Berita Arema Hari Ini

Berita Arema Hari Ini Populer: Ketum PSSI Mangkir dari Panggilan Penyidik, Data Korban Luka Melonjak

Alasan Iwan Bule, Ketum PSSI mangkir dari panggilan penyidik hingga data korban luka tragedi Kanjuruhan melonjak, berita Arema hari ini populer

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
Instagram @aremafcofficial/SURYAMALANG.COM/Erwin Wicaksono
Iwan Bule (kanan), Crisis Center Arema FC (kiri), berita Arema hari ini populer Ketum PSSI mangkir dari panggilan penyidik data korban luka tragedi Kanjuruhan melonjak 

"Menuntut BRIN merilis kandungan zat dalam gas air mata yang telah expired yang digunakan dalam tragedi kanjuruhan." demikian isi tuntan bagi BRIN yang disuarakan Aremania.

Seperti diketahui, BRIN menjadi lembaga negara yang dipercaya untuk meneliti kandungan bahan dalam gas air mata yang ditembakkan di stadion Kanjuruhan saat Tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022.

Menko Polhukam, Mahfud MD yang juga Ketua Tim Gabungan Independepen Pencari Fakta (TGIPF) dalam pernyataan resminya beberapa waktu lalu menyatakan jika penelitian kandungan gas air mata dalam tragedi Kanjuruhan dilakukan oleh BRIN.

Mahfud MD, menegaskan gas air mata yang ditembakan petugas keamanan saat peristiwa di Stadion Kanjuruhan menjadi penyebab banyaknya korban meninggal.

Ia mengatakan, gas air mata memang tak menyebabkan kematian langsung.

Namun, penembakan gas air mata itu mengakibatkan banyak orang panik dan sesak nafas ketika di Kanjuruhan.

"Kesimpulan TGIPF, PSSI wajib bertanggung jawab, itu kesimpulan nomor satu."

"Kesimpulan kedua kematian massal sebanyak 133 orang ketika itu disebabkan oleh gas air mata," kata Mahfud MD dalam diskusi daring dengan LSI, dikutip Tribunnews.com dari YouTube Lembaga Survei Indonesia LSI_Lembaga, Jumat (21/10/2022).

Kesimpulan tersebut, kata Mahfud, juga menjadi bagian dari hasil investigasi tim TGIPF.

Lebih lanjut, Mahfud MD menyebut, dirinya tak peduli tentang kandungan zat kimia gas air mata.

Menurutnya, penembakan gas air mata itulah yang membuat suporter panik dan berlari ke tempat yang sama hingga berdesak-desakan.

"Mungkin gas air matanya sendiri tidak menyebabkan kematian langsung."

"Tetapi penyemprotan ke tempat-tempat tertentu menyebabkan orang panik, nafasnya sesak, lalu lari di tempat yang sama, desak-desakan, sehingga menyebabkan kematian," ungkap Mahfud MD.

Kandungan gas air mata menjadi salah satu poin yang disoroti banyak pihak karena dinilai sebagai penyebab utama yang menimbulkan banyak korban jiwa.

Masyarakat, khususnya Aremania menilai kandungan gas air mata yang ditembakkan ke arah penonton pertandingan laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya itu sangat berbahaya bahkan dianggap mematikan.

Sumber: Surya Malang
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved