Breaking News

Berita Blitar Hari Ini

Nasib 6 Remaja yang Bikin Konten Prank Pocong di Blitar

Enam remaja membuat konten prank YouTube dengan berdandan pocong di rel KA Desa Kalipucung, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar,

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Polsek Sanankulon
Satu dari enam remaja diminta mempraktikkan menjadi pocong di halaman Polsek Sanankulon, Kamis (8/4/2021) malam. 

SURYAMALANG.COM, BLITAR - Enam remaja membuat konten prank YouTube dengan berdandan pocong di rel kereta api Desa Kalipucung, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Kamis (8/4/2021)

Polisi memberi pembinaan kepada enam remaja yang rata-rata berusia 15-16 tahun dan berstatus pelajar itu.

Kemudian polisi mengembalikan enam remaja tersebut ke orang tuanya. 

Polisi sempat minta satu dari enam remaja itu mempraktikkan menjadi pocong dan melompat-lompat di halaman Polsek Sanankulon. 

"Kami sempat membawa mereka ke Polsek untuk diberi pembinaan. Kami juga memanggil orang tuanya."

"Kami suruh mereka membuat surat pernyataan tidak mengulangi perbuatannya," kata AKP Wahono, Kapolsek Sanankulon kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (9/4/2021). 

Wahono mengatakan tindakan enam remaja itu membahayakan diri sendiri dan orang lain. 

Apalagi, mereka membuat konten prank dengan berdandan pocong di rel kereta api Desa Kalipucung. 

"Kalau ada kereta lewat, mereka bisa celaka. Orang yang ditakut-takuti kalau terkejut juga bisa jatuh," ujarnya. 

Dikatakannya, kasus itu bermula dari laporan masyarakat terkait prank pocong

Masyarakat menginformasikan ke Polsek ada sekelompok remaja sedang membuat konten prank YouTube dengan berdandan pocong di lokasi. 

Polisi bersama masyarakat kemudian mengecek ke lokasi dan ternyata benar ada sekelompok remaja satu di antaranya berdandan pocong

"Warga mengetahui aksi para remaja itu sudah dua hari ini. Akhirnya warga menginformasikan ke Polsek," katanya. 

Menurut Wahono, para remaja itu berpura-pura berdandan seperti pocong untuk menakut-nakuti warga yang lewat di lokasi. 

Tujuan aksi para remaja itu untuk membuat konten prank di YouTube agar terkenal dan punya banyak subscriber sehingga bisa menghasilkan uang. 

"Mereka sudah berjanji tidak mengulangi perbuatannya," katanya.

Sumber: SuryaMalang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved