhirnya Uang Miliaran Diambil
Terungkap jika tak sedikit yang menolak penjualan tanahnya untuk pembangunan kilang minyak grass root refinery (GRR), perusahaan Pertamina-Rosneft
Penulis: Mochamad Sudarsono | Editor: Dyan Rekohadi
Penulis : Mochamad Sudarsono, Editor : Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, TUBAN - Fakta baru terungkap dari desa-desa miliarder baru di Tuban Jawa Timur.
Jika saat ini viral banyak miliarder baru di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban karena pembebasan lahan, tapi ternyata sebelumnya banyak warga desa itu yang menolak tanahnya dibeli proyek Kilang Minyak Pertamina.
Beberapa warga secara terbuka mengisahkan, bagaimana mereka sebelumnya menolak tanahnya diambil alih .
Tapi pada akhirnya mereka menerima nilai ganti rugi dan mengambil pencairan dana yang nilainya miliaran rupiah.
Terungkap jika tak sedikit yang menolak penjualan tanahnya untuk pembangunan kilang minyak grass root refinery (GRR), perusahaan patungan Pertamina-Rosneft asal Rusia.
Bahkan, langkah akhir mereka harus melepas tanahnya ke perusahaan plat merah melalui konsinyasi pengadilan negeri (PN) Tuban.
"Ya dulu menolak tegas, tapi kalau sudah konsinyasi sudah babak terakhir, kita tidak bisa menolak," kata Wantono (40), warga setempat, Kamis (18/2/2021).
Pria yang juga sebagai petani itupun tak punya pilihan untuk tidak mengambil uang pengganti lahan dari Pertamina.
Kepemilikan 4 hektar lahan miliknya membuat ia mendapat Rp 24 miliar lebih.
Uang itupun segera diambil, sebagian digunakan untuk beli 1 unit mobil expander, beli tanah dan ditabung.
Ia masih menyisakan 3 hektar lahan yang tidak masuk peta penetapan lokasi (penlok) kilang minyak.
"Saya hanya beli 1 expander, belum mau nambah. Kalau sisa lahan masih kita gunakan untuk bertani, ada yang disewakan juga," terangnya.
Hal sama juga disampaikan Ali Sutrisno (37), selaku warga yang menolak menjual tanahnya untuk kilang minyak.
Ia menjual tanah kurang lebih 2,2 hektar, dari hasil penjualan lahan mendapat sekitar Rp 17 miliar.
Lantas uang dari hasil penjualan tanah tersebut di antaranya digunakan untuk beli tiga mobil baru, beli tanah lagi dan ditabung.
"Saya ambil uang di pengadilan karena konsinyasi, ya dulu menolak. Mau tidak mau ya uang kita ambil," pungkasnya.

Sekadar diketahui, lahan warga dihargai appraisal Rp 600-800 ribu per meter, menyesuaikan lokasi.
Kebutuhan lahan untuk pembangunan kilang minyak GRR seluas 821 hektar. Rinciannya, lahan warga 384 hektar, KLHK 328 hektar dan Perhutani 109 hektar.
Investasi kilang minyak dengan nilai 16 miliar USD atau setara 225 triliun itu rencananya akan beroperasi di 2026.
Kilang GRR ditarget mampu produksi 300 ribu barel per hari.
Memang tak semua warga awalnya menolak. ada juga warga yang sedari awal sudah melepas tanahnya.
Seperti Siti Nurul Hidayatin (32) yang melepas tanah miliknya seluas 2,7 hektar dan dihargai Pertamina sekitar Rp 18 miliar, untuk pembebasan lahan.
Dia menjelaskan, jika uang yang didapat tidak melalui konsinyasi atau pengadilan, karena ia menerima di awal tanpa penolakan.

Uang yang diterima dari Perusahaan plat merah itu lalu digunakan untuk beli tiga mobil, deposito, bangun taman pendidikan anak (TPA) dan usaha.
"Dua mobil yaitu innova dan HRV, lalu ada mobil pickup buat usaha. Bangun TPA dan Deposito juga," beber Nurul ditemui di rumahnya, Rabu (17/2/2021).
Agar uangnya terus berputar maka ia berencana akan membuat usaha guna keberlangsungan hidup.
Rencananya, ibu satu anak tersebut bakal membuat konveksi dan ternak ayam petelur. Namun belum terwujud.
"Memang rencana begitu mau buat usaha, tapi belum. Yang sudah beli mobil dan deposit," terangnya.
Ia juga mengungkap bakal memberangkatkan haji sekeluarga.
Total ada 9 orang yang bakal diberangkatkan ke tanah suci, termasuk suami, sepupu dan orang tuanya.
Namun demikian belum tahu kapan akan berangkat, karena saat ini sedang masa pandemi Covid-19.
"Ya mau memberangkatkan ke tanah Suci, ini kan impian umat islam, Cita-cita lah. Do'anya saja semoga berkah," pungkasnya.
Dealer Mobil Over Target
Pihak dealer Auto 2000 yang berada di jalan Dr Wahidin Sudiro Husodo, Tuban angkat bicara mengenai viralnya belasan mobil yang dibeli warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu.
Branch Manager Auto 2000 Tuban, Arie Soerjono mengatakan, mulai pencairan April 2020 hingga kini sudah ada sekitar 130 unit mobil yang terjual, dibeli langsung oleh warga secara tunai.
Pembelian mobil dilakukan secara bertahap, tidak langsung dalam satu waktu.
Adapun untuk tipe mobil yang dibeli cukup beragam, ada Innova, Rush, Fortuner dan lainnya.
Bahkan, ada mobil yang masih dalam pesanan sejumlah kurang lebih 10 unit.

"Ada yang masih pesan juga, seperti Fortuner itu kan harus pesan dulu sekitar 2-3 bulan, setelah ada kemudian kita antar," ujarnya dikonfirmasi, Rabu (17/2/2021).
Dia menjelaskan, untuk mobil yang dibeli warga tidak semua toyota, sehingga di luar itu bisa dibeli di tempat lain.
Menanggapi mobil toyota dari dealer luar Tuban yang menjual ke warga Sumurgeneng, Arie menyatakan semua ada regulasinya.
Misal, dealer toyota luar Tuban targetnya penjualan 40 mobil, maka 10 persennya yaitu 4 unit boleh dijual ke luar.
"Baru tahun ini melakukan pembatasan wilayah, jadi dealer luar boleh menjual ke daerah lain namun dibatasi," ujarnya.
Masih kata Arie, untuk penjualan unit mobil terbilang mencapai target di 2020, karena targetnya per bulan 40 unit, jika dikalikan 12 bulan maka 480 unit.
Umumnya daerah lain penjualan menurun karena pandemi covid-19, pihaknya tertolong oleh warga sekitar kilang yang menjual tanahnya.
Bahkan, di 2021 ini target penjualan dinaikkan 5 menjadi 45 unit.
"Penjualan tahun 2020 mencapai target, 500 unit mobil terjual. Tahun ini penjualan naik menjadi 45 unit per bulan, namun tetap menyesuaikan. Jika normal sebelum pandemi target bisa 75 unit lebih per bulannya," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, video belasan mobil yang dibeli warga Desa Sumurgeneng secara bersamaan menjadi viral.
Sebagaimana video viral beredar pada Minggu (14/2/2021), sore, belasan mobil baru datang diangkut truk towing berjajar di jalan desa di antaranya tampak jenis mobil Toyota ada dalam video tersebut.