Berita Tulungagung Hari Ini

Kematian Sapi di Tulungagung Capai Ratusan Ekor, yang Disampaikan Disnakkeswan Hanya Puluhan

Kematian sapi di Kecamatan Pagerwojo mencapai lebih dari 500 ekor, namun data kematian sapi yang disampaikan Disnakkeswan hanya puluhan ekor.

Penulis: David Yohanes | Editor: rahadian bagus priambodo
suryamalang/david
Petugas kesehatan hewan sedang memeriksa mulut seekor sapi. Kematian sapi di Kecamatan Pagerwojo mencapai lebih dari 500 ekor, namun data kematian sapi yang disampaikan Disnakkeswan hanya puluhan ekor. 

SURYAMALANG.COM|TULUNGAGUNG -  Suwarno (66), peternak asal Desa Penjor, Kecamatan Pagerwojo mengirimkan data kematian sapi di desanya ke berbagai pihak terkait.

Mulai dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan), Bupati, Kapolres Tulungagung, Komandan Kodim 0807/Tulungagung dan Ketua DPRD.

Bahkan Suwarno juga tengah melengkapi berkas untuk mengirimkan data ke Kementerian Pertanian.

Langkah ini diambil Suwarno, karena kecewa data kematian sapi yang disampaikan Disnakkeswan hanya puluhan ekor.

Padahal kenyataan di lapangan, jumlah sapi yang mati di Desa Penjor hingga Rabu (27/7/2022) mencapai 272 ekor.

"Saya punya data valid, sangat rinci. Nama peternak, jumlah sapi awalnya berapa, berapa yang sakit, berapa yang sembuh dan berapa yang mati," ungkap Suwarno. 

Suwarno mengaku jengah, karena laporan dari peternak tidak direspon dengan baik.

Bahkan saat menyampaikan laporan kematian yang sangat tinggi ini, Suwarno mengaku merasa disepelekan.

Disnakkeswan mempertanyakan kebenaran laporannya, dan serta penyebab kematian sapi-sapi itu. 

"Sebelum ada kasus PMK, tidak ada kematian sapi yang massif. Penyuluhan Dinas Peternakan juga mengatakan, sapi dengan gejala ngiler dan luka pada kuku, itu gejala PMK," ujar Suwarno.

Suwarno berharap, agar laporannya direspon dengan baik.

Data kematian sapi di antara peternak juga dicatat dan disampaikan dengan sebenarnya.

Sebab jika nantinya ada kompensasi yang diberikan pemerintah, maka bisa memicu gesekan di antara warga.

"Kalau benar ada kompensasi, maka hanya puluhan itu yang dapat. Sementara yang mati sebenarnya ratusan ekor," katanya. 

Lebih jauh Suwarno mengatakan, yang lebih dibutuhkan para peternak adalah obat-obatan.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved