Berita Jawa Timur Hari Ini
1.076 Ternak Sapi di Mojokerto Terpapar Penyakit PMK, 14 Ekor Sapi Mati
Update ribuan ternak sapi yang terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di wilayah Kabupaten Mojokerto.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM|MOJOKERTO- Update ribuan ternak sapi yang terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di wilayah Kabupaten Mojokerto.
Berdasarkan data Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, Jumat (13/5/2022), setidaknya ada 1.076 sapi dari populasi 19.542 ekor sapi tersebar di 92 desa, 18 Kecamatan yang terpapar penyakit PMK.
Sedangkan, sebanyak 14 ekor sapi mati dan masing-masing tujuh ekor dijual serta dipotong paksa.
"Angka kesembuhan mengalami peningkatan kini berjumlah 88 ekor ternak sapi yang sembuh setelah diberi obat suntikan antibiotik dan vitamin," ucap Drh, Nurul Hidayah selaku Tim Dokter Kesehatan Masyarakat Veteriner Bidang Kesehatan Hewan Diperta Kabupaten Mojokerto, Jumat (13/5).
Nurul menyebut pihaknya telah berupaya maksimal dalam menekan penyebaran virus melalui Tim Kesehatan Hewan Diperta Kabupaten Mojokerto dengan cara pengobatan, sosialisasi, sekaligus penutupan sementara pasar hewan selama wabah penyakit PMK.
Selain itu, penyemprotan desinfektan dilakukan secara masif di kandang ternak sapi milik warga dan pasar hewan selama tidak beroperasi.
"Kita selain pelayanan kesehatan setiap hari tim dari Dinas pertanian juga melaksanakan sosialisasi ke peternak di desa-desa dan sudah kita laksanakan sejak Sabtu kemarin," jelasnya
Selain pengobatan, lanjut Nurul, penyemprotan desinfektan di kandang ternak juga sangat diperlukan lantaran untuk mencegah penyebaran wabah penyakit PMK tersebut.
Terpenting, ternak sapi yang terpapar penyakit PMK harus di karantina dan dijauhkan dari kandang agar tidak menular ke sapi yang kondisinya sehat.
"Daya dahan virus di kandang yang lembab dan kotor sekitar 60 hari. Sedangkan, inkubasi masuknya virus hingga menimbulkan gejala (Sakit) dalam tubuh sapi sekitar 1-12 hari itupun tergantung kondisi ternak," pungkasnya. (don/ Mohammad Romadoni).