Gejala Saraf Kejepit Seperti Raffi Ahmad, Bisa Berawal dari Mati Rasa, Kesemutan hingga Impotensi

nilah gejala saraf kejepit yang baru saja dialami oleh Raffi Ahmad hingga harus dilarikan ke rumah sakit. 

Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
Instagram
Gejala Saraf Kejepit Seperti Raffi Ahmad, Bisa Berawal dari Mati Rasa, Kesemutan hingga Impotensi 

Ketika mengalami saraf terjepit seperti Raffi Ahmad, gejala yang biasanya muncul yakni kesemutan dan rasa nyeri yang dapat menyebar luas.

Otot di area yang terdampak pun juga akan mengalami kelemahan dan gejala ini akan bertambah parah saat sedang tidur.

Saraf kejepit merupakan gangguan kesehatan yang umum terjadi. Sekitar 85 dari 100.000 orang dewasa mengalaminya setiap tahun.

Saraf kejepit biasanya terjadi di leher dan pundak, punggung dan dada bagian atas, lengan, serta pergelangan tangan.

Berikut beberapa gejala HNP atau saraf kejepit yang tak bisa disepelakan seperti penjelasan Dokter Spesialis Bedah Orthopedi dan Traumatologi RS Pondok Indah dr Muki Partono SpOT:

1. Lengan atau sakit kaki

Ruang operasi Raffi Ahmad
Ruang operasi Raffi Ahmad (YouTube RANS Entertainment)

Muki menuturkan, jika HNP tersebut terjadi di punggung bawah yang disebut dengan HNP lumbal, maka yang akan merasakan sakit paling intens adalah bagian bokong, paha, betis dan kaki.

"Tapi, kalau HNP ini terjadinya pada tulang belakang seperti leher, nyeri biasanya akan paling intens di bahu dan lengan," jelasnya (16/7/2020). 

Rasa sakit tersebut, kata dia, biasanya akan memburuk ketika batuk, bersin, atau saat menggerakkan tulang belakang ke posisi tertent

Mengutip Kompas.com 'Kenali Gejala dan Faktor Risiko Sakit Pinggang Akibat Saraf Kejepit'.

2. Mati rasa dan kesemutan

Tidak hanya nyeri pada lengan dan kaki saja, nyeri juga bisa terasa seperti menusuk tajam saat nyeri gigi, dan nyeri pada bagian bawah pinggang yang menjalar ke lipatan bokong.

"Tapi, pada keadaan yang lebih berat lagi, penderita HNP dapat mengalami kelumpuhan," tuturnya.

Kelumpuhan, kata Muki, dibagi dalam beberapa kriteria.

Kelumpuhan itu tidak seperti pendapat orang awam kebanyakan, yang menilai kelumpuhan itu saat orang tersebut sudah tidak dapat lagi berjalan atau tidak dapat bergerak sama sekali.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved