Sate Sianida, Kasus Sate Beracun yang Tewaskan Anak Driver Ojol Bantul Sudah Diketahui Kandungannya
Seperti kasus kopi sianida yang menghebohkan Indonesia, kini ada kasus sate sianida atau sate beracun yang menewaskan bocah 8 tahun, anak driver ojol
SURYAMALANG.COM - Kasus sate beracun yang membuat anak driver Ojol tewas usai memakannya saat buka puasa memasuki babak baru dengan diketahuinya jenis racun dalam sate itu.
Sate beracun yang menewaskan anak driver ojol di Bantul Yogyakarta, Naba Faiz Prasetya (8), itu bisa jadi disebut sebagai sate sianida.
Sama seperti kasus kopi sianida yang menghebohkan Indonesia beberapa tahun lalu, kini kasus sate sianida atau sate beracun yang menewaskan bocah 8 tahun itu terus didalami oleh polisi.
Dugaan kandungan racun sianida dalam sate beracun yang didapat driver ojol dari sosok misterius pemesan ojek secara offline itu diketahui setelah dilakukan uji laboratorium.
Dari hasil pemeriksaan di Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), paket sate maut yang diberikan oleh seorang perempuan muda tersebut positif mengandung racun jenis C.
Hasil itu laboratorium itu sudah diserahkan kepada polisi pada Kamis 28 April 2021.
Dosen Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr Arief Nurrochmad, MSi, MSc, Apt menjelaskan terkait racun jenis C ini.
Menurutnya, racun jenis C merujuk kepada struktur kimia yang kebanyakan mengandung CN atau sianida.
Namun, bentuk sianida bisa bermacam-macam, semisal gas, kristal, dan cair.
"Racun jenis C merujuk ke struktur kimia dari yang kebanyakan mengandung sianida. Sianida ada yang bentuknya gas, kristal, cair," kata Arief kepada Tribunjogja.com, Jumat (29/4/2021).
Ia menambahkan, jenis racun tersebut memang banyak ditemukan di masyarakat dan rumah tangga.
Semisal di dalam pestisida, racun tikus, racun ikan, dan sebagai penyepuh emas atau perak.
Walaupun banyak pula ditemukan secara alami di beberapa tanaman, semisal singkong, juga asap rokok.
Ditanya tentang sifat zat racun tersebut, Arief menjelaskan sianida tidak memiliki bau.
Namun, jika dicampur ke dalam makanan atau cairan, rasanya seperti kacang almond pahit atau seperti makanan gosong.
"Memang ini racun yang tidak berbau. Istilah umumnya disebut silent killer," imbuhnya.
Kronologi Kasus
Kejadian itu bermula Bandiman, ayah korban, yang merupakan driver ojek online tengah beristirahat di sekitar Masjid daerah Gayam, Yogyakarta.
Tiba-tiba datang seorang perempuan muda yang bermaksud meminta tolong mengantarkan paket takjil.
Dari pengakuannya, perempuan itu berciri-ciri masih muda, berkulit putih, dengan tinggi sekitar 160 cm dan mengenakan hijab dan baju berwarna krem.
"Dia mengatakan bahwa tidak punya aplikasi, dan meminta mengirimkan paket takil ke seseorang bernama Tomi di Villa Bukit Asri, Sembungan, Kasihan, Bantul," ujarnya saat ditemui Selasa (27/4/2021).
Bandiman pun menyanggupi permintaan tersebut.
Perempuan itu pun menanyakan berapa tarif untuk mengantarkan paket berisi sate dan snack tersebut.
"Saya minta Rp 25 ribu, lalu saya dikasih Rp 30 ribu. Saya juga minta nomor HP orang yang dituju. Dan minta nama si pengirim, dia mengatakan bahwa pengirim atas nama Hamid dari Pakualaman," ujarnya.
Bandiman pun mengantarkan paket tersebut, namun sesampai di alamat yang dituju, rumah orang yang bernama Tomi tersebut terlihat sepi.
Bandiman pun berusaha menghubungi Tomi.
"Setelah saya hubungi, benar yang mengangkat bernama Tomi dan alamatnya juga benar. Tapi dia mengatakan bahwa tidak merasa memiliki teman yang bernama Hamid di Pakualaman. Lalu Tomi mengatakan bahwa paket tersebut untuk saya saja untuk berbuka puasa," paparnya.
Bandiman pun pulang dengan membawa paket makanan tersebut.
Sesampainya di rumah, ia bertemu dengan anaknya, Naba yang baru pulang dari masjid.
Naba membawa bungkusan gudeg untuk berbuka puasa.
"Kebetulan anak saya tidak begitu suka gudeg, anak saya memberikan gudeg ke saya itu dan memilih sate yang saya bawa. Tapi saya sempat makan dua tusuk sate, anak saya yang besar juga, tapi tidak merasakan apa-apa."
"Anak saya (Naba) kemudian disuapin istri saya, pakai lontong dengan bumbu sate. Tiba-tiba anak saya mengeluh pahit dan panas.
Lalu lari ke kulkas untuk minum, tapi sampai dapur dia terjatuh, istri saya mutah-mutah," katanya.
Melihat anaknya tak sadarkan diri, Bandiman pun langsung melarikan anaknya ke RS Wirosaban.
Di perjalanan Naba sempat mengeluarkan buih dari mulutnya.
"Ditangani sekitar seperempat jam, mengatakan sudah tidak tertolong lagi. Kalau kata dokter itu positif kena racun, tapi racunnya apa masih menunggu hasil lab," tuturnya.
Istri Bandiman yang bernama Titik Rini (43) juga mengeluhkan hal yang sama, ia sempat memuntahkan sate tersebut.
Titik juga sempat mendapat perawatan dokter dan keadaannya berangsur membaik dan diperbolehkan pulang pada Minggu malam.
Atas kasus tersebut, Bandiman melapor ke kepolisian.
"Kami berharap kasus ini benar-benar sampai tuntas karena ini sudah merenggut nyawa anak saya. Jangan sampai ini terulang pada driver-driver yang lain," tutupnya.
Kisah kasus sate beracun yang menewaskan anak driver Ojol ini sempat virak ketika diunggah di media sosial Facebook.
Polisi segera turun tangan dan memburu sosok perempuan misterius yang meminta Bandiman mengantar bungkusan sate maut itu.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com