Tragedi Arema Vs Persebaya
Banyak Warga Ambil Jenazah Korban Tragedi Arema Vs Persebaya Tanpa Proses Identifikasi
Banyak warga yang mengambil jenazah tanpa diidentifikasi di RS saat tragedi Arema vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) malam.
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, MALANG - Banyak warga yang mengambil jenazah tanpa diidentifikasi di RS saat tragedi Arema vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) malam.
Malam itu puluhan jenazah tergeletak di halaman RS Teja Husada, Kepanjen, Kabupaten Malang.
Ada jenazah tanpa kain penutup.
Dua korban yang sekarat ada di samping jenazah tersebut.
Awalnya relawan Malang Satria Es Teh Anget, Achwan Affani membantu mengevakuasi jenazah korban di RS Wava Husada.
"Saat itu suasana kacau. Banyak Aremania yang melihat jenazah dan mencari keluarganya, petugas medis shock, dan banyak dari warga yang mengambil langsung jenazah tanpa diidentifikasi dulu," ucap Achwan Affani, relawan Malang Satria Es Teh Anget kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (4/10/2022).
Pria yang akrab disapa Babe ini bersama relawan PSC 119 Kota Malang, Dhana Setiawan erinisiatif membuat sistem agar proses evakuasi korban terkomando.
Akhirnyaa satu per satu jenazah berhasil diidentifikasi dan didata.
"Ada 101 jenazah di Wava Husada. Dari jumlah tersebut, 17 belum teridentifikasi," terangnya.
Kemudian jenazah yang belum teridentifikasi dibawa ke RS Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang.
Babe dan Dhana langsung bergeser ke RS Teja Husada.
"Kami sempat shock melihat jenazah di Teja Husada. Banyak jenazah tergeletak di paving halaman RS. Padahal kondisi sedang hujan," ucapnya.
Ada 34 jenazah yang belum dievakuasi di RS Teja Husada.
Babe dan Dhana segera jenazah tersebut ke RSUD Kanjuruhan.
"Kami berangkat dari Kota Malang dengan enam ambulans. Kami langsung mengevakuasi jenazah agar cepat tertangani," ujarnya.
70 persen jenazah yang dievakuasi tersebut berusia di bawah 18 tahun.
Mayoritas jenazah masih utuh, dan wajah membiru.
Beberapa jenazah juga mengeluarkan busa di mulutnya.
Babe shock, dan tidak bisa tidur nyenyak pasca insiden tersebut.
"Sampai sekarang saya belum bisa tidur nyenyak. Saya sampai tidak bisa berkata-kata. 70 persen jenazah berusia di bawah 18 tahun, masih seusia anak saya," ucapnya.
Para relawan fokus untuk mengevakuasi para korban dengan cepat, seperti membentuk sistem agar proses evakuasi berjalan cepat.
"Kami membangun sistem dengan komando satu pintu agar mekanisme terkomando," ucap Dhana.
Dhana menyampaikan banyak warga yang langsung membawa jenazah korban tanpa identifikasi dan pendataan.
"Sebelum kami datang, sudah ada proses pengeluaran jenazah. Tapi, datanya lemah," terangnya.
Dhana minta korban yang belum berobat ke rumah sakit, segera melapor ke posko di Balai Kota Malang.
"Kalau masih ada gejala, silakan lapor," tandasnya.