Nasional
SBY Turun Gunung Hadapi Isu Kudeta Partai Demokrat, Sebut Jokowi Tidak Terlibat: Partai Not For Sale
SBY Turun Gunung Hadapi Isu Kudeta Partai Demokrat, Sebut Jokowi Tidak Terlibat: Partai Not For Sale
Sulit mendapat keadilan
Walaupun demikian, SBY mengakui kerap kesulitan dalam mendapatkan keadilan.
"Meskipun sering tidak mudah untuk mendapatkan keadilan, tetaplah kita menjadi pihak yang menghormati konstitusi, hukum, dan tatanan yang berlaku," kata SBY.
"Sebagai warga negara, bukan sebagai mantan presiden, saya juga kerap menghadapi isu keadilan ini," tutur dia.
SBY membeberkan sejumlah peristiwa yang dialaminya dan tidak mendapat keadilan, antara lain rumahnya di kawasan Kuningan digeruduk pada 2017 dan saat ia mendapat fitnah jelang Pilkada DKI 2017.
Ia melanjutkan, pada Desember 2018, ratusan bendera dan baliho Demokrat direbahkan, dirobek, dan dibuang ke selokan. Saat itu, ia tengah menghadiri kegiatan partai di Pekanbaru.
"Waktu itu yang kami harapkan hanyalah tegaknya hukum dan keadilan. Sayang, keadilan itu hanyalah sebuah harapan," tutur Presiden keenam RI itu.
Selain itu, SBY juga mengaku difitnah secara politik terkait aksi unjuk rasa 212 yang berlangsung pada 2 Desember 2016.
SBY mengatakan, saat itu ada laporan yang disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.
Laporan itu menyebut SBY menunggangi dan mendanai aksi 212.
"Semuanya itu fitnah yang kejam, keterlaluan, dan 100 persen tidak benar. Saya bersedia bersumpah di hadapan Allah SWT. Saya juga siap dipertemukan dengan siapa pun yang memberikan laporan itu, kalau perlu di depan publik agar rakyat tahu siapa yang berdusta," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Saat SBY Turun Gunung Hadapi Isu Kudeta: Nyatakan Demokrat Tak Dijual hingga Sulit Cari Keadilan