Tragedi Arema Vs Persebaya
Panglima TNI Minta Aremania Kirim Video Kekerasan Oknum di Tragedi Kanjuruhan : Itu Pidana !
Panglima TNI meminta masyarakat, Aremania, yang memiliki rekaman video suasana di stadion Kanjuruhan mengirim padanya untuk dijadikan bukti
SURYAMALANG.COM - Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa memberi pernyataan tegas terkait dugaan adanya pelanggaran tindakan anggotanya dalam tragedi Kanjuruhan di laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya.
Panglima TNI meminta masyarakat, tentunya Aremania, yang memiliki rekaman video suasana di stadion Kanjuruhan yang menunjukkan kekerasan yang dilakukan petugas dalam tragedi Kanjuruhan untuk mengirim padanya untuk dijadikan bukti.
Jenderal Andika Perkasa pun tak tanggung-tanggung menyatakan akan menjerat anggotanya yang bertindak di luar kewenangan dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan secara pidana, bukan secara disiplin.
Baca juga: Pilu Ayah Korban Tragedi Arema Vs Persebaya, Sampai Pingsan Dipelukan Menko PMK saat Terima Bantuan
Panglima TNI juga mengaku telah melihat sejumlah video viral yang memperlihatkan anggotanya telah melampaui kewenangan dalam tragedi tersebut.
Dalam rangka investigasi dan proses hukum tersebut, Andika mengimbau masyarakat mengirimkan video-video perbuatan anggotanya yang melampaui kewenangan dalam tragedi tersebut.
Video yang dimiliki Aremania yang bisa jadi bukti diantaranya bisa dikirimkan ke Puspen TNI.
Hal tersebut disampaikan Andika usai menghadiri Rapat Koordinasi Khusus Lintas Kementerian dan Lembaga di kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Jakarta Pusat pada Senin (3/10/2022).
"Apabila ada video-video lain yang bisa dikirim ke kami, siapa tahu ada penonton yang saat itu juga mengambil video yang bisa menjadi bahan melengkapi investigasi dan proses hukum kami," kata Andika seperti dikutip dari Tribunnews.com
Andika mengungkapkan apa yang telah dilihatnya dalam video-video yang viral menunjukkan perbuatan anggotanya tidak dalam rangka mempertahankan diri.
Ia berpandangan apa yang dilihatnya dalam video yang viral sudah merupakan tindak pidana.
"Yang terlihat viral kemarin itu bukan dalam rangka mempertahankan diri atau misalnya, bukan. Itu termasuk, bagi saya masuk ke tindak pidana. Karena orang lagi, mungkin juga tidak berhadapan dengan prajurit itu, tapi diserang," kata Andika.
Terkait anggotanya yang terlibat, ia menegaskan akan dilakukan sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.
"Kita lihat pasalnya kan tiap pasal ada ancaman hukumannya, kita tidak keluar dari sana," kata Andika.
Andika juga mengatakan pihaknya telah melakukan investigasi sejak Minggu (2/10/2022) sore kemarin.
"Kita sudah sejak kemarin sore melakukan investigasi sekaligus kita lanjutkan dengan proses hukum. Karena apa? Karena memang yang viral itu, itu kan sangat jelas tindakan di luar kewenangan. Jadi kalau KUHPM Pasal 126 sudah kena, belum lagi KUHP-nya," kata Andika.
"Jadi kita tidak akan mengarah pada disiplin, tidak. Tetapi pidana. Karena memang itu sudah sangat berlebihan," kata Andika.
Andika mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan investigasi dan pemeriksaan terkait jumlah dan asal satuan personel yang diduga terlibat.

Dia berjanji akan segera merampungkan investigasi tersebut secepatnya.
"Ya, kita satuan akan telusuri dulu. Biarkan kami tuntaskan sampai dengan besok sore. Kita janji," kata Andika.
Untuk diketahui, beberapa video terkait peristiwa Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 125 orang itu menunjukkan kekerasan yang dilakukan aparat penegak hukum di lapangan menjadi viral .
Beberapa video peristiwa pasca laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022) itu menunjukkan petugas yang memukul dan menendang Aremania yang turun ke lapangan.
Ada video yang menunjukkan bagaimana petugas memukul Aremania yang masuk ke dalam lapangan dengan menggunakan tongkat kayu perlengkapan mereka.
Bahkan terlihat ada sosok Aremania yang sudah tergeletak tak berdaya di lapangan masih diberi pukulan tongkat.
Satu lagi video yang menjadi viral, adalah aksi tendangan kungfu yang dilakukan seorang petugas berseragam pada suporter yang berada di lapangan.
Terlihat sosok aparat yang tidak membawa perlengkapan anti huru hara (tanpa membawa tongkat kayu dan perisai) menendang suporter belia dari belakang.
Diduga sosok petugas yang sama itu juga menendang suporter lain yang berada di sekitar sudut lapangan hingga terjatuh menabrak papan e-board (papan iklan digital di samping lapangan).
Bahkan foto tangkap layar aksi tendangan kungfu itu menyebar ke media sosial.
Baca juga: Andie Peci Pentolan Bonek Ingin ke Malang untuk Ucapkan Duka, Minta Izin ke Aremania Sebelum Datang
Presiden Arema FC : Padahal Satu Stadion Isinya Aremania
Manajemen Arema FC menggelar preskon, Senin (3/10/2022) siang, untuk membahas terkait insiden yang menewaskan ratusan Arema FC di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022) lalu.
Bertempat di Kantor Arema FC,Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana nampak menangis ketika memberi statmen.
Ia mengaku tak menyangka insiden pertandingan Arema FC Vs Persebaya itu menewaskan 125 orang.
“Jujur kami sangat shock, sangat sedih, kami tidak bisa berkata kata kenapa sampai bisa sampai ratusan korban. Kami sangat berkabung dan berduka sedalam dalamnya,” kata Gilang Widya Pramana, Senin (3/10/2022).
“Kejadian ini benar- benar di luar prediksi dan di luar nalar kami. Di mana satu stadion adalah pendukung Arema tanpa ada satupun pendukung lawan, bisa terjadi insiden ini,” tambahnya.
Apa yang disampaikan Gilang memang benar adanya, mengingat pertandingan Arema FC Vs Persebaya Surabaya saat itu tertutup bagi Bonek, pendukung Persebaya, sehingga tak ada gesekan antar suporter.
Gilang mengaku siap bertanggung jawab dan siap menanggung sanksi yang akan diberikan pada klubnya.
“Saya selaku Presiden Arema FC siap menanggung penuh atas insiden ini, baik santunan maupun bantuan meskipun itu tidak akan bisa mengembalikan nyawa korban. Apapun sanksi yang akan kami dapatkan kami akan terima,” jelasnya.