Berita Arema Hari Ini

Kuncoro, Aji Santoso dan Gethuk Pernah Bawa Arema Juara Galatama, Kini Diboyong Persebaya dan Persik

Kuncoro, legenda hidup Arema yang kini menjadi asisten pelatih Arema FC, membagikan momen spesial saat ia masih berpredikat sebagai pemain

Penulis: Dya Ayu | Editor: Eko Darmoko
BUDI KRESNADI/JUARA.net
Kuncoro 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Kuncoro, legenda hidup Arema yang kini menjadi asisten pelatih Arema FC, membagikan momen spesial saat ia masih berpredikat sebagai pemain.

Momen ini terasa sangat spesial bagi Kuncoro hingga ia susah untuk melupakannya.

Menurutnya, kisah yang tak terlupakan selama menjadi pemain ialah ketika ia dkk dapat membawa Arema FC juara Galatama tahun 1992-1993.

"Momen membahagiakan itu saat juara tahun 1993, tak bisa saya lupakan karena saat itu kami berangkat dari tim miskin, hanya modal semangat dan kekeluargaan saja," kata Kuncoro kepada SURYAMALANG.COM, Senin (9/8/2021).

Lebih lanjut Kuncoro menjelaskan, ia menyebut Arema tim miskin kala itu karena saat itu masih belum ada bonus, seperti kebanyakan klub saat ini.

Kala itu hanya bermodalkan semangat, kekeluargaan dan juga jiwa Arek Malang.

"Modalnya benar-benar semangat jiwa arek Malang, karena seperti saya, Aji Santoso, Joko Susilo yang asli dari Malang bukan karena uang, tapi bangga membela Arema."

"Arema itu harga diri. Tidak ada bonus, finansial juga masih miskin, tapi alhamdulillah juara. Itu momen yang paling berkesan bagi saya selama jadi pemain," jelasnya.

Nama-nama yang disebut Kuncoro di atas, misalnya Aji Santoso kini menjadi pelatih Persebaya Surabaya

Selain itu, Aji Santoso juga tercatat sebagai legenda hidup Persebaya Surabaya.

Sedang Joko Susilo kini menjadi pelatih Persik Kediri.

Logo Arema FC
Logo Arema FC (Arema FC)

Arema Juara Galatama Setelah Menekuk Mitra Surabaya di Stadion Gajayana

Tanggal 29 Juli pada 28 tahun silam, Arema menjuarai kompetisi Galatama edisi 1992/1993.

Klub beralias Singo Edan ini memastikan gelar juara Galatama setelah mengalahkan Mitra Surabaya di Stadion Gajayana, Kota Malang, 29 Juli 1993.

Kini sudah 28 tahun berlalu, Arema tetap mencoba menjaga semangatnya hingga saat ini.

Salah satu upaya itu adalah dengan menempatkan legenda hidupnya di jajaran tim pelatih, yakni duo asisten Kuncoro dan Singgih Pitono hingga saat ini.

Selain dari sisi teknis, keduanya juga mendapatkan tugas bagaimana membangun karakter Arema FC secara estafet dari masa ke masa.

"Kalau dari sisi teknis perkembangan sepak bola memiliki banyak perubahan."

"Tapi satu hal yang harus diingat, karakter dan semangat itu harus selalu ada, yakni karakter Arema," ungkap Singgih Pitono dikutip SURYAMALANG.COM dari aremafc.com.

Singgih Pitono kala itu menorehkan catatan gemilang.

Dua tahun berturut-turut di era Galatama mendapatkan sepatu emas sebagai pencetak gol terbanyak.

Maka tidak heran jika rekornya itu banyak memberikan motivasi bagi pemain-pemain Arema FC.

"Dulu mungkin berbeda dengan sekarang."

"Ada hal-hal yang butuh diadaptasikan, tapi bagaimanapun itu kalau kita sudah membela Arema, kemampuan terbaik harus kita berikan," ujarnya.

Tak hanya dari sisi tim pelatih, Ovan Tobing yang merupakan mantan manajer Arema di era Galatama juga kerap memberikan motivasi kepada tim.

Baik saat bertanding maupun saat latihan, guratan wajahnya yang menyiratkan sejarah besar Arema masih terasa, bahkan suara lantangnya masih kerap membuat hati bergetar bagi siapa saja yang mendengarkan.

"Ada hal yang sama yang selalu saya rasakan ketika bicara tentang Arema, baik saat ini ataupun ketika pertama kali saya datang."

"Yakni adalah semangat yang harus selalu dijaga bersama-sama, semangat adalah pondasi dari karakter tim," ujarnya.

Berita terkait Arema

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved