Berita Baru Hari Ini
Siman, Pesona Kopi Asal Kota Batu Bikin Pengusaha Mesir Klepek-klepek Hingga Minta Ratusan Ton
Siman, Pesona Kopi Asal Kota Batu Bikin Pengusaha Mesir Klepek-klepek Hingga Minta Ratusan Ton
Penulis: Benni Indo | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM, BATU – Kopi khas Kota Batu dengan aroma apel yang menyertainya mulai dilirik pasar internasional. Kopi dengan nama Siman itu beberapa waktu lalu diperkenalkan Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko kepada pelaku usaha di Mesir. Dari cara tersebut, bermunculan permintaan ratusan ton kopi dari Kota Batu ke Mesir.
Oktavian Dwi Suhermanto, petani kopi yang memproduksi Siman mengaku senang mendapatkan kabar permintaan dari Mesir tersebut. Ia tidak menyangka, kopi yang tumbuh di kebun apel milik orangtuanya dan sempat akan disingkirkan karena dinilai mengganggu, kini menjadi incaran penikmat kopi asal Mesir.
“Saya sudah mendengar adanya permintaan kopi ke Mesir itu,” ujarnya saat ditemui SURYAMALANG.COM di Dusun Buludendeng, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
Di kebun apel yang berada di belakang rumahnya, awalnya terdapat 60 pohon kopi yang tumbuh berdampingan dengan pohon apel. Beberapa lainnya baru saja ditanam. Kini, sejumlah warga sekitar mulai meramaikan jumlah kopi dengan turut serta menanamnya.
Jumlahnya pun semakin banyak. Tidak hanya ditanam di sela-sela pohon kopi, namun juga ada di bawah pepohonan cemara. Namun, Herman masih mengelola kopi-kopinya yang berada di kebun apel.
“Karena karakter kopi itu mempunyai kecenderungan menyerap aroma sekitar,” kata Herman.
Kopi-kopi itu tumbuh subur di antara pohon-pohon apel yang mulai berbuah pada Desember 2021. Kopi-kopi itu warnanya masih hijau.
“Pertengahan tahun depan apelnya panen,” imbuh Herman menjelaskan.
Sejak 2019, sudah ada beberapa petani yang menanam kopi. Diperkirakan tahun depan sudah bisa dipanen. Dengan begitu, bisa menambah permintaan pasokan kopi ke Mesir.
Kopi yang dihasilkan Herman ini diberi nama Siman. Nama Siman memiliki sejarah tersendiri. Pada awalnya, keluarganya hanya memiliki lahan apel. Kemudian, melakukan eksperimen dengan menanam sejumlah tanaman lain di lahan apel, termasuk kopi.
“Namun ternyata berdampak buruk pada apel. Hingga akhirnya tinggal satu jenis tanaman saja yakni kopi,” ujar Herman.
Keberadaan kopi ini sempat ingin dihilangkan. Namun kemudian ayahnya Herman melarang, justru menyuruh Herman merawat kopi dengan baik.
Dengan adanya satu jenis tanaman yang tumbuh di lahan kopi itu, Herman menyebutnya dalam bahasa Jawa yakni siji dieman atau satu disayang. Siji dieman itu disingkat Siman. Maka jadilah nama kopinya Siman.
Dalam perjalanan waktunya, keberadaan produksi kopi ini mulai diketahui masyarakat Indonesia. Sejumlah warga dari luar provinsi ada yang datang menemui Herman untuk mengetahui langsung pengalaman menikmati kopi beraroma apel tersebut. Kini, kopi Siman pun mulai dilirik pasar mancanegara.
Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko saat menjadi anggota Delegasi Republik Indonesia (Delri) pada acara One Day With Indonesia Coffee Fruits Floriculture (ODICOFF) di Kairo Mesir memperkenalkan kopi khas ini.