Nasional

Jejak Gubernur Papua Lukas Enembe Masuk Papua Nugini Secara Ilegal, Politisi Demokrat Dukung Jokowi

Sosok Gubernur Papua Lukas Enembe yang Masuk Papua Nugini Secara Ilegal, Politis Demokrat Tapi Dukung Jokowi

Editor: eko darmoko
Kompas.com
Gubernur Papua Lukas Enembe 

SURYAMALANG.COM - Gubernur Papua Lukas Enembe jadi perbincangan umum setelah masuk ke Papua Nugini (PNG) secara ilegal atau lewat 'jalur tikus' pada Rabu (31/3/2021).

Lukas Enembe diduga melintasi 'jalur tikus' tanpa kelengkapan dokumen keimigrasian ke Papua Nugini (PNG), dikutip SURYAMALANG.COM dari Kompas.com.

Lukas Enembe mengaku lewat jalan tikus di belakang Pasar Skouw.

Keberadaan Lukas Enembe di PNG diketahui dari foto-fotonya yang beredar di media sosial.

Salah satu foto memperlihatkan Lukas berada di depan Medallion Hotel Vanimo, PNG.

Berikut adalah profil singkat dan fakta-fakta tentang karier Lukas Enembe :

Politisi Partai Demokrat

Lukas Enembe adalah Gubernur Papua dua periode yakni tahun 2013-2018 dan periode 2018-2023.

Ia lahir di Tolikara, Papua pada 27 Juli 1967.

Lukas pernah menjabat sebagai Bupati Puncak Jaya dan dikenal sebagai kader Partai Demokrat.

Pada Pilpres 2019, Lukas Enembe secara terang-terangan mendukung Jokowi walaupun partainya saat itu mendukung pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.

Sebelum pemilihan, Lukas Enembe menjanjikan 3 juta suara untuk Jokowi-Ma'ruf.

Janjinya terbukti, Jokowi meraup suara 3.021.713, Prabowo hanya 311.352.

Sedangkan di Papua Barat, Jokowi-Ma'ruf raup 508.997 suara Prabowo-Sandiaga: 128.732 30 suara.

Saat itu, Lukas Enembe bahkan menyebut hanya Jokowi yang memahami masalah Papua.

Gubernur Papua, Lukas Enembe
Gubernur Papua, Lukas Enembe (KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI)

Pernah jadi PNS

Lukas Enembe mengawali karier sebagai CPNS hingga PNS di Kantor Sospol Kabupaten Merauke.

Ia kemudian mulai berkarier di politik.

Pada tahun 2001, Lukas Enembe terpilih menjadi Wakil Bupati Kabupaten Puncak Jaya, mendampingi Eliezer Renmaur.

Di usia 40 tahun, Lukas Enembe berhasil menjadi Bupati Puncak Jaya pada usia 40 tahun.

Pada tahun 2013, ia maju menjadi calon Gubernur Papua pada 2013.

Lukas Enembe dan Klemen Tinal terpilih dan resmi memimpin Papua untuk periode 2013-2018.

Setelah menjabat selama lima tahun, Lukas Enembe dan Klemen Tinal kembali berpasangan untuk maju dalam Pilkada.

Untuk kedua kalinya, pasangan ini mempimpin Papua dengan meraih 1.939.539 suara atau 67,54 persen suara.

Lukas Enembe kembali menjabat sebagai Gubernur Papua untuk masa jabatan 2018-2023.

Ia juga tercatat sebagai Ketua DPD Partai Demokrat selama 3 periode.

Ditolak masuk asrama mahasiswa Papua di Surabaya

Pada tahun 2019, Lukas Enembe ditolak masuk asrama oleh mahasiswa Papua di Surabaya.

Kedatangan Lukas terkait kasus pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya pada Jumat (16/8/2019).

Peristiwa tersebut bahkan memicu kerusuhan di beberapa wilayah di Tanah Papua.

Saat itu mahasiswa Papua di Surabaya diteriaki dengan panggilan rasis oleh sejumlah oknum.

Lukas datang ke asrama bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indra Parawansa pada Selasa (27/8/2019) sore.

Namun mereka ditolak masuk ke dalam asrama.

Penghuni asrama menggedor pintu gerbang dari dalam.

Bahkan dari luar terlihat ada yang sudah mengangkat kursi lipat dan melempar kerikil.

Di saat bersamaan terdengar nyanyian Papua Merdeka dari asrama mahasiswa Papua.

Atas pertimbangan keamanan, rombongan kedua gubernur itu pun kembali masuk mobil dan meninggalkan lokasi.

Sementara polisi mencoba menenangkan dan meminta kerumunan wartawan untuk bubar dari depan asrama.

Ikut dalam rombongan tersebut, Kapolda Jawa Timur Irjen Luki Hermawan dan Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Wisnoe Prasetja Boedi.

"Jangan sederhanakan masalah Papua"

Terkait kasus tersebut, Gubernur Papua Lukas Enembe menegaskan bila masalah rasisme terhadap masyarakat Papua tidak bisa diselesaikan dengan hanya meminta maaf.

Ia meminta ada penanganan yang serius bagi para pelaku rasisme, yang dalam konteks ini adalah oknum-oknum yang meneriaki para mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, dengan panggilan rasis.

"Tidak bisa disederhanakan, menyelesaikan masalah Papua bukan seperti itu."

"Masalah Papua sudah rumit, rasisme itu terjadi bertahun-tahun kepada mahasiswa Papua di Jawa," ujar Enembe usai melantik 11 pejabat di Lingkungan pemprov Papua, di Jayapura, Selasa 920/08/2019).

Ia juga menyayangkan pernyataan presiden yang tidak tegas dan belum dapat mengobati hati masyarakat Papua yang sedang terluka.

"Presiden hari itu (harus) perintahkan orang-orangnya tangkap, itu baru benar."

"Tangkap mereka, ini bukan (masalah) baru, ini sudah lama, rasisme terhadap pemain sepak bola juga terjadi" katanya.

Bila tidak ada jaminan kemananan dan keadilan, Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat pun sudah memiliki opsi untuk memulangkan seluruh mahasiswa yang tengah berkuliah di luar Papua.

"Di NKRI kalau (masih ada) rasisme begitu saya akan tarik semua mahasiswa."

"Saya tadi bicara dengan Gubernur Papua Barat untuk mereka datang ke sini dan bicara di sini untuk atur mahasiswa ditaruh di Unipa dan Uncen, saya tarik semua baru taruh mereka di sini," tuturnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Profil Lukas Enembe, Dulu PNS Sekarang Jadi Gubernur Papua

Ke Papua Nugini Lewat Jalur Tradisional

Gubernur Papua Lukas Enembe mengaku pergi ke Vanimo, Papua Nugini, melalui jalur tradisional atau secara ilegal.

"Saya pergi untuk terapi saraf kaki, kalau saraf otak kita sudah terapi di Jakarta."

"Sama-sama konsul saya di sana, sejak hari pertama," ujar Lukas, saat dimintai keterangan.

Ia mengaku pergi ke PNG dengan menggunakan ojek melalui jalur tradisional di belakang Pasar Skouw.

"Saya naik ojek ke sana, sebenarnya itu salah, saya tahu karena orang lain tidak urus saya sehat," kata Lukas.

Ia bersama kerabatnya Hedrik Abodondifu, serta seorang wanita yang belum diketahui identitasnya kembali ke Indonesia melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, Kota Jayapura.

Gubernur menyeberang ke Indonesia dengan didampingi Konsulat RI untuk Vanimo, Allen Simarmata, Jumat (2/4/2021).

Gubernur Lukas Enembe sempat melalui pemeriksaan kesehatan di PLBN Skouw.

Sementara Konsulat RI untuk Vanimo, Allen Simarmata mengaku baru mengerahui keberadaan Gubernur Papua Lukas Enembe di Vanimo pada Kamis (1/4/2021).

"Beliau dua hari di sana, saya baru tahu kemarin," kata dia.

Sebelum menyeberang kembali ke Indonesia, Lukas Enembe cukup lama berada di titik batas PNG, ia menunggu di dalam mobil.

Informasi mengenai Gubernur Papua Lukas Enembe berada di PNG beredar sejak Kamis malam melalui media sosial.

Dalam foto yang tersebar, Lukas Enembe terlihat berada di depan Medallion Hotel Vanimo.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pergi ke Papua Nugini Lewat Jalur Tradisional, Gubernur Papua Lukas Enembe Mengaku Hendak Terapi Saraf

Berita terkait Lukas Enembe

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved