TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA
Postingan Eduardo Almeida usai Tragedi Arema Vs Persebaya, Eks Pelatih Singo Edan Ikut Berduka
Mantan pelatih Arema FC, Eduardo Almeida ikut berduka untuk korban Arema Vs Persebaya akibat kerusuhan yang terjadi di stadion Kanjuruhan Malang.
Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Berikut postingan Eduardo Almeida, mantan pelatih Arema FC usai tragedi Arema Vs Persebaya Sabtu, (1/10/2022).
Mantan pelatih Arema FC, Eduardo Almeida ikut berduka untuk korban Arema Vs Persebaya akibat kerusuhan yang terjadi di stadion Kanjuruhan Malang.
Sebagai mantan pelatih Arema FC, Eduardo Almeida tentu punya kedekatan khusus pada para korban Arema Vs Persebaya yang rata-rata adalah Aremania.
Hal itu tampak dalam postingan story Eduardo Almeida pada Minggu, (2/10/2022).
Lewat Instagram Story-nya, Eduardo Almeida mengunggah foto lambang berduka berwarna hitam dengan berlatar putih.
Meski begitu Eduardo Almeida tak memberikan komentarnya terkait tragedi Arema Vs Persebaya yang menewaskan lebih dari 150 jiwa.

Berbeda dengan Carlos Fortes, mantan pemain Arema FC juga berupaya menguatkan Abel Camara dan Sergio Silva.
Selain Abel Camara dan Sergio Silva, Carlos Fortes juga memberi semangat untuk Adilson Maringa dan Felipe Americo.
Nama-nama yang disebut Carlos Fortes tersebut adalah para pemain Arema FC dan asisten pelatih Kiper Arema.
Abel Camara, Sergio Silva dan Adilson Maringa merupakan pemain sedangkan Felipe Americo adalah asisten pelatih Kiper.
Lewat Instagram Story-nya, Carlos Fortes mengunggah foto lapangan sepak bola sambil menulis duka atas tragedi Arema Vs Persebaya.
Dalam Bahasa Inggris, Carlos Fortes mengatakan jika ratusan korban yang meninggal tidak seharusnya terjadi dalam sepak bola.
Menurut Carlos Fortes, sepak bola hanya permainan yang tidak sepadan dengan sebuah pengorbanan.
Untuk itu, Carlos Fortes memberikan pesan khusus kepada Abel Camara, Sergio Silva, Adilson Maringa dan Felipe Americo.
Carlos Fortes menekankan agar rekan-rekannya di Arema FC itu tidak menyalahkan diri sendiri.

'Lebih dari 150 orang mati karena permainan saya? itu bukan Indonesia yang saya tahu, ini membuat saya berpikir jika itu sepadan dengan semua pengorbanan. Sepak bola hanyalah permainan. Tetap kuat guys' tulis Carlos Fortes Minggu, (2/10/2022).
'More than 150 dead's because of I game? that's not the Indonesia I know, this makes me think if it's worth of all sacrifices. Football is just a game. Keep strong guys' bunyi teks dalam Bahasa Inggris yang ditulis Carlos Fortes.
Postingan Carlos Fortes itu kemudian di-repost oleh Abel Camara sambil menyematkan simbol pita hitam tanda duka.
- Kesaksian Suporter
Sementara itu ada pasangan suami istri (pasutri) Muhammad Yulianton (40) dan Devi Ratnasari (30) yang tewas dalam tragedi Arema Vs Persebaya
Pasutri asal Jalan Bareng Raya 2G, Kota Malang itu nonton bersama anaknya, Muhammad Alfiansyah (11).
Saudara korban, Doni (43) mengatakan sebanyak 20 warga RT 14/RW 8 Kelurahan Bareng, menonton pertandingan tersebut di stadion.
"Kami menonton di tribune 14," ujar Doni kepada SURYAMALANG.COM, Minggu (2/10/2022).
Setelah pertandingan berakhir, kondisi ricuh di dalam stadion.
Awalnya, kericuhan terjadi di tengah lapangan.
Tak lama kemudian kericuhan mengarah ke bagian tribune penonton.
"Petugas keamanan menembakkan gas air mata ke arah tribune 12. Karena angin, asap dari gas air mata itu mengarah ke tribune 14. Asap itu membuat perih mata, dan para penonton di tribune 14 langsung berhamburan turun untuk segera keluar stadion," jelasnya.

Doni langsung menggendong anaknya, dan segera mengikuti suporter lain untuk keluar stadion.
"Saya berhenti sebentar di pintu keluar stadion. Tiba-tiba Alfiansyah menghampiri saya. Anak itu mengatakan orang tuanya masih di dalam stadion," bebernya.
Tak lama kemudian Doni melihat Yulianton dan Devi sedang dipinggirkan keluar stadion, dan dibawa ke RS Teja Husada.
Doni menduga dua orang itu meninggal akibat terinjak-injak suporter lain yang hendak keluar dari stadion.
Alfiansyah selamat setelah minta pertolongan ke polisi.
"Kemungkinan saudara saya jatuh dari tangga tribune, lalu terinjak-injak suporter lain. Wajah jenazah sudah pucat membiru," ungkapnya.
Doni menerangkan Devi baru pertama kali menyaksikan pertandingan di Stadion Kanjuruhan.
Sedangkan Yulianton sudah sering menonton sebelumnya.
"Dua jenazah sampai di rumah duka sekitar Subuh. Jenazah dimakamkan di TPU Mergan sekitar pukul 09.00 WIB," tandasnya.
Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com
(Kukuh Kurniawan/Sarah/Ratih)