Wawancara Eksklusif

Kisah Adik Mahfud MD Jadi Rektor Unitomo Surabaya (2/2), Cita-Cita Dokter Spesialis Tak Keturutan

Rektor Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya Dr Siti Marwiyah SH MH mengungkapkan dirinya tidak pernah bercita-cita menjadi dosen.

Editor: isy
saiful sholichfudin/suryamalang.com
Rektor Universitas Dr Soetomo Surabaya (Unitomo), Dr Siti Marwiyah SH MH, di ruang kerja Rektor Unitomo Surabaya, Senin (7/6/2021). 

Wawancara Eksklusif
Reporter: Zainal Arif
Editor: Irwan Sy

SURYAMALANG.COM | SURABAYA - Rektor Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya Dr Siti Marwiyah SH MH mengungkapkan dirinya tidak pernah bercita-cita menjadi dosen.

Adik bungsu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, ini awalnya ingin menjadi dokter.

Ini karena di Madura saat itu sangat jarang ada dokter spesialis, sehingga ketika ada warga yang sakit harus menjalani perawatan di Surabaya.

Namun perjalanan hidup perempuan yang biasa disapa dengan sebutan Bu Iyat ini memang berbeda dari apa yang dicita-citakan.

Baca juga: Kisah Adik Mahfud MD Jadi Rektor Unitomo Surabaya (1/2), Dr Siti Marwiyah Mengaku sebagai Petani

Gagal masuk Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), ia kemudian disarankan oleh kakaknya untuk kuliah di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

Dari situlah kerie Bu Iyat menjadi dosen di Fakultas Hukum Unitomo dimulai hingga akhirnya diberi amanah memimpin kampus di Semolowaru itu. 

Kini ia pun bertekad memajukan Unitomo menjadi kampus unggul. 

Selengkatnya simak kelanjutan wawancara khusus Pemimpin Redaksi Tribun Jatim/Wakil Pemimpin Redaksi Harian Surya Tri Mulyono dengan Bu Iyat di Ruang Rektor Unitomo, Senin (7/6/2021):

SURYA: Apa sih enaknya jadi dosen?
Bu Iyat: Menurut saya pribadi, senang jadi dosen karena bisa menularkan ilmu.

SURYA: Menurut informasi, dosen sebetulnya bukan cita-cita ibu ya?
Bu Iyat: Awalnya memang saya berkeinginan menjadi dokter karena di daerah Madura dulu jarang ada dokter spesialis sehingga banyak pasien yang tidak tertangani dan harus dilarikan ke Surabaya.

Namun begitu saya gagal masuk Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, kemudian saya disarankan Pak Mahfud MD untuk mengambil jurusan Fakultas Hukum di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

SURYA: Menurut ibu apa pelajaran terpenting yang diperoleh dari Pak Mahfud?
Bu Iyat: Beliau mengajarkan tentang etika dan bagaimana cara melakukan pengabdian terhadap orang tua.

Keistikamahan dalam beribadah di mana setiap malam mengaji tidak pernah lepas. Beliau juga orangnya sangat cerdas di mana pemikiran-pemikiran tentang hukum menjadi inspirasi bagi diri saya.

SURYA: Sebagai pakar hukum, kira-kira penegakan hukum di Indonesia ke depan akan seperti apa?
Bu Iyat: Saya kira saat ini pemerintah punya perhatian untuk pelaksanaan penegakan hukum agar berjalan lebih baik. Sudah ada upaya dari pemerintah walaupun masih belum terjangkau semuanya, tapi dari kejaksaan dan pengadilan sudah ada komitmen yang diperlihatkan termasuk pimpinan negara tertinggi yaitu presiden RI.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved