TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA
Kengerian Isi CCTV Tragedi Arema Vs Persebaya Terkuak, Mahfud MD: Ada Perbedaan dari Medsos Atau TV
Isi CCTV tragedi Arema Vs Persebaya yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) lebih ngeri ketimbang yang tersebar di media sosial dan televisi.
Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Dyan Rekohadi
Sementara itu, Mahfud MD juga mengatakan bahwa memang penyebab utama para suporter meninggal dunia adalah karena Gas Air Mata.
Mahfud MD menekankan seluruh korban tragedi Kanjuruhan disebabkan karena adanya semprotan gas air mata.
"Yang mati dan cacat, serta sekarang kritis, dipastikan itu terjadi karena desak-desakan, setelah ada gas air mata yang disemprotkan, itu penyebabnya," ungkapnya.
Adapun tingkat keberbahayaan atau racun dari gas air mata itu, saat ini sedang diperiksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
"Tetapi, apapun hasil pemeriksaan dari BRIN, tidak bisa mengurangi kesimpulan bahwa kematian massal itu terutama disebabkan oleh gas air mata," tegas Mahfud MD.
Mahfud MD menyebut siang ini TGIPF menyampaikan laporan dengan independen sebagai laporan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Nanti hasil laporan akan diolah oleh Bapak Presiden untuk kebijakan keolahragaan nasional dengan melibatkan stakeholders tentu saja yang ada menurut peraturan perundang-undangan," ujar Mahfud MD.
Seperti dilansir dari Tribun Wow: Sebut Video CCTV Tragedi Kanjuruhan Lebih Ngeri dari yang Beredar, Mahfud MD Ungkap Hasil Temuan.
10 Poin Kesalahan Panpel Arema FC
Rentetan poin kesalahan Panpel Arema FC itu adalah hasil kesimpulan TGIPF melalui investigasi.
Kemudian Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) menyerahkan hasil investigasi tersebut pada Presiden Jokowi.
Sesuai rencana, TGIPF menemui Presiden di Istana Negara, Jakarta pada Jumat (14/10/2022) kemarin.
Dari investigasi ini, tim yang dipimpin Menteri Koodinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menghasilkan 10 poin kesimpulan.
Beberapa kesimpulan yang terkait panitia pelaksana (panpel) Arema FC adalah sebagai berikut:
1. TGIPF menganggap panpel Arema FC tidak memahami tugas dan tanggung jawab dalam menyelenggarakan pertandingan.