Berita Gresik Hari Ini

Emak-Emak 3 Anak di Gresik 'Berjihad' Jadi Relawan Pemulasaraan Jenazah, Sempat Ditentang Keluarga

Tidak ada raut kesedihan di wajah Juliati dalam pengukuhan relawan pemulasaraan jenazah Covid-19 di halaman kantor Bupati Gresik.

Editor: isy
willy abraham/suryamalang.com
Juliati (kiri) menjadi relawan pemulasaraan jenazah Covid-19 Gresik demi amal saleh, Rabu (21/7/2021). 

Berita Gresik Hari Ini
Reporter: Willy Abraham
Editor: Irwan Sy (ISY)

SURYAMALANG.COM | GRESIK - Tidak ada raut kesedihan di wajah Juliati dalam pengukuhan relawan pemulasaraan jenazah Covid-19 di halaman kantor Bupati Gresik.

Dia berdiri di depan mewakili kaum perempuan secara simbolis mengenakan jaket bertulis relawan.

Wanita berusia 49 tahun ini adalah seorang ibu rumah tangga yang tiga orang anak dan cucu yang tinggal di kawasan Perum Permata Suci, Desa Suci, Kecamatan Manyar.

Dia terpanggil melihat angka kasus kematian Covid-19 tinggi.

Banyak tenaga kesehatan kewalahan.

Pasalnya sebelum pandemi Covid-19, dia adalah petugas pemulasaraan jenazah di tempat tinggalnya.

Kala itu ia menjalankan tugasnya tanpa mengenakan peralatan lengkap.

Hal itu berbeda dari yang didapatnya sekarang.

"Saya tidak punya APD selama ini. Saya berpikir bagaimana mengamalkan ilmu saya, selama setahun. Karena merasa rugi, punya pengetahuan dan keahlian tapi tidak bisa mengaplikasikan karena tidak punya APD. Tidak ikut membantu," kata dia.

Ketika Pemkab Gresik membuka pendaftaran melalui media sosial, perempuan berhijab ini langsung terpanggil.

Dia meminta restu ke anak-anaknya.

Penolakan keras datang dari anak kedua.

Melarang keras, karena lebih sayang dengan kondisinya sebagai seorang ibu.

Wanita berkacamata ini berusaha memberikan pemahaman dari hati ke hati, suami dan tiga anaknya menyetujui.

“Saya katakan pada anak, suami dan anak saya yang sudah berkeluarga. Ibu butuh amalan, bekal kepada Allah. Kalian boleh tidak mengizinkan ibu karena sayang.  Tapi yang menentukan sakit semua Allah. Meskipun kita tidak mati karena Covid-19, karena setiap orang hidup pasti akan mati. Akhirnya kemantapan saya, suami, dan anak-anak kemudian menyetujui. Demi amal saleh saya semasa hidup bekal di akhirat ,”tegas Yulianti dengan mata berkaca-kaca.

Ia begitu mantap mengamalkan ilmu dan pengetahuan karena pemerintah Kabupaten Gresik memberikan fasilitas, mulai dari alat pelindung diri hingga kesehatan mendapatkan perhatian termasuk insentif. 

Dalam sepekan, para relawan bekerja selama lima hari.

Setiap tiga hari mereka menjalani swab antigen.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved