Kisah Greysia Polii Nyaris Pensiun dari Badminton dan Bertemu Apriyani Rahayu, Kini Raih Medali Emas

Kisah Greysia Polii nyaris pensiun dari Badminton dan bertemu Apriyani Rahayu, kini berhasil bawa pulang medali emas di Olimpiade Tokyo 2020

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/kolase Instagram AFP/ALEXANDER NEMENOV/NOC INDONESIA
Greysia Polii (kanan) dan Apriyani Rahayu peraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Kisah Greysia Polii nyaris pensiun dari badminton sebelum bertemu Apriyani Rahayu jadi lika-liku perjuangannya bertahan sebagai atlet. 

Greysia Polii berusia 33 tahun atau sepuluh tahun lebih tua dari pasangannya, Apriyani Rahayu yang berusia 23 tahun. 

Pasangan Ganda Putri Indonesia Greysia Polii dan Apriyani Rahayu jadi sorotan setelah berhasil mengukir sejarah meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020

Kesuksesan Greysia Polii menembus juara ternyata menyisakan kisah luar biasa.

Perempuan yang lahir di Jakarta itu berkesempatan pertama tampil di Olimpiade pada tahun 2012.

Langkah Greysia Polii yang kala itu berpasangan dengan Meiliana Jauhari harus terganjal karena terlibat dalam skandal.

Pasangan ganda putri Greysia Polii, Apriyani Rahayu selebrasi bersama sang pelatih, Eng Hian
Pasangan ganda putri Greysia Polii, Apriyani Rahayu selebrasi bersama sang pelatih, Eng Hian (NOC INDONESIA)

Skandal tersebut terjadi pada laga terakhir Grup C, yakni menghadapi wakil Korea Selatan Ha Jung-eun/Kim Min-jung.

Ketika itu, kedua pasangan dinilai telah mencederai sportivitas dengan tidak memberikan permainan terbaiknya.

Oleh karena ulahnya tersebut, kedua pasangan dinyatakan didiskualifikasi dari Olimpiade 2012.

Hal serupa juga terjadi di Grup A, yakni dalam laga Wang Xiaoli/Yu Yang (Tiongkok) vs Jung Kyung-eun/Kim Ha-na (Korsel).

Kedua pasangan itu kemudian juga didiskualifikasi dari Olimpiade yang diadakan di London, Inggris tersebut.

"Saya pikir Olimpiade London telah mengajarkan saya untuk tidak menyerah," ujar Greysia sebagaimana dikutip dari Bwfbadminton.com melalui SuperBall.id 'Kisah Kebangkitan Greysia Polii, dari Terganjal Skandal hingga Tembus Final Olimpiade Tokyo 2020'.

Lalu, sesudah Olimpiade Rio 2016, Greysia Polii sempat ingin menyerah dari bulu tangkis.

Rekannya di ganda putri, Nitya Krishinda Maheswari, mengalami cedera lutut yang parah sehingga membuatnya harus pensiun.

Cedera Nitya tersebut membuat Greysia Polii sangat tertekan dan mempertimbangkan untuk pensiun.

Akan tetapi, Greysia Polii akhirnya mengurungkan niatnya tersebut setelah diyakinkan oleh keluarganya sang pelatih.

"Namun, pelatih meminta saya untuk menunggu sebentar dan membantu pemain muda untuk bersinar," ucap Greysia Polii.

Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari
Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (badimtonindonesia.org)

Greysia Polii kemudian bertemu dengan sosok Apriyani Rahayu, pebulu tangkis yang berusia 10 tahun lebih muda.

"Saya sudah tidak muda lagi, tapi akhirnya dia (Apriyani) muncul, saya telah menantinya begitu lama," tutur Greysia Polii.

Bersama Apriyani Rahayu, Greysia Polii berhasil meraih cukup banyak gelar.

Meski demikian, Greysia Polii lagi-lagi mengalami pukulan besar dalam kehidupannya di penghujung 2020.

Sehari setelah menikah dengan seorang pria yang bernama Felix Djimin, Greysia Polii justru terguncang lantaran sang kakak, Rickettsia Polii, meninggal dunia.

Meninggalnya sang kakak itu merupakan pukulan yang sangat besar bagi seorang Greysia Polii.

Terlebih lagi, Greysia Polii merasa bahwa sang kakak layaknya sang ayah karena sudah menjadi yatim sejak berusia dua tahun.

Berita Greysia Polii
Berita Greysia Polii (PBSI)

Meninggalnya sang kakak tersebut membuat Greysia Polii semakin bertekad untuk tampil yang terbaik di Olimpiade Tokyo 2020.

"Saya pikir saya akan memberikan yang terbaik dan saya tahu dia melihatnya dari atas sana," pungkas Greysia Polii.

  • Bawa Pulang Medali Emas

Greysia Polii bersama Apriyani Rahayu meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 setelah mengalahkan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (China) di final ganda putri.

Kemenangan diraih Greysia/Apriyani lewat dua gim langsung dalam laga yang berlangsung di Musashino Forest Sport Plaza, Senin (2/8/2021) siang WIB.

Setelah menjalani duel ketat, Greysia/Apriyani dapat mengunci kemenangan dengan skor 21-19 dan 21-15 dalam waktu 55 menit.

Hasil ini membuat Indonesia sukses menuai medali emas pertama di Olimpiade Tokyo 2020 seperti dilansir dari Kompas.com 'Raih Medali Emas di Olimpiade Tokyo, Greysia Polii Ukir 2 Rekor Istimewa'.

Pasangan ganda putri Indonesia Greysia Polii dan Apriyani Rahayu (kanan) memberi hormat
Pasangan ganda putri Indonesia Greysia Polii dan Apriyani Rahayu (kanan) memberi hormat (AFP/ALEXANDER NEMENOV)

Terkhusus Greysia Polii, pencapaian ini membuat dia mencetak dua rekor istimewa di Olimpiade.

Greysia Polii yang saat ini berusia 33 tahun 356 hari menjadi peraih medali emas tertua di cabor badminton Olimpiade.

Dia memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang eks tunggal putri China, Zhang Ning (33 tahun 89 hari), saat meraih medali emas di Beijing 2008.

Greysia Polii juga sekarang menjadi peraih medali wanita tertua dalam pesta olahraga multicabang tersebut.

Tak hanya mengukir rekor pribadi, Greysia Polii yang berduet dengan Apriyani Rahayu berhasil mencatatkan sejarah untuk Indonesia.

Greysia/Apriyani adalah ganda putri Indonesia pertama yang berhasil meraih medali emas di Olimpiade.

Indonesia sekarang telah menyabet medali dari seluruh nomor cabor badminton Olimpiade. 

Ikuti artikel terkait Greysia Polii, Apriyani Rahayu, medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 dan Olimpiade Tokyo 2020

Penulis: Sarah Elnyora/ SURYAMALANG.COM

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved