Kapal Selam Nanggala Hilang
Ditemukan Perangkat Salat Milik ABK KRI Nanggala-402, Dinyatakan Tenggelam Setelah 72 Jam Pencarian
Panglima TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, isyarat subsunk (tenggelam) untuk KRI Nanggala-402 dinyatakan setelah melakukan pencarian selama 72 jam.
SURYAMALANG.COM - Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan utara Pulau Bali dinyatakan tenggelam oleh TNI.
Panglima TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, isyarat subsunk (tenggelam) untuk KRI Nanggala-402 dinyatakan setelah melakukan pencarian selama 72 jam.
"Pagi dini hari tadi merupakan batas akhir live support berupa ketersediaan oksigen di KRI Nanggala selama 72 jam."
"Unsur-unsur TNI AL telah menemukan tumpahan minyak dan serpihan yang menjadi bukti otentik menuju fase tenggelamnya KRI Nanggala," ujar Hadi dalam konferensi pers, Sabtu (24/4/2021).
Adapun barang-barang yang ditemukan yaitu pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, dan di botol oranye pelumas periskop kapal selam.
Ditemukan juga alat yang dipakai ABK Nanggala untuk salat dan spons untuk menahan panas pada presroom.
"Dengan adanya bukti otentik Nanggala, maka pada saat ini kita isyaratkan dari submiss menjadi subsunk," ujar Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono.
Diberitakan sebelumnya, kapal selam milik Indonesia yaitu KRI Nanggala-402 hilang kontak pada Rabu (21/4/2021) dini hari.
Kapal ini merupakan salah satu kapal selam yang resmi menjadi bagian dari alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia pada 1981.
Berdasarkan keterangannya, KRI Nanggala-402 diperkirakan hilang di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali, sekitar pukul 03.00 waktu setempat.
Kapal selam ini membawa 53 orang yang terdiri dari 49 ABK, seorang komandan satuan, dan tiga personel senjata.
Adapun kapal hilang kontak saat komandan pelatihan hendak memberikan otoritas penembakan terpedo.
Sebanyak 21 KRI dan helikopter dikerahkan untuk mencari keberadaan KRI Nanggala-402.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Setelah Pencarian 72 Jam, KRI Nanggala-402 Dinyatakan Tenggelam, Sejumlah Barang Ditemukan

Indonesia Banjir Tawaran Bantuan dari Negara Sahabat
Terkait hilang kontaknya Kapal selam KRI Nanggala-402, Indonesia banjir tawaran bantuan dari negara sahabat dalam upaya proses pencarian.
Dikutip SURYAMALANG.COM dari Tribun Bali, setidaknya ada lebih dari sembilan negara yang sudah memberikan penawaran untuk mencari keberadaan kapal selam berjuluk monster laut itu.
Sebut saja mulai dari Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Turki, India, Rusia, Australia dan negara lain.
Hal itu disampaikan Kapuspen TNI, Mayjen Achmad Riad, dalam press conference di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis (22/4/2021) siang.
"Ada penawaran bantuan dari negara sahabat, yang pertama dari Singapura berupa kapal Swift Rescue atau penyelamat kapal selam diperkirakan akan tiba di lokasi pada tanggal 24 April, kemudian Malaysia juga menawarkan kapal rescue Mega Bakti akan tiba pada tanggal 26 April," kata Riad.
Ia menambahkan, selain dua negara sahabat itu, masih ada negara-negara lain yang juga menawarkan bantuan dalam pencarian KRI Nanggala-402.
Terkait hal tawaran bantuan ini, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga sudah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi.
Posko crisis center sebagai pusat pelayanan informasi dari hilang kontaknya Kapal Selam KRI Nanggala-402 akan didirikan di dua lokasi berbeda.
"Sebagai posko crisis center itu direncanakan akan dibuka di Mako Armada II Surabaya dan juga direncanakan akan dibuka di Lanal Banyuwangi."
"Beberapa peralatan-peralatan pendukung seperti ambulans, hyperbaric chamber juga kita siapkan."
"Kita akan kerahkan semua sumber daya yang ada dan semua peralatan yang ada, Indonesia punya peralatan canggih yang ada di KRI Rigel dibantu juga KRI Wisnu yang akan membawa peralatan yang mendeteksi bawah laut sampai 600 meter," imbuh Riad.
Kronologi Hilangnya KRI Nanggala-402
Riad menjelaskan, pada pukul 03.46, KRI Nanggala 402 melakukan penyelaman.
"Pukul 03.46 KRI Nanggala 402 melakukan penyelaman," kata Riad, dikutip dari tayangan Kompas TV, Kamis (22/4/2021).
Kemudian, pada pukul 04.20, para awak kapal melaksanakan penggenangan peluncur terpedo.
"Kemudian pukul 04.00 melaksanakan penggenangan peluncur torpedo nomor 8, bukan rudal," jelas Riad.
Lalu pada pukul 04.25, komandan gugus tugas latihan akan memberikan otorisasi penembakan torpedo.
Menurut Riad, saat akan dilaksanakan otorisasi peluncuran torpedo itulah KRI Nanggala 402 hilang kontak.
"Yang merupakan komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala 04.25 saat komandan gugus tugas latihan akan memberikan otorisasi penembakan torpedo."
"Di situlah komunikasi dengan Nanggala terputus," ungkap Riad menambahkan.
Di sisi lain, Riad juga meluruskan simpang siur informasi terkait proses pencarian kapal selam ini.
Seperti laporan yang menyebut ada pergerakan yang terdeteksi di bawah air oleh KRI Raden Eddy Martadinata (331) juga temuan minyak dan batu bara disekitarnya.
Menurut Riad, temuan tersebut tidak cukup mengindentifikasi itu merupakan kapal selam.
"Ada laporan di samping temuan minyak KRI REM 331, melaporkan telah terdeteksi pergerakan di bawah air dengan kecepatan 2,5 knot."
"Kontak tersebut kemudian hilang sehingga masih tidak cukup untuk mengidentifikasi kontak dimaksud sebagai kapal selam," katanya.
Baca juga: TNI AL Sebut Pasokan Oksigen Kapal Selam Nanggala 402 Aman untuk 53 Awaknya
Untuk itu, ia menegaskan temuan-temuan tersebut tidak bisa menjadi rujukan.
Terlebih adanya berita yang menyebut KRI Nanggala 402 sudah ditemukan.
"Jadi saya tegaskan kembali berbagai berita yang disampaikan sudah ditemukan 21 jam itu sebenarnya belum bisa digunakan sebagai dasar."
"Oleh karena itu saya berharap kepada rekan-rekan media untuk tidak membuat analisa."
"Tidak memberitakan yang mungkin belum dipastikan kebenarannya sehingga memberikan ketenangan kepada masyarakat khususnya informasi ini," tegasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul UPDATE: Selain Singapura, Negara-negara Ini Juga Tawarkan Bantu Pencarian KRI Nanggala-402