Harimau Sumatera Taman Safari Prigen Melahirkan 2 Anakan, Diberi Nama Isyana dan Aura
Taman Safari Prigen (TSP) merilis kabar kelahiran dua bayi Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrama), Kamis (29/7/2021) sore.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: eben haezer
SURYAMALANG, PASURUAN - Taman Safari Prigen (TSP) merilis kabar kelahiran dua bayi Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrama), Kamis (29/7/2021) sore.
Ini menjadi kabar bahagia bagi TSP sebagai lembaga konservasi satwa yang konsisten breeding satwa menjelang peringatan Global Tiger Day.
Dua bayi harimau yang baru saja lahir ini berjenis kelamis betina. Mereka lahir dengan proses normal. Keduanya lahir dari indukan bernama Praja dan Dini.
Satu bayi harimau diberi nama Isyana langsung dari Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf. Isyana adalah nama dinasti yang pernah menguasai Pasuruan di zaman kerajaan Kalingga.
Satu bayi lainnya diberi nama Aura. Nama ini diberikan oleh masyarakat yang mengikuti sayembara pemberian nama satwa. Aura ini memiliki makna positif.
Kelahiran dua bayi harimau sumatera ini baru pertama kalinya di TSP. Ini menjadi sejarah sekaligus menambah koleksi harimau sumatera menjaei empat ekor.
Harimau Sumatera masuk dalam status Kritis (Critically Endangered). Berdasarkan data tahun 2004, jumlah populasi Harimau Sumatera di alam bebas hanya sekitar 400 individu.
Harimau Sumatera menghadapi dua jenis ancaman untuk bertahan hidup. Pertama, mereka kehilangan habitat karena tingginya laju deforestasi.
Kedua, terancam oleh perdagangan ilegal dimana bagian-bagian tubuhnya diperjualbelikan dengan harga tinggi di pasar gelap untuk obat tradisional, perhiasan, jimat, dan dekorasi.
"Saat ini kedua anakan dirawat oleh sang induk. Setiap harinya keeper membantu mereka berjemur," kata Curator Life Science Taman Safari Prigen, drh Ivan Chandra.
Sedangkan induknya diberikan moloco sebagai pelancar ASI. Disampaikan dia, kondisi dua satwa yang baru saja lahir ini sehat sekali.
Terpisah, General Manager TSP dan Baobab Safari Resort, Diaz Yonadie menuturkan ini menjadi daftar keberhasilan TSP dalam breeding.
Utamanya, kata dia, pengembangbiakan satwa endemic Indonesia. Ini menjadi bukti bahwa TSP selalu berkomitmen dalam konservasi satwa.
“Meskipun tutup sementara akibat PPKM, TSP terus berkomitmen konservasi merawat satwa yang ada,” tutur GM TSP dan Baobab Safari Resort, Diaz Yonadie.
Seperti diketahui, TSP tutup sementara sejak 3 Juli sampai 2 Agustus 2021. Selama itu pula, TSP tidak asa pemasukan dari penjualan tiket pengunjung seperti biasa.
Kendati begitu, perawatan dan pemeliharaan satwa tetap menjadi prioritas utama, mengingat peran sebagai Lembaga Konservasi di bawah TSI Group.
Para keeper (perawat satwa), tim medis, dan kurator tetap bekerja disesuaikan dengan prosedur tanggap COVID-19. Mereka diwajibkan mengenakan double masker kain.
Selain itu, menjaga kebersihan (mencuci tangan dengan sabun dan hand sanitizer) saat berada di area TSP. Manajemen juga rutin menyemprotkan cairan disinfektan.
“Jika ada masyarakat yang berdonasi dengan mengirimkan pakan maupun cash money, kami persilahkan. Ataupun jika ada yang berminat menjadi orangtua asuh juga kami persilahkan,” lanjutnya. (lih)