TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA
Pembelaan Indosiar Soal Jadwal Tayang Arema Vs Persebaya, Bantah Kepentingan Iklan Rokok
Direktur Program dan Produksi Indosiar dan SCTV, Harsiwi Achmad membantah ada kepentingan iklan rokok yang membuat laga Arema FC melawan Persebaya S
Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Berikut ini pembelaan Indosiar soal jadwal tayang Arema Vs Persebaya yang main di malam hari.
Seperti diketahui salah satu faktor tragedi Arema Vs Persebaya yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) ialah jadwal main yang terlalu malam.
Apalagi sebelumnya Panpel Arema sempat mengajukan pergantian jadwal main Arema Vs Persebaya, namun ditolak oleh PT LIB.
Terbaru, Direktur Program dan Produksi Indosiar dan SCTV, Harsiwi Achmad membantah ada kepentingan iklan rokok yang membuat laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya digelar malam hari.
“Saya kemukakan itu tidak benar,” ujar Harsiwi usai bertemu TGIPF Tragedi Kanjuruhan di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/10/2022) malam.
Harsiwi menyatakan bahwa kerja sama penyelanggaraan Liga 1 sejak 2018 hingga kini tidak pernah ada iklan rokok.
Akan tetapi, ia mengakui jika iklan rokok baru muncul setelah pertandingan berakhir.
“Karena itu namanya time signal rokok, itu waktu tertentu di mana rokok itu masuk. Itu jam 21.30 kan baru boleh beriklan,” katanya.
Harsiwi juga membantah bahwa laga Arema kontra Persebaya sengaja ditayangkan karena jam prime time di televisi.
“Tidak ada sama sekali,” tegas dia.
Harsiwi juga mengaku mendapat informasi adanya surat usulan perubahan waktu pertandingan Arema melawan Persebaya dari Polres Malang kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Usulan perubahan laga yakni dari malam menjadi sore hari.
Akan tetapi, surat usulan tersebut tak ditembuskan ke Indosiar.
Selain itu, pihaknya juga mengaku tidak mempunyai kewenangan perihal perubahan waktu pertandingan.
“Jadi surat itu ditujukan kepada LIB dan kemudian LIB mengatakan bahwa mereka akan berkoordinasi kembali dengan pihak perizinan,” kata dia.
“Akhirnya kita mendappatkan konfirmasi kembali pada tanggal 27 September bahwa jadwal yang semula yaitu jam 20.00 diizinkan kepolisian, oleh karena itu jadwalnya tetap begitu,” imbuh dia.
Seperti dilansir dari Kompas: Indosiar Bantah Ada Kepentingan Iklan Rokok di Laga Arema Vs Persebaya Malam Hari
Adapun TGIPF pada hari ini telah memanggil beberapa pihak untuk dimintai klarifikasi.
Antara lain Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, PSSI, PT Liga Indonesia Baru (LIB), serta Indosiar.
Sebelumnya, laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022), berakhir dengan skor 2-3 untuk kemenangan tim tamu.
Seusai laga, kericuhan pun pecah. Pihak kepolisian menembakan gas air mata ke arah penonton yang berada di tribune stadion.
Sebanyak 131 orang yang berada di dalam stadion meninggal dunia. Terbaru, satu Aremania kembali meninggal dunia pada hari ini.
Dengan demikian, total korban meninggal dunia mencapai 132 orang.
Polri telah menetapkan enam orang tersangka dalam tragedi Kanjuruhan.
Keenamnya yakni Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) Akhmad Hadian Lukita, Ketua Panpel Arema FC AH, Security Officer SS, Kabag Operasi Polres Malang WSS, Danki III Brimob Polda Jawa Timur H, dan Kasat Samapta Polres Malang BSA.
Para tersangka dijerat Pasal 359 dan 360 KUNP tentang Kelalaian yang Menyebabkan Kematian dan Pasal 103 Juncto Pasal 52 UU RI Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan.
Selain itu, ada 20 polisi yang melanggar etik, terdiri atas 6 personel Polres Malang dan 14 personel dari Satuan Brimob Polda Jawa Timur. Merespons tragedi ini, pemerintah telah membentuk TGIPF Tragedi Kanjuruhan untuk mengusut kasus ini.
Dugaan TGIPF Soal Jadwal Kick Off Tetap Malam
Meski gas air mata disinyalir jadi pemicu jatuhnya korban, namun TGIPF turut menyisir polemik kick off pertandingan yang digelar larut malam.
Lewat pernyataannya di Kantor Kemenko Polhukam Jakarta, anggota TGIPF, Rhenald Kasali menyinggung adanya "kekuatan" yang mengatur jalannya pertandingan.
"Kekuatan" itu diduga jadi faktor kenapa pertandingan tetap digelar pada malam hari pukul 20.00 dan baru selesai sekitar pukul 22.10 WIB.
Padahal sebelumnya, ada permintaan dari Polres Malang agar jadwal pertandingan dimajukan di sore hari.
Berikut ini beberapa temuan TGIPF:
1. "Kekuatan" di Balik Jam Pertandingan
Awalnya, aparat kepolisian telah meminta agar pertandingan itu digelar pukul 15.30 WIB dari jadwal semula pukul 20.00 WIB.
“Ada indikasi-indikasi yang misalnya, kenapa bisa jadi malam? Pada malam itu juga kemungkinan besar di situ ada pihak tertentu yang mempunyai kekuatan untuk mengatur tetap menjadi malam hari,” ujar Rhenald Kasali Senin (10/10/2022).
Rhenald mengaku belum bisa membongkar sosok yang dimaksud.
Namun, Rhenald meyakini jika publik sebenarnya telah mengetahui siapa sosok yang memiliki kekuatan itu.
“Saya belum bisa, kita belum bisa sebutkan walaupun saudara-saudara sudah bisa menciumnya,” katanya.
Mengutip Kompas.com grup Suryamalang 'Siapa Pihak Kuat di Balik Laga Arema Vs Persebaya Tetap Digelar Malam Hari?'.
2. Kenapa Polisi Tunduk dengan Mudah?
Di sisi lain, Rhenald mengaku heran dengan sikap Polres Malang yang tetap tunduk dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Terutama soal sikap Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat yang tetap tunduk dengan jadwal yang telah diatur PT LIB.
“Ada surat dari Kapolres yang meminta agar dilaksanakan sore hari, terus kemudian diminta oleh PT LIB agar (tetap) dilakukan pada malam hari,” ungkap Rhenald.
“Kalau memang itu ditolak, mengapa polisi dan Polres kalah dan harus tetap dijalankan pada malam hari?” sambung dia.
3. PSSI dan PT LIB Diperiksa
Dalam upaya pengusutan, TGIPF akan memanggil beberapa pihak untuk dimintai klarifikasi.
Termasuk sosok yang diduga mempunyai kekuatan untuk mengatur jadwal pertandingan Arema vs Persebaya tetap digelar malam hari.
Rhenald menuturkan, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) akan dipanggil TGIPF untuk diperiksa di Kantor Kemenko Polhukam, Selasa (11/10/2022).
“Ya, kita akan panggil semua. PT LIB akan datang, akan kita minta. PSSI akan kita panggil besok dan sejumlah pihak yang terkait dengan ini semua ya. Kita akan klarifikasi,” kata dia.
4. Kepentingan Iklan Rokok
Temuan lain TGIPF adalah dugaan mengenai kepentingan iklan rokok dalam pertandingan sepak bola nasional yang digelar malam hari, termasuk laga Arema melawan Persebaya.
Rhenald mengatakan, laga malam hari biasanya digelar sekitar pukul 21.30 WIB untuk mengakomodasi iklan rokok.
“Kalau kemarin (Arema vs Persebaya) kan enggak jam segitu. Tapi banyak sekali hal-hal seperti dilakukan setengah 10 malam"
"Kami juga mendengar, mungkin itu salah satunya mengakomodasi iklan rokok yang baru mulai di jam setengah 10 malam,” ujar Rhenald.
Rhenald menyampaikan pertandingan yang digelar sangat malam juga dikeluhkan para pemain.
5. Gas air mata bersifat mematikan
Rhenald juga menyatakan tembakan gas air mata oleh personel Polri kepada Aremania bersifat mematikan.
Menurut dia, penggunaan senjata gas air mata oleh kepolisian pada dasarnya untuk meredam agresivitas massa, bukan senjata yang bersifat mematikan.
Akan tetapi, penggunaan gas air mata dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, tampak berbeda.
“Jadi (gas air mata) bukan senjata untuk mematikan, tapi senjata untuk melumpuhkan supaya tidak menimbulkan agresivitas,” ujarnya.
“Yang terjadi (di Kanjuruhan) adalah justru mematikan. Jadi ini tentu harus diperbaiki,” tutur dia.
Pihak Polri telah mengakui bahwa gas air mata yang ditembakkan personel kepolisian di Stadion Kanjuruhan sudah kedaluwarsa.
Terkait hal itu, Rhenald Kasali menegaskan, Polri melakukan penyimpangan dan pelanggaran karena menembakkan gas air mata yang kedaluwarsa.
Untuk itu, Rhenald mengingatkan bahwa posisi kepolisian saat ini bukanlah sebagai kepolisian yang berbasis militer, melainkan berbasiskan kepolisian sipil.
“Karena gas air mata itu, ingat ini adalah kalau kepolisian itu adalah sekarang ini bukan military police, bukan polisi yang berbasis militer, tapi ini adalah civilian police"
"Nah, maka polisi itu ditangankanani oleh kitab HAM,” imbuh dia.
Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com