TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA

Pilu Ayah Korban Tragedi Arema Vs Persebaya, Sampai Pingsan Dipelukan Menko PMK saat Terima Bantuan

Pria yang diketahui bernama Wiyono itu sampai jatuh pingsan dipekukan Menko PMK, Muhadjir Effendy.

Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Istimewa
Menko PMK Muhadjir Effendy menyerahkan bantuan pemerintah untuk keluarga korban meninggal tragedi Arema Vs Persebaya Stadion Kanjuruhan di kantor Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Senin (3/10/2022). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Seorang ayah korban Arema Vs Persebaya tak kuasa menahan pilu usai kehilangan sang anak.

Bahkan pria yang diketahui bernama Wiyono itu sampai jatuh pingsan dipekukan Menko PMK, Muhadjir Effendy.

Hal itu terjadi saat Muhadjir Effendy hadir di acara penyerahan bantuan pemerintah terhadap korban musibah kubro (besar) Stadion Kanjuruhan Malang di kantor Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Senin (3/10/2022).

Momen pingsannya Wiyono tersebut terjadi di luar dugaan.

Diketahui Wiyono (52) merupakan ayah Vera Puspita Ayu yang menjadi korban meninggal pada tragedi Arema Vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022).

Wiyono dan sang anak bertempat tinggal di Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

Seperti pantauan tim di lapangan, Wiyono duduk di kursi merah di lobi kantor kecamatan bersama keluarga korban yang lain.

Tak lama Muhadjir mendatanginya untuk menyerahkan bantuan dari pemerintah.

Baca juga: Nasib Rafi Bocah SMA yang Jadi Korban Arema Vs Persebaya, Kondisi Saat Tewas Bikin Ibu Miris

Baca juga: Tangisan Juragan 99 Saat Beri Keterangan Soal Tragedi Arema Vs Persebaya

Wiyono pun bangkit dari duduk untuk menyambut Muhadjir. Lantas dia memeluk Muhadjir sambil menangis sesenggukan.

Adegan itu benar-benar mengharukan, tak lama saat memeluk Muhadjir itu pria paruh baya tersebut jatuh pingsan.

Muhadjir berusaha menahannya sambil meletakkan di lantai. Melihat peristiwa demikian beberapa orang segera membantu.

Menteri Sosial Tri Rismaharini terlihat panik. Dia segera memanggil petugas medis.

"Pak, pak, pak tolong medis tolong medis ayo," ucap Tri Rismaharini yang berada di belakang Muhadjir.

Seorang anggota keluarga korban tragedi Arema vs Persebaya jatuh pingsan, saat menerima bantuan sosial dari Kemensos RI yang diberikan Menko PMK Muhadjir Effendy di kantor Kecamatan Lowokwaru Malang, Senin (3/10/2022).
Seorang anggota keluarga korban tragedi Arema vs Persebaya jatuh pingsan, saat menerima bantuan sosial dari Kemensos RI yang diberikan Menko PMK Muhadjir Effendy di kantor Kecamatan Lowokwaru Malang, Senin (3/10/2022). (Rifky Edgar)

Petugas medis pun kemudian bergegas segera menolong bapak tersebut.

Sedangkan Menko PMK tetap memegangi bapak tersebut agar tak sampai jatuh ke lantai.

Hingga akhirnya, Wiyono tersebut digotong ke kursi untuk mendapatkan penanganan dari petugas medis.

Selain dia, warga lain yang kebanyakan merupakan orang tua juga tak kuasa menahan tangis, karena telah ditinggal anak dan sanak saudaranya.

Saat Tri Rismaharini mengajak ngobrol keluarga korban, rata-rata anak mereka yang meninggal dunia usia 17-20 tahun.

Usai bapak tersebut ditangani petugas, acara dilanjutkan dengan pemberian santunan ahli waras, kepada korban tragedi Kanjuruhan.

Masing-masing ahli waris menerima santunan sebesar Rp 15 juta dan paket sembako berupa beras 5 kg yang berisi minyak 2 liter, kecap, saus sambal, susu kental manis, biskuit, sarden, kopi dan teh.

Muhadjir didampingi Tris Rismaharini menyerahkan bantuan dari Kementerian Sosial berupa bantuan tunai Rp 15 juta dan satu buah paket sembako.

Bantuan diserahkan secara simbolis kepada 12 perwakilan keluarga korban. Pemkot Malang menyerahkan bantuan Rp 10 juta, dan dari Bank Jatim Cabang Malang sebesar Rp 5 juta.

"Kami ada santunan untuk bencana alam dan bencana sosial. Bencana sosial juga ada seperti konflik di Papua dan beberapa tempat kami juga menangani,"

"Standarnya itu Rp 15 juta per korban, korbannya satu keluarga ada dua kami berikan dua, kalau tiga ya kita berikan tiga," ucap Risma saat jumpa pers.

Selain itu, Kemensos RI juga akan memberikan bantuan khusus kepada korban tragedi Kanjuruhan ini.

Seperti pemberian santunan dan pendampingan kepada masyarakat yang telah ditinggal oleh kepala keluarga, atau anaknya yang ditinggal oleh orang tuanya.

"Saat ini masih kami data, kami kumpulkan. Terutama yang ditinggalkan bapaknya, yang selama ini mencari nafkah itu yang kita tangani khusus sosial untuk anak-anaknya," tandasnya.

Hadir dalam acara itu Wakil Ketua MPR Saleh Basarah, Wali Kota Malang Sutiaji, Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika, Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto.

Muhadjir juga membezuk tiga orang korban luka-luka yang dirawat di Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Sedang Ibu Wida Muhadjir melakukan takziyah terhadap keluarga Angger Aditya Permana, mahasiswa Jurusan Kehutanan UMM yang menjadi korban meninggal tragedi Arema Vs Persebaya.

Nasib Rafi Bocah SMA yang Jadi Korban Arema Vs Persebaya

Seorang ibu salah satu korban Arema Vs Persebaya beber kondisi sang anak yang miris.

Seperti diketahui tragedi Arema Vs Persebaya ini saat ini menjadi sorotan pecinta sepak bola tanah air.

Pasalnya laga yang berlangsung di stadion Kanjuruhan Malang itu berakhir dengan ricuh hingga menewaskan 125 korban jiwa.

Satu di antaranya ialah Ibnu Muhammad Rafi, pelajar SMA Negri 10 Kota Malang yang masih duduk dibangku kelas 11.

Belum lama ini ibu almarhum Ibnu Muhammad Rafi beberkan kondisi sang anak yang ditemukan di RSI Gondanglegi dengan kondisi sudah tak bernyawa.

Sang ibu membeberkan jika sang anak sebenarnya tidak menyukai bola, namun karena sering diajak teman-temannya akhirnya ia berangkat.

Sang anak yang akrab disapa Rafi itu berangkat bersama teman-temannya menonton pertandingan Arema Vs Persebaya.

Baca juga: Aksi Viking dan Jakmania untuk Tragedi Arema Vs Persebaya di Jakarta, Yel-yel Aremania Berkumandang

Baca juga: Komnas HAM Investigasi Tragedi Stadion Kanjuruhan, Soroti Tembakan Gas Air Mata Terhadap Aremania

Kekhawatiran sang ibu berna Cece ini bermula saat saang kakak mengabari jika kejadian di Kanjuruhan sangatlah mengkhawatirkan.

Mencoba hubungi sang anak, telepon Rafi itu diangkat oleh seorang wanita yang mengabarkan jika anaknya sudah berada di RSI Gondanglagi.

Ibu Cece ini pun lantas mengabari sang kakak agar segera mengecek kondisi sang adik.

Sayangnya sang adek sudah berada di kamar janazah dengan kondisi yang mengenaskan.

Memar dibagian leher hingga wajah penuh warna hitam seperti gosong.

"Lukanya terdapat memar dileher, tapi mukanya itu hitam seperti alergi kulit," katanya.

"Yang lebih miris itu telinganya kiri kanan keluar darah sampai sudah dimandikan juga masih keluar," tambahnya.

Meski begitu sang ibu sangat bersyukur lantaran sang anak ditemukan meski dalam kondisi sudah tak bernyawa.

Pasalnya sang anak yang bernama Rafi itu tidak membawa kartu identitas sama sekali.

"Syukurnya saya telepon sampai rumah sakit pun kakaknya langsung nyari satu per satu di kamar jenazah," tutupnya.

Anda dapat menonton video selengkapnya dibawah:

(Suryamalang.com/Rifky Edgar)

Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved