OTT KPK Bupati Nganjuk
Kasus Suap Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat,Hampir Semua Desa Setor Tarif Jabatan Mulai Rp10 Juta
Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto menyebut Novi Rahman Hidayat mematok tarif atau harga dari Rp10-150 juta untuk pengisian jabatan
'Tidak Diakui' Partai Pengusung
Seperti diberitakan sebelumnya, Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidayat, kena operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Bareskrim Polri atas dugaan jual beli jabatan pada Minggu (9/5/2021).
Dikutip dari laman resmi Pemkab Nganjuk, Novi Rahman Hidayat lahir di Nganjuk, Jawa Timur, pada 2 April 1980.
Ia bertempat tinggal di Dusun Bedingin, Desa Sukorejo, Loceret, Nganjuk.
Novi saat ini tengah menjabat sebagai Bupati Nganjuk periode 2018-2023.
Novi maju Pilkada 2018 bersama Marhaen Djumadi.
Keduanya diusung tiga partai, yakni PDIP, PKB, dan Hanura.
Meski diusung oleh 3 partai, 2 partai besar pengusung Bupati Novi kini menyebut Bupati Nganjuk itu bukan kader mereka.
Dua partai besar besar yang mengusung Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat dalam pencalonannya dulu, kini sama-sama angkat tangan pasca OTT KPK, MInggu (9/5/2021).
Lalu Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat dari partai apa?
PKB maupun PDI Perjuangan yang mengusung nama Novi Rahman Hidayat dalam Pilkada pencalonannya dulu sama-sama tak mengakui Novi sebagai kader partai mereka.
Nampaknya status kepartaian dari Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat masih belum dapat dipastikan.
"Tidak ada KTA atas nama Novi. Yang jadi kader dan pengurus PDI Perjuangan itu Pak Marhaen Djumadi, wakil bupati Nganjuk," kata Wakil Ketua DPD PDIP Jatim Deni Wicaksono dalam keterangan resminya, Senin (10/5/2021).
Pada Pilkada Nganjuk 2018, Novi yang berlatar belakang pengusaha berpasangan dengan Marhaen Djumadi sebagai calon wakil bupati.
Marhaen adalah kader PDI Perjuangan, dan kini menjabat sebagai wakil ketua DPD PDIP Jatim.