TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA
Tragedi Stadion Kanjuruhan, KontraS Ikut Lakukan Penyelidikan, Soroti Aspek Kekerasan dan Kelalaian
Tragedi Stadion Kanjuruhan, KontraS Ikut Lakukan Penyelidikan, Soroti Aspek Kekerasan dan Kelalaian
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM - Tragedi Stadion Kanjuruhan yang menewaskan ratusan Aremania, membuat Komisi untuk Orang Hilang dan Tindakan Kekerasan (KontraS) turut melakukan penyelidikan.
Penyelidikan yang dilakukan KontraS fokus pada tindakan kekerasan di Stadion Kanjuruhan hingga menewaskan ratusan nyawa tersebut.
Tragedi Stadion Kanjuruhan terjadi selepas laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada pekan 11 Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).
Sekjen Federasi KontraS, Andi Irfan mengatakan, saat ini pihaknya sedang mencari bukti-bukti valid, terkait tindakan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.
Mulai dari aspek kekerasan, kelalaian, atau tindak terstruktur yang dilakukan oleh aparat keamanan.
"Saat ini mencari bukti-bukti valid atas insiden di Stadion Kanjuruhan, apakah itu kekerasan, apakah itu bentuk kelalaian dari petugas," ucapnya kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (7/10/2022).
Andi Irfan juga mengapresiasi penetapan enam tersangka dari kepolisian terkait Tragedi Stadion Kanjuruhan ini.
Akan tetapi, pasal-pasal yang diberikan kepada tersangka ini dianggapnya sebagai pasal kelalaian.
Yakni Pasal 359 dan 360 KUHP tentang menyebabkan orang mati ataupun luka-luka berat karena kealpaan.
"Tanpa mengurangi apresiasi dari Polisi yang telah menetapkan tersangka, ini adalah bagian dari tindak pidana pasal 359-360. Itu merupakan pasal sopir."
"Kalau kita nyetir di jalan, kemudian mundur gak sadar ya pasal itu yang dipakai," terangnya.
Berdasarkan fakta-fakta yang ada, KontraS menganggap, bahwa kejadian saat Tragedi Kanjuruhan ini bukanlah kelalaian.
Namun ada perintah, yang menyebabkan lebih dari 100 orang meninggal dunia.
"Ini bukan kelalaian. Ada perintah di sana."
"Ini bukan petugas yang menembak secara acak."
"Itu sistematik, mulai dari jumlah peluru, arahnya ke mana."
"Ini bukan kepanikan, petugas gak panik."
"Jadi ada kesengajaan menembakkan peluru itu," ujarnya.
KontraS juga menganggap, kejadian yang terjadi di Stadion Kanjuruhan setelah laga Arema vs Persebaya Surabaya bukanlah tindak pidana biasa dan perlu adanya pendalaman.
Saat ini, KontraS juga mendukung penuh langkah yang dilakukan oleh Aremania dengan membentuk tim pencari fakta Tragedi Stadion Kanjuruhan.
"Kalau untuk kekerasan ini masih belum final."
"Masih banyak yang bisa kita bahas di sana."
"Kami bisa menduga, bisa menjadikan dugaan pelanggaran HAM tapi kami belum ke sana."
"Kami perlu mengumpulkan bukti-bukti keterangan yang ini masih kami kumpulkan," tandasnya.

Wali Kota Malang Usung Misi Damai
Tragedi Stadion Kanjuruhan membuat banyak pihak terketuk merasakan duka, termasuk Wali Kota Malang, Sutiaji.
Pasca tragedi yang menelan ratusan korban jiwa selepas laga Arema FC vs Persebaya Surabaya ini, Sutiaji berkeinginan untuk mengumpulkan suporter-suporter se-Indonesia untuk misi perdamaian.
Sutiaji mengatakan, bahwa sepak bola itu merupakan tontonan dan hiburan.
"Saya kepingin mengumpulkan suporter ke Indonesia."
"Berangkat dari Malang, bahwa bola itu akan jadi tontonan."
"Fanatik yes, tapi jangan sampai ada korban," ucap Sutiaji, Jumat (7/10/2022).
Dia mengatakan, bahwa insiden di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan ratusan Aremania telah melukai hati Aremania dan citra Kota Malang sebagai kota toleran.
Menurutnya, sepak bola sudah menjadi sebuah entitas yang ada di Kota Malang dan diminati masyarakatnya.
Sutiaji meyakini, masyarakat Kota Malang dan seluruh Aremania selalu menjunjung tinggi semangat dan cinta damai.
"Saya tidak ikhlas manakala Malang diciderai, seakan-akan Malang membuat kekacauan, membawa citra menjadi tempat kerusuhan sepak bola."
"Karena gelora kedamaian bola sudah disuarakan dari Malang."
"Kita tahu semua, bahwa sahabat-sahabat kita, Aremania semua cinta kedamaian," terangnya.
Dia juga berpesan kepada seluruh lapisan masyarakat agar tidak menyepelekan persoalan sekecil apapun.
Hal ini sebagai bentuk pembelajaran atas tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang pada 1 Oktober 2022 kemarin.
"Jangan menyepelekan persoalan yang kecil. Jangan diremehkan."
"Mungkin remehnya ya mohon maaf, contoh mungkin ada yang lari pertama untuk memberikan support ke lapangan, saya yakin di menyesal."
"Sama halnya yang menembakkan gas air mata pertama," tandasnya.