Berita Malang Hari Ini

Kisah Pelacur Lesbian yang Ditulis Maman Suherman dalam Novel Re: dan peRempuan

Penulis Maman Suherman berbagi cerita tentang novel yang ia tulis berjudul Re: dan peRempuan di Aula Biro Administrasi Umum Universitas Muhammadiyah

Penulis: Benni Indo | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Benni Indo
Maman Suherman berbagi pengalaman tentang kisah Re: di depan para civitas akademika UMM, Selasa (25/10/2022). 

SURYAMALANG.COM - Penulis Maman Suherman berbagi cerita tentang novel yang ia tulis berjudul Re: dan peRempuan di Aula Biro Administrasi Umum (BAU) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Selasa (25/10/2022).

Novel tersebut diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia pada April 2021. Setahun kemudian, yakni April 2022, cetakan keempat novel diterbitkan.

Buku setebal 330 halaman tersebut adalah refleksi atas kisah nyata yang dialami oleh Maman saat menjadi mahasiswa di Universitas Indonesia.

Novel tersebut bagian yang tak terpisahkan dari skripsi yang ia buat ketika menjadi mahasiswa Jurusan Kriminologi.

Buku ini dibagi atas dua cerita. Pertama tentang Re: dan kedua tentang anaknya (peRempuan). Dikisahkan pada novel tersebut, Re: adalah seorang pelacur lesbian.

Awalnya, Maman hanya berharap segera menyelesaikan skripsinya yang hampir dua tahun tertunda. Kenyataannya, ia masuk jauh dalam kehidupan Re.

"Aku tidak pernah membayangkan akan masuk sedemikian jauh dari kehidupan Re: dan kawan-kawannya. Alasanku bergaul akrab dengan para pelacur lesbian anak buah Mami Lani sebenarnya hanyalah agar skripsiku yang telah tertunda hampir dua tahun bisa segera rampung. Tidak lebih dari itu," tulis Maman dalam bab 5 novel itu.

Re: menjadi anak buah Mami Lani. Ia dipaksa menjadi pelacur lesbian dengan iming-iming bayaran tinggi agar bisa membayar hutang ke Mami Lani.

Dalam acara kuliah umum dan bedah buku bagi mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia, Maman mengisahkan Re: pernah minta didoakan agar selamat. Pasalnya, pekerjaannya sangat rawan akan tindak kriminal, bahkan pembunuhan.

Re: tidak mengenal jauh latar belakang para konsumennya. Ia khawatir jika tidak bisa memberikan kepuasan kepada pelanggannya, akan ada tindakan kekerasan kepadanya.

Re: merasa dirinya sangat berdosa. Bahkan untuk memeluk anaknya, Re: meminta agar Maman yang melakukan. Ia tidak ingin tubuhnya yang dirasa penuh dosa itu bersentuhan dengan tubuh suci anaknya.

Maman menyamar menjadi seorang sopir untuk bisa mengetahui kehidupan pelacur. Ia menyembunyikan identatas mahasiswanya selama bersama Re:. Tiga hari sebelum ujian skripsi, Maman membuka identitasnya kepada Re:.

Re: tidak kaget dengan pengakuan Maman tersebut. Maman lantas mengajak Re: untuk datang ke Universitas Indonesia menyaksikan ujian skripsinya.

"Boleh tidak ikut menyaksikan ujian skripsi saya, Re: jawab apakah UI tidak malu kedatangan pelacur? Lalu saya jawab bahwa kamu adalah ibu," kisah Maman.

Cerita Re: diakhiri dengan kisah kematiannya yang tragis. Maman menyebut ada belasan luka sayatan di tubuh Re:. Cerita berikutnya adalah cerita tentang Melur. Melur adalah anak semata wayang Re:

Melur diasuh oleh pasangan yang belum punya anak ketika usianya belum genap empat bulan. Ia tumbuh menjadi anak yang pintar, bahkan mendapat gelar akademi PhD di bidang ekonomi.

Maman mengatakan, dari rahim seorang Re: lahir anak yang begitu luar biasa. Ia menamatkan pendidikan tinggi dan kini bekerja sebagai seorang peneliti. Melur tinggal di luar negeri dan sesekali pulang ke Indonesia untuk berkunjung ke makam ibunya.

"Jangan menghakimi orang karena Anda tidak berada di posisinya pada masa lalu. Re: berpesan: kabarkan berita dari saya agar tidak ada yang seperti saya," ujar Maman.

Wakil Rektor 1 UMM, Prof Syamsul Arifin mengatakan novel Re: dan peRempuan memiliki pelajaran moral bagi manusia dan kehidupannya. Syamsul juga menyebutkan apa yang telah terjadi dengan kehidupan Re: dan anaknya seperti simbol YinYang dalam filosofi orang Tionghoa.

"Jadi ada yang sempurna dan tidak sempurna," katanya.

Ia mengharapkan mahasiswa bisa belajar banyak dari novel tersebut, termasuk bagaimana merangkai kata dan kalimat sehingga bisa maknanya bisa menyentuh pembaca.

Syamsul mengaku tertarik degnan novel tersebut. Ia bahkan mengatakan akan membaca novel tersebut sampai habis.

"Ini akan menjadi buku kedua yang saya baca sampai selesai bulan ini," ujarnya.

Syamsul juga mengatakan akan memberikan kesempata lagi kepada Maman untuk bisa kembali ke UMM. Menurutnya, kehadirannya mendorong mahasiswa bersemangat untuk belajar.

"Nanti kami buat acara lagi untuk Kang Maman, panggung yang lebih besar," tegasnya.

Manager Wholesale Gramedia PT Gramedia Asri Media, Yulie Dwi Kurniasari menyatakan, kegiatan bedah buku yang dilakukan oleh Prodi Bahasa Indonesia UMM selaras dengan tujuan Kompas Gramedia yakni memperkuat literasi.

"Saya rasa ini sangat selaras dengan kami. Kami juga ingin seperti UMM yang kompetensinya berstandat internasional pada 2030 nanti. Kami setidaknya di kelas Asia Tenggara dulu," katanya.

Bedah buku tersebut adalah yang pertama dilakukan dan UMM menjadi tempat pilihannya. Rencananya, kegiatan serupa akan dilakukan di kota-kota lainnya.

"Kami sampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada UMM untuk mengadakan acara seperti ini. Kegiatan ini akan dilanjutkan ke kota berikutnya," ujarnya.

Update Google News SURYAMALANG.COM

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved