Berita Jawa Timur Hari Ini

408 Ekor Sapi Tertular Penyakit Mulut dan Kuku, Pasar Hewan di Mojokerto Ditutup Satu Bulan

Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Diperta) terpaksa menutup aktivitas jual beli ternak di pasar hewan wila

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: rahadian bagus priambodo
Petugas mengambil sampel sapi diduga terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di wilayah Karangdiyeng, Kabupaten Mojokerto. 

SURYAMALANG.COM|MOJOKERTO - Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Diperta) terpaksa menutup aktivitas jual beli ternak di pasar hewan wilayah Mojokerto.


Kebijakan pembatasan jual beli ternak dengan lockdown pasar hewan tersebut menyusul adanya wabah (Outbreak) penyakit hewan menular yakni Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak sapi di wilayah Kabupaten Mojokerto.


Sesuai surat edaran dari Sekdakab Mojokerto, Teguh Gunarko nomor 520/1305/416-118/2022 tentang  penutupan kegiatan jual beli ternak terutama di pasar hewan Ngrame, Kecamatan Pungging yang ditutup selama satu bulan mulai 8 Mei hingga 8 Juni 2022.


Kabid Peternakan Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, Harini menjelaskan berdasarkan hasil rapat dengan Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati dan Sekdakab diputuskan untuk menutup seluruh pasar hewan untuk mencegah penyebaran penyakit PMK pada ternak sapi. 


Setidaknya, pasar hewan terbesar 
di Kabupaten Mojokerto yang ditutup selama satu bulan yakni pasar sapi wilayah Ngrame Kecamatan Pungging, pasar hewan Pandan Kecamatan Pacet. 


Sedangkan, pasar hewan Kecamatan Gondang, pasar hewan Jatirejo, Sawahan Kecamatan Bangsal, pasar hewan Kemlagi dan pasar hewan lainnya yang dikelola desa dilakukan penyemprotan disinfektan.


"Kebijakan menutup aktivitas jual beli di  pasar hewan di wilayah Kabupaten Mojokerto selama satu bulan kedepan 
untuk membatasi mobilitas hewan ternak terutama ternak sapi, sekaligus 
mencegah penyebaran wabah penyakit PMK pada ternak sapi," jelasnya kepada Surya.co.id, Minggu (8/5/2022).


Harini mengatakan pihaknya melakukan sosialisasi sekaligus pelayanan kesehatan dan pengobatan ternak secara intensif di wilayah Kabupaten Mojokerto sebagai upaya pengendalian wabah penyakit PMK pada ternak sapi.


"Petugas kita setiap hari turun ke lokasi untuk sosialisasi ke kelompok-kelompok ternak terkait penyakit PMK ternak sapi yang hari ini di Dawarblandong dan besok di wilayah Pacet," ungkapnya.


Menurut dia, Diperta berkolaborasi bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh pasar hewan selama masa Lockdown.


"Upaya yang kita lakukan yakni sosialisasi dan pelayanan kesehatan hewan ternak sekaligus penyemprotan disinfektan untuk pencegahan penularan wabah penyakit PMK pada ternak sapi," ucap Harini.

 

408 ekor ternak sapi yang terindikasi tertular penyakit PMK

 

Diberitakan sebelumnya, berdasarkan data dari Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto mencatat setidaknya lebih dari 305 ekor ternak sapi terjangkit penyakit PMK, pada Sabtu (7/5/2022).


Namun angka ternak sapi yang terkena penyakit PMK naik drastis bahkan kini mencapai sekitar 408 ekor sapi, pada Minggu 8 Mei 2022.


Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, Drh. Agoes Hardjito mengatakan hasi diagnosis dari pengambilan sampel ditemukan ratusan ternak sapi terjangkit penyakit PMK yang tersebar hampir menyeluruh di kecamatan wilayah Kabupaten Mojokerto.


"Data terkini setidaknya ada 408 ekor ternak sapi yang terindikasi penyakit PMK dan tersebar dari 45 desa di 15 Kecamatan Kabupaten Mojokerto," ungkapnya kepada Surya.co.id, Minggu (8/5).


Menurut dia, kasus penyakit PMK pada ternak sapi ini menjadi perhatian khusus lantaran di wilayah Kabupaten Mojokerto sudah bebas PMK sekitar tahun 1986.


Namun penyakit PMK pada ternak sapi kembali ditemukan dari laporan kelompok peternak di kawasan Karangdiyeng, pada 3 Mei 2022 kemarin.


Dari keterangan pemilik yang bersangkutan membeli sapi dari pedagang asal wilayah Wringinanom, Kabupaten Gresik di pasar Pandan, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.


"Kita mendapat laporan dari wilayah Karangdiyeng dan melakukan pengambilan sampel dan ditemukan penyakit PMK pada ternak sapi tersebut," ungkapnya.


Agoes menjelaskan adapun tanda-tanda ternak sapi yang tertular penyakit PMK yakni demam, keluar liur, moncong dan lidah seperti melepuh sehingga hewan ternak tidak mau makan yang menyebabkan sakit. Namun jika dibiarkan dapat merembet ke bagian kaki bahkan bisa mengakibatkan kuku lepas.


Kendati demikian, masyarakat jangan panik  
khawatir lantaran penyakit PMK pada ternak sapi dapat disembuhkan.


"Bisa disembuhkan butuh waktu 10-14 hari diobati menggunakan Analgesik antipiritik (obat anti demam) antihistamin, vitamin dan antibiotik," bebernya.


Masih kata Agoes, angka kematian penyakit PMK pada ternak sapi cenderung rendah yakni sekitar 1-persen namun dengan tingkat sakit dan penularan yang tinggi.


"Angka kematian 1-5 persen sehingga angka kesembuhan sekitar 95 persen karena penyakit PMK pada ternak sapi dapat sembuh jika diobati," terangnya.


Dia menambahkan upaya Pemerintah Daerah dalam pengendalian wabah penyakit PMK pada ternak sapi meliputi penurunan penularan dengan Lockdown pasar hewan selama satu bulan mulai 8 Mei hingga 8 Juni 2022.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved