Berita Arema Hari Ini
Arema FC Buka-bukaan Penyebab Singo Edan Turun Drastis di Putaran Kedua Liga 1, Sepele Tapi Genting
Arema FC buka-bukaan penyebab Singo Edan turun drastis di putaran kedua Liga 1, sepele tapi genting
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Pihak manajemen Arema FC akhirnya buka-bukaan soal performa Singo Edan yang menurun di putaran kedua Liga 1 2021.
Hal ini juga membuat Arema FC gagal meraih target juara Liga 1 2021 dan harus puas dengan hasil akhir di peringkat ke-4.
Beberapa sebab turunnya performa Arema FC yang akan dibahas di bawah ini adalah faktor non teknis.
Sebab, Media Officer Arema, Sudarmaji menyebut, pihak manajemen klub tak bisa mengevaluasi tim secara teknis karena hal itu yang menjadi ranah tim pelatih pimpinan Eduardo Almeida.
Berikut 3 faktor pemicu turunnya performa Arema FC di putaran kedua Liga 1 2021:
1. Putaran Kedua di Bali
Manajemen klub tahu betul apa yang jadi penyebab secara teknis, baik dari sudut pandang mereka maupun yang dipaparkan Almeida dalam laporannya.
Namun, yang bisa dilakukan manajemen klub hanyalah menyoroti dari segi non-teknis.
“Yang pertama digelarnya Seri 4 dan Seri 5 full di Pulau Bali (putaran kedua)"
"Kami sebenarnya sudah berjuang mengajukan semacam lobi-lobi agar ada rotasi venue penyelenggaraan sistem bubble untuk Seri 5,” kata Sudarmaji dikutip dari wearemania.net Minggu, (3/4/2022).
2. Psikis Pemain
Masih dari segi non-teknis, Sudarmaji menyinggung soal faktor psikis yang menyerang pemain gara-gara diberlakukannya sistem bubble.
Meski hal ini bisa dialami oleh seluruh pemain klub peserta lainnya, bisa dibilang Bali United sebagai tuan rumah Seri 4 dan Seri 5 cenderung lebih beruntung.
Menurutnya, dengan dipusatkannya kompetisi di satu tempat, maka pemain berpotensi melawan kejenuhan
Apalagi, Seri 4 dan Seri 5 yang nyaris tanpa jeda waktu ideal digelar Januari sampai Maret.
“Selama hampir empat bulan kompetisi pemain jarang bertemu keluarga. Jadi, beban psikisnya berat"
"Belum lagi menghadapi stigma Covid-19. Ketika H-1 kita harus menunggu dengan khawatir hasilnya positif"
"Hasil itu juga bisa berpengaruh pada psikis pemain, dan berdampak pada performa tim di lapangan,” imbuhnya.
3. Sepele Tapi Genting
Selain tiga faktor penyebab di atas, masih ada empat penyebab lainnya yang remeh, tapi cukup berpengaruh ke performa tim.
Sudarmaji menyinggung soal kesulitan Arema FC mencari lapangan untuk latihan selama di Bali.
“Bukan cuma kesulitan mencari lapangan latihan, ada hal lain seperti cuaca yang berpengaruh terhadap kesehatan pemain, hingga jadwal padat"
"Ada pula hal lain, seperti ruang ganti atau stadion yang tidak layak. Tapi yang ini kami tidak protes. Bagaimanapun kami ingin kompetisi segera selesai,” tandasnya.
Arema FC akhirnya finish di peringkat 4 di klasemen akhir Liga 1 2021-2022.
- Pengganti Carlos Fortes
Kini tim Arema FC sedang memburu pemain untuk menggantikan posisi pemain andalannya, Carlos Fortes yang resmi gabung ke PSIS Semarang.
Tak ingin mengulang situasi itu, Arema FC bergerak cepat sehari berselang untuk mengamankan tiga pemain asing lainnya.
Tiga pemain asing tersebut meliputi kiper Adilson Maringa, bek Sergio Silva, dan gelandang Renchi Yamaguchi.
Adilson Maringa, Sergio Silva, dan Renshi Yamaguchi mendapatkan kontrak anyar berdurasi dua musim.
Mengutip SuperSkor 'Arema Segel Kontrak Tiga Pemain Asing Seusai Ditinggal Fortes'.

"Setelah melakukan penilaian dan pertimbangan, komposisi pemain asing tidak banyak mengalami perubahan," terang media officer Sudarmaji, Sabtu (2/4/2022).
"Adilson Maringa, Sergio Silva, dan Renshi Yamaguchi resmi diperpanjang kontraknya," lanjut dia.
Singo Edan memiliki dua opsi, mencari bomber yang benar-benar fresh, atau menggunakan yang sudah berpengalaman.
Jika opsi kedua yang dipilih, setidaknya ada tiga nama yang pantas diperhatikan oleh Singo Edan.
Pertama, adalah Youssef Ezzejjari yang pada BRI Liga 1 tampil mengesankan bareng Persik.
Penyerang berpaspor Spanyol tersebut sukses membukukan 19 lesakan.
Kabar yang berkembang, Arema FC bersaing dengan Bhayangkara FC untuk memakai jasanya.
Kedua, Ezechiel Ndouassel. Penyerang asal Chad ini dirumorkan sudah hengkang dari Bhayangkara FC.
Soal ketajaman, King Eze tidak perlu disangsikan kembali. Pada kompetisi BRI Liga 1, Ezechiel Ndouassel mengemas 11 gol dari 22 laga, seperti dilansir dari Tribunnews.
Terakhir adalah Marko Simic. Perlahan, menit bermain penyerang asal Kroasia ini berkurang bersama Persija Jakarta.
Musim ini, dia mengemas 14 gol bagi Macan Kemayoran.
Eduardo Almeida terhitung sukses membangun tim dengan tulang punggung empat pemain itu, dengan mengakhiri musim di peringkat keempat.
Pada akhirnya, Arema FC tetap harus kehilangan salah satu striker terbaik di Liga 1 2021/22.
Carlos Fortes merupakan striker asal Portugal yang secara khusus direkrut berdasarkan rekomendasi pelatih Eduardo Almeida.
Carlos Fortes membayar kepercayaan Eduardo Almeida dengan melesakkan 20 gol dan tiga asis dalam 31 pertandingan di Liga 1.
Eduardo Almeida kemungkinan akan mencari striker anyar lagi di pasar Portugal.
Ikuti artikel lainnya terkait Arema FC dan Carlos Fortes.
(SuperSkor|Hasiolan Eko/wearemania|Agung Prima)