Berita Malang Hari Ini

Kisah Pelacur Lesbian yang Ditulis Maman Suherman dalam Novel Re: dan peRempuan

Penulis Maman Suherman berbagi cerita tentang novel yang ia tulis berjudul Re: dan peRempuan di Aula Biro Administrasi Umum Universitas Muhammadiyah

Penulis: Benni Indo | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Benni Indo
Maman Suherman berbagi pengalaman tentang kisah Re: di depan para civitas akademika UMM, Selasa (25/10/2022). 

Melur diasuh oleh pasangan yang belum punya anak ketika usianya belum genap empat bulan. Ia tumbuh menjadi anak yang pintar, bahkan mendapat gelar akademi PhD di bidang ekonomi.

Maman mengatakan, dari rahim seorang Re: lahir anak yang begitu luar biasa. Ia menamatkan pendidikan tinggi dan kini bekerja sebagai seorang peneliti. Melur tinggal di luar negeri dan sesekali pulang ke Indonesia untuk berkunjung ke makam ibunya.

"Jangan menghakimi orang karena Anda tidak berada di posisinya pada masa lalu. Re: berpesan: kabarkan berita dari saya agar tidak ada yang seperti saya," ujar Maman.

Wakil Rektor 1 UMM, Prof Syamsul Arifin mengatakan novel Re: dan peRempuan memiliki pelajaran moral bagi manusia dan kehidupannya. Syamsul juga menyebutkan apa yang telah terjadi dengan kehidupan Re: dan anaknya seperti simbol YinYang dalam filosofi orang Tionghoa.

"Jadi ada yang sempurna dan tidak sempurna," katanya.

Ia mengharapkan mahasiswa bisa belajar banyak dari novel tersebut, termasuk bagaimana merangkai kata dan kalimat sehingga bisa maknanya bisa menyentuh pembaca.

Syamsul mengaku tertarik degnan novel tersebut. Ia bahkan mengatakan akan membaca novel tersebut sampai habis.

"Ini akan menjadi buku kedua yang saya baca sampai selesai bulan ini," ujarnya.

Syamsul juga mengatakan akan memberikan kesempata lagi kepada Maman untuk bisa kembali ke UMM. Menurutnya, kehadirannya mendorong mahasiswa bersemangat untuk belajar.

"Nanti kami buat acara lagi untuk Kang Maman, panggung yang lebih besar," tegasnya.

Manager Wholesale Gramedia PT Gramedia Asri Media, Yulie Dwi Kurniasari menyatakan, kegiatan bedah buku yang dilakukan oleh Prodi Bahasa Indonesia UMM selaras dengan tujuan Kompas Gramedia yakni memperkuat literasi.

"Saya rasa ini sangat selaras dengan kami. Kami juga ingin seperti UMM yang kompetensinya berstandat internasional pada 2030 nanti. Kami setidaknya di kelas Asia Tenggara dulu," katanya.

Bedah buku tersebut adalah yang pertama dilakukan dan UMM menjadi tempat pilihannya. Rencananya, kegiatan serupa akan dilakukan di kota-kota lainnya.

"Kami sampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada UMM untuk mengadakan acara seperti ini. Kegiatan ini akan dilanjutkan ke kota berikutnya," ujarnya.

Update Google News SURYAMALANG.COM

 

Sumber: Surya Malang
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved