Berita Batu Hari Ini

DLH Kota Batu Menargetkan Pengurangan Sampah Hingga 24 persen di TPA Tlekung

Implementasi Perwali Kota Batu Nomor 81 Tahun 2019 masih belum optimal. Diperlukan konsistensi agar pengurangan sampah plastik bisa tercapai

Penulis: Benni Indo | Editor: rahadian bagus priambodo
suryamalang.com/beni
Patung-patung sampah yang berada di depan Balaikota Among Tani. Patung-patung ini dibuat dari sampah plastik. Kegiatan ini bagian dari kampanye pengurangan sampah plastik di Kota Batu. 

SURYAMALANG.COM|BATU - Komitmen pengurangan sampah plastik di Kota Batu harus betul-betul direalisasikan dengan seksama.

Meski sudah ada Perwali Kota Batu Nomor 81 Tahun 2019, namun implementasinya masih belum optimal.

Diperlukan konsistensi agar tujuannya bisa tercapai, yakni pengurangan sampah plastik.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Aries Setiawan menyebut, belum optimalnya implementasi itu karena eksekusi Perwali belum maksimal.

Ia kembali mengucapkan komitmen untuk mengurangi penggunaan plastik yang berpotensi menjadi sampah.

Volume sampah yang masuk ke TPA Tlekung mencapai 110-120 ton per hari.

Bahkan saat masa liburan, ketika wisatawan membanjiri Kota Batu, volume sampah bisa meningkat hingga 158 ton per hari.

Proporsi jenis sampah yang masuk ke TPA Tlekung, 48 persen sampah anorganik dan 52 persen organik.

Jika tak ditangani secara terpadu dan holistik, maka TPA Tlekung akan kehilangan daya tampung. Salah satu upaya mengurangi sampah plastik dimulai dari tempat-tempat usaha.

"Sebetulnya program itu sudah ada, hanya saja belum optimal dari segi implementasi," tutur dia.

Sebagai saran mengajak dan mengingatkan kembali masyarakat agar tidak membuang sampah plastik, DLH Kota Batu menggelar event '1001 Manusia Sampah' yang digarap secara kolaboratif bersama unsur masyarakat.

Patung-patung ini merupakan kolaborasi antara Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu dan komunitas MAOS Art. 

Patung-patung tersebut terbuat dari sampah plastik. Patung-patung itu dipajang di sepanjang Jl Panglima Sudirman, mulai depan Balaikota Among Tani.

Ketika ditransformasikan dalam sebuah seni instalasi, maka material  plastik itu bukan lagi dianggap sampah. 

"Event ini sekaligus untuk memantik dan mensosialisasikan pengurangan sampah plastik," tukas Aries.

Sumber: Surya Malang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved