Berita Arema Hari Ini
Belum Waktunya Memecat Eduardo Almeida, Arema FC Pakai Indikator Kualitas Permainan untuk Penilaian
Belum Waktunya Memecat Eduardo Almeida, Arema FC Pakai Indikator Kualitas Permainan untuk Penilaian
SURYAMALANG.COM, MALANG - Manajemen Arema FC tidak gegabah untuk mengakhiri masa bakti pelatih Eduardo Almeida yang belum menorehkan kemenangan di Liga 1 2021.
Seperti diketahui, hasil minor diraih Arema FC di dua laga Liga 1 2021, yakni menelan dua hasil imbang 1-1 lawan PSM Makassar dan Bhayangkara FC.
Padahal, Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana mengusung target juara di musim ini, namun justru start buruk yang diterimanya.
Hasil buruk ini membuat pelatih Arema FC Eduardo Almeida dibayangi klausul pemecatan yang menyertai dalam kontraknya.
Dikutip SURYAMALANG.COM dari kompas.com,kKlausul tersebut berbunyi pelatih harus rela diputus sepihak jika kalah beruntun dalam tiga pertandingan kandang.
Namun dengan adanya sistem seri ini kandang tandang ditiadakan sehingga semua pertandingan disetarakan.
Saat disinggung klausul tersebut, General Manajer Arema FC Ruddy Widodo sudah melakukan evaluasi bersama Eduardo Almeida.
Karena masih awal dan belum mengalami kekalahan, maka indikator penilaian untuk sementara ini adalah kualitas permainan tim dan lawan yang dihadapi.

Dia mengatakan permainan Arema FC di pekan pertama melawan PSM Makassar sangat memuaskan.
Namun di pertandingan kedua melawan Bhayangkara FC memang terjadi penurunan.
Namun dia melihat penurunan tersebut bukan sepenuhnya faktor teknik dan taktik.
Ada faktor eksternal dan faktor kualitas lawan yang mempengaruhi penurunan performa permainan Dedik Setiawan CS.
"Kalau saya lihat cara bermainnya teman-teman dan kemarin itu ya faktor waktu pertandingan malam menjadi sore, kemudian karena tim yang dihadapi," kata Ruddy Widodo.
"Dari pengamatan saya tipe pemain tengah Arema itu kan rata-rata gelandang defense, kecuali Rafli. Itu makanya awal dicoba 4-4-2 dengan Rafli diturunkan di awal.”
"Harapannya ada yang lama menguasai bola tinggal kedepan lancar, tapi analisa di bench kemarin itu mainnya kurang flank, kurang nyayap (melebar seperti sayap)," imbuhnya.
Ruddy Widodo melanjutkan evaluasi yang dihimpun ini sudah mulai dilakukan bersama.
Semua aspek tim diperbaiki secara menyeluruh baik teknik, taktik, fisik dan psikis.
Termasuk proses adaptasi waktu pertandingan yang sempat merasa jadi kendala.
"Itu juga terjadi waktu bermain di Kanjuruhan (di kandang) main malam ke sore itu ada adaptasi."
"Tapi kalau dari main sore ke malam itu enak adaptasinya. Itu bukan alasan tapi dari yang sudah-sudah begitu," pungkas pria berusia 49 tahun.

Beda Pendapat Antara Eduardo dan Gilang
Ketidakharmonisan alias beda pendapat terjadi antara pelatih Arema FC Eduardo Almeida dengan Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana.
Selisih pandangan antara Eduardo Almeida dengan Gilang Widya Pramana ini terkait hasil pertandingan Arema FC vs Bhayangkara FC yang berakhir 1-1, Minggu (12/9/2021) kemarin.
Pada laga di Stadion Pakansari Bogor itu, Singo Edan lagi-lagi gagal meraih kemenangan dan harus rela berbagi poin dengan Bhayangkara FC di pekan kedua Liga 1 2021.
Gilang Widya Pramana memberikan isyarat kepada tim untuk segera membenahi diri.
Tim memang berhasil mempertahankan tren belum terkalahkan.
Namun, menurut Juragan 99 itu, dari segi permainan kolektif, Dedik Setiawan cs tidak tampil sesuai harapan.
"Imbang rasa kalah, hari ini permainan gaya Malangan tidak terlihat, kami evaluasi untuk pertandingan berikutnya," kata Crazy Rich Malang itu di akun Instagramnya @juragan_99.
Permainan Singo Edan memang terasa kurang menggigit.
Meski tampil dengan full team, permainan Arema FC justru didikte pemain-pemain Bhayangkara FC.
Salah satu yang menjadi sorotan Gilang adalah kurangnya koordinasi antara lini tengah dan lini serang.
Oleh karena itu, banyak build up serangan dari belakang tidak bisa berjalan efektif dengan terputusnya suplai-suplai bola ke lini depan.
"Maaf untuk permainan dan hasil pertandingan hari ini," kata Gilang menambahkan.
Di sisi lain, pelatih Eduardo Almeida memiliki pandangan yang lain soal performa Arema FC.
Dia mengakui, hasil laga Arema vs Bhayangkara ini memang tidak memuaskan.
Namun, dia menikmati pertandingan yang ketat dengan perlawanan sengit Bhayangkara FC.
"Ini pertandingan yang saya suka, pertandingan yang cukup sulit, pemain sudah berusaha maksimal agar tim bermain baik," kata pelatih asal Portugal itu.
"Memang bukan hasil yang kami inginkan, tapi kalau kami melihat di televisi terlihat permainan sebagai sebuah tim terutama soal organisasi permainan," imbuhnya.
Eduardo Almeida merasa lumrah jika banyak pihak kurang puas dengan hasil ini karena ada ekspektasi besar terhadap Arema FC.
Terlebih, Arema FC sempat mendapatkan keuntungan jumlah pemain di pengujung laga, karena satu pemain Bhayangkara FC mendapatkan kartu merah
Dia menilai, skor imbang kontra Bhayangkara adalah hasil maksimal yang bisa penggawa-penggawa Arema FC persembahkan untuk saat ini.
"Secara tim, kami pasti tentunya bersyukur dengan hasil seri ini, satu poin kami bersyukur," kata dia.
"Akan tetapi, kami juga menyesal gagal dapat tiga poin dengan 11 pemain kami," ujar pelatih 43 tahun itu lagi.
Meski begitu, Eduardo Almeida sepakat dengan pendapat Presiden Arema bahwa mereka memang harus membenahi diri.
Waktu-waktu sulit yang diberikan Bhayangkara FC memberikan modal berharga untuk bangkit dan berkembang.
"Akan tetapi, pemain kami sudah bekerja keras dan punya keinginan untuk memenangi pertandingan, tapi hasilnya seperti ini," kata Eduardo Almeida.
"Kami akan terus berbenah lagi dan memperoleh hasil yang maksimal," tutur dia lagi.
Laga melawan Bhayangkara memberikan hasil imbang kedua bagi Arema FC di Liga 1 2021.
Pada pekan pertama Liga 1 2021-2022, Arema FC ditahan imbang PSM Makassar meskipun bermain dengan 10 pemain setelah Jayus Hariyono diganjar kartu merah pada awal laga.
Berita terkait Arema