Profil Singkat Partai Ummat, Partai Gelora, dan Partai Masyumi Reborn

Tiga partai baru siap meramaikan peta politik Indonesia. Tiga partai itu adalah Partai Ummat, Partai Gelora, dan Partai Masyumi Reborn.

Editor: Zainuddin
Partai Ummat, Partai Gelora, dan Partai Masyumi Reborn siap meramaikan peta politik Indonesia. 

SURYAMALANG.COM - Tiga partai baru siap meramaikan peta politik Indonesia.

Tiga partai itu adalah Partai Ummat, Partai Gelora, dan Partai Masyumi Reborn.

Tiga partai ini sama-sama bernafaskan Islam dan diisi oleh orang-orang lama jebolan partai sebelumnya.

Berikut profil Partai Gelora, Partai Masyumi Reborn, dan Partai Ummat:

1. Partai Gelora

Partai Gelombang Rakyat Indonesia atau Partai Gelora Indonesia berdiri pada 28 Oktober 2019 atau beberapa bulan setelah Pemilu 2019.

Partai Gelora didirikan 99 orang dari 34 provinsi dan dideklarasikan dalam acara konsolidasi nasional di Jakarta pada 10 November 2019.

Sejumlah mantan pentolan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bergabung Partai Gelora.

Misalnya Anis Matta yang merupakan pendiri Partai Keadilan atau PKS atau Fahri Hamzah sebagai sosok yang vokal di PKS.

Awalnya, Anis Matta dan Fahri Hamzah mendirikan ormas Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) pada 2017.

Anis Matta menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gelora, sedangkan Fahri Hamzah menjadi Wakil Ketua Umum Partai Gelora.

Tokoh PKS lain yang ikut bergabung dalam Partai Gelora adalah Achmad Rilyadi yang kini menjadi Bendahara Umum.

Saat ini Partai Gelora telah resmi menjadi partai politik setelah mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) pada 2020.

SK bernomor M.HH-11.AH.11.01 Tahun 2020 telah diserahkan Menkumham Yasonna H Laoly kepada Anis Matta.

Dikutip dari Kompas.com, Sekretaris Jenderal Partai Gelora, Mahfuz Sidik mengatakan, pada 31 Maret 2020, Partai Gelora mendaftarkan diri ke Kemenkumham sebagai partai politik.

Partai Gelora, kata dia, mendaftarkan kepengurusan pusat dan kepengurusan daerah, di antaranya 34 DPW, 484 DPD, dan 4.394 DPC.

Sebelumnya, Mahfuz Sidik juga mengakui, partainya memiliki kesamaan dengan PKS yang sebelumnya menjadi rumah bagi para kader mereka.

Sebab, sebagian besar anggota dan pengurus Partai Gelora dulunya memang kader dan pengurus PKS.

Namun, Mahfudz mengatakan tetap ada perbedaan antara PKS dan Gelora.

"Bedanya sederhana saja. Gelora Indonesia ini PKS yang lebih mengindonesia. Itu saja," kata Mahfudz dalam rilis survei Indo Barometer di Century Park Hotel, Jakarta, Minggu (23/2/2020).

Meskipun sebagian besar kader Gelora dulunya kader PKS, Mahfudz mengatakan, Partai Gelora mengusung asas Pancasila, bukan Islam.

Mahfudz menambahkan, Partai Gelora menyadari umat Islam merupakan kelompok mayoritas dalam perpolitikan Indonesia.

Kendati demikian, Partai Gelora tetap berupaya tampil sebagai partai yang juga berjiwa nasionalis.

2. Partai Masyumi Reborn

Partai Partai Masyumi Reborn deklarasi pada 7 November 2020.

Deklarasi Partai Masyumi Reborn bertepatan dengan hari ulang tahun ke-75 partai yang didirikan pada 1945.

Partai Masyumi sudah pernah ada atau berdiri setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Namun, Presiden Soekarno membubarkan Masyumi lewat Kepres 200/1960 karena beberapa anggotanya terlibat dalam pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).

Dalam deklarasi 'kelahiran kembali' Partai Masyumi dihadiri sejumlah tokoh islam.

Di antaranya Ketua Persiapan Pendirian Partai Islam Ideologis (Masyumi Reborn) Masri Sitanggang, mantan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua, dan deklarator Partai Ummat Amien Rais.

Adapun kegiatan deklarasi ditandai dengan pembacaan naskah deklarasi oleh Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII), A Cholil Ridwan.

"Kami yang bertanda tangan di bawah ini, mendeklarasikan kembali aktifnya Partai Politik Islam Indonesia yang dinamakan Masyumi," kata Cholil dalam deklarasi yang disiarkan secara virtual.

Cholil berjanji, melalui Partai Masyumi, ajaran dan hukum Islam akan berjalan di Indonesia.

"Semoga Allah meridhoi perjuangan Masyumi hingga meraih kemenangan di Indonesia," ujar dia.

Sementara itu, Partai Masyumi Reborn juga telah membentuk struktur kepengurusan dewan pimpinan pusat (DPP) untuk periode 2021-2026.

Eks pentolan PPP, Ahmad Yani didapuk menjadi ketua umum.

Pria yang juga menjadi Ketua Komite Eksekutif Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu didampingi oleh lima wakil ketua umum.

Satu di antaranya Alfian Tanjung yang pernah terseret kasus ujaran kebencian terhadap Gerakan Pemuda Ansor dan Banser.

Ahmad Yani pun menargetkan, Masyumi dapat mengikuti Pemilu 2024 dan lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold).

"Tentunya kami namanya partai politik akan menyiapkan diri sebagai badan hukum dan sebagai peserta pemilu."

"Tidak hanya target ikut Pemilu, tetapi kami terget akan lolos dari parliamentary threshold, walaupun Masyumi menentang konsep itu," kata Ahmad Yani saat dihubungi Tribunnews, Senin (30/3/2021).

Dalam waktu dekat, Ahmad Yani akan melengkapi susunan kepengurusan Partai Masyumi agar sah sebagai badan hukum partai politik.

Dia menyebut, Partai Masyumi nantinya akan diisi oleh para kaum milenial.

"Saya minta Partai Masyumi ini tidak ditekankan partai lama, partai orang tua. Saya minta komposisi kepengurusan untuk diisi 55 persen anak anak muda di bawah 40 tahun lah," ucapnya.

3. Partai Ummat

Partai Ummat baru saja dideklarasikan oleh Amien Rais pada Kamis (29/4/2021).

Dalam deklarasi yang digelar di Yogyakarta, tampak sejumlah tokoh ikut hadir, seperti Neno Warisman, Tasniem Rais, hingga Ustaz Ansufri Idrus Sambo.

"Saya deklarasikan Partai Ummat di persada bumi pertiwi Indonesia yang kita cintai bersama," ujar Amien Rais.

Mantan Ketua MPR itu lantas menegaskan Partai Ummat akan berjuang dan berkorban demi menegakkan keadilan dan melawan kezaliman.

"Kami Partai Ummat bersama anak bangsa lainya insyaallah akan bekerja, berjuang dan berkorban apa saja untuk melawan kezaliman dan menegakkan keadilan," kata Amien Rais.

Sebagai ketua umum, Amien Rais menunjuk menantunya Ridho Rahmadi yang merupakan suami Tasniem Rais.

Sementara ia sendiri menjadi Ketua Majelis Syuro.

Tokoh lain yang bergabung dengan Partai Ummat adalah mantan Ketua Umum PBB, MS Kaban dan kini menduduki posisi wakil ketua I Majelis Syuro.

Ada pula Buni Yani, tokoh yang pernah terlibat dalam kasus penyebaran video ujaran kebencian Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) juga mantan kader PAN, Mustofa Nahrawardaya.

Belum sepekan Partai Ummat berdiri, gerakan politik terlihat di berbagai daerah di nusantara.

Sejumlah daerah menunjukkan geliat menyambut partai bentukan Amien Rais ini.

Wakil Ketua Umum Partai Ummat, Agung Mozin mengungkapkan, inisiator Partai Ummat di seluruh Indonesia terbanyak dari PAN.

"Migrasi inisiator Partai Ummat yang berasal dari berbagai partai dan terbesar adalah PAN," ujar Agung saat dihubungi Tribunnews, Minggu (2/5/2021).

"Mereka itu adalah inisiator dan 66,7 persen itu adalah dari PAN," lanjutnya.

Berdasarkan data yang dijelaskan Agung, per Sabtu (1/5/2021) kemarin, sudah ada 1.137 data yang diinput.

Dari 1.137 orang, sebanyak 66,7 persen atau 158 orang inisiator berasal dari kader PAN.

Setelah PAN, sebanyak 6,3 persen atau 15 orang berasal dari Partai Gerindra, 5,9 persen atau 14 orang berasal dari Partai Bulan Bintang (PBB), kemudian 5,5 persen atau 13 orang berasal dari Partai Golkar.

Agung meyakini, jumlah kader PAN yang bergabung ke Partai Ummat akan semakin banyak.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul PROFIL 3 Partai Baru di Indonesia: Partai Gelora, Partai Masyumi Reborn, dan Partai Ummat, https://www.tribunnews.com/nasional/2021/05/03/profil-3-partai-baru-di-indonesia-partai-gelora-partai-masyumi-reborn-dan-partai-ummat?page=all

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved