Berita Batu Hari Ini

Tangkal Radikalisme, Desa Tulungrejo Kota Batu Jadi Desa Sadar Kerukunan Umat Beragama

Desa Tulungrejo Kota Batu secara resmi ditetapkan sebagai Desa Sadar Kerukunan Umat Beragama.

Penulis: Benni Indo | Editor: isy
benni indo/suryamalang.com
Desa Tulungrejo secara resmi ditetapkan sebagai Desa Sadar Kerukunan Umat Beragama. Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko meresmikan serta menandatangani plakat peresmian, didampingi Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Batu, M Rubai, Selasa (14/12/2021). 

Berita Batu Hari Ini
Reporter: Benni Indo
Editor: Irwan Sy (ISY)

SURYAMALANG.COM | BATU - Desa Tulungrejo Kota Batu secara resmi ditetapkan sebagai Desa Sadar Kerukunan Umat Beragama.

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, meresmikan serta menandatangani plakat peresmian, didampingi Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Batu, M Rubai, Selasa (14/12/2021).

Peresmian ini sekaligus menjadi momentum untuk meningkatkan persatuan antar umat dan rakyat.

Dewanti mengingatkan, kemerdekaan Republik Indonesia diraih karena rakyat bersatu padu.

Maka dari itu, Dewanti ingin Desa Tulungrejo bisa meneguhkan contoh persatuan melalui kerukunan antar umat warganya.

"Negara ini merdeka karena semua bersatu. Ketika tidak bersatu, akan sangat mudah dipecah belah sehingga tidak bisa maju," ujar Dewanti, Selasa (14/12/2021).

Kata Dewanti, Desa Tulungrejo merupakan desa kedua yang memiliki predikat desa kerukunan umat beragama.

Sebelumnya ada Desa Mojorejo di Kecamatan Junrejo.

"Walaupun sebenarnya semua masyarakat Batu sadar akan kehidupan beragama. Semoga semua menjadi lebih baik," harap Dewanti.

Kehadiran predikat kerukunan antar umat beragama ini juga diharapkan bisa menangkal paham radikal ekstrem yang berpotensi menimbulkan perpecahan.

Kepala Desa Tulungrejo, Suliono mengungkapkan, warganya sangat selektif terhadap warga baru.

Ia pun meyakini kerukunan yang terjalin akan menangkal paham-paham radikal ekstrem.

Katanya, kerukunan di Dusun Junggo sudah berlangsung lama, bahkan sebelum Kota Batu berdiri. 

"Secara adat, kami menghargai antar umat beragama. Di sini tidak ada konflik, justru kami bergotong-royong," ujarnya.

Dalam kegiatan selamatan desa misalnya, semua masyarakat, tanpa melihat latar belakang agama, sama-sama turut memeriahkan.

Pun jika ada pembangunan rumah peribadatan, warga lain agama ikut membantu pembangunan.

"Apalagi hari-hari besar, semua agama turut memeriahkan. Tidak ada penolakan selama ini," ungkapnya.

Ketua FKUB, Rubai mengingatkan pentingnya menjaga tali persaudaraan antar umat.

Di Kota Batu, kerukunan tersebut sudah tersemai jauh-jauh hari.

Sejumlah penghargaan yang diraih mulai tingkat regional hingga nasional semakin mengukuhkan identitas Kota Batu yang menjunjung tinggi kerukunan.

Untuk menjadi desa berpredikat kerukunan antar umat beragama, ada tiga hal yang mesti dipenuhi.

Pertama, minimal ada tiga umat pemeluk agama yang berbeda.

Kedua, ada, 53 tempat ibadah yang berbeda umatnya.

Ketiga, tidak pernah terjadi konflik, hidup rukun berdampingan.

"Berdasarkan syarat tersebut, yang dipandang pantas adalah Desa Tulungrejo di sini ada Islam, Hindu, Kristen dan Katolik. Di sini ada tujuh masjid, lima pura dan dua gereja," paparnya.

Dukungan Jaksa

Kepala Kejaksaan Negeri Batu, Supriyanto menegaskan Kejari Batu turut mendukung hadirnya desa yang menjunjung tinggi toleransi.

Katanya, jaksa memiliki peran dalam upaya menjaga serta memantau ketenteraman masyarakat.

"Jadi berdasarkan UU No 16 Tahun 2004, di Pasal 30, di antaranya tugas kejaksaan adalah melakukan pengawasan terhadap aliran kepercayaan dan agama di masyarakat. Untuk menghindari penodaan dan meningkatkan kerukunan. Maka Jaksa mengambil peran mendukung program yang dicanangkan hari ini," ujar Supriyanto.

Menurutnya, semua elemen masyarakat  harus saling rukun, baik intern umat beragama, antara umat beragama, pun antar umat beragama dengan pemerintah.

"Maka disebut tri kerukunan umat beragama. Kami hadir bersama pemerintah agar kerukunan itu betul-betul tercipta. Stabilitas terjaga sehingga orang yang datang ke Kota Batu merasa aman dan nyaman," tegasnya.

Sampai sejauh ini, Kejari Batu belum pernah menangani persoalan hukum mengenai konflik antar umat beragama.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved