Berita Arema Hari Ini
Biodata Arema FC, Klub Sepak Bola Asal Malang Disorot Usai Tragedi Kanjuruhan, Lengkap Daftar Pemain
Berikut ini biodata Arema FC, sepak bola asal Malang, Jawa Timur yang saat ini masih menjadi sorotan.
Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Berikut ini biodata Arema FC, sepak bola asal Malang, Jawa Timur yang saat ini masih menjadi sorotan.
Pasalnya laga Arema Vs Persebaya pada Sabtu (1/10/2022) lalu berubah menjadi tragedi yang mengerikan yang berlangsung di stadion Kanjuruhan.
Bahkan belum lama ini Arema FC ditinggal oleh Gilang Widya Pramana, yang memutuskan mundur sebagai Presiden Arema FC.
Mundurnya Gilang Widya Pramana itu sontak memicu reaksi para Aremania dan Aremanita, suporter Arema FC.
Pasalnya diduga mundurnya pria yang akrab di sapa Juragan 99 itu ada kaitannya dengan Tragedi Kanjuruhan yang membuat 135 orang meninggal dunia.
Lantas bagaimana dengan prestasi dan sejarah Arema FC?
Melansir biodata, Arema FC adalah klub sepak bola profesional yang berasal dari Malang, Jawa Timur, Indonesia.
Lahir pada tanggal 11 Agustus 1987, dengan semangat mengembangkan persepakbolaan di Malang.
Kala itu hanya ada satu klub besar di Malang Raya, yakni Persema Malang dan hadirnya Arema membuat perkembangan sepak bola jauh lebih pesat.
Acub Zaenal (dulu administrator liga Galatama) yang kali pertama punya andil menelurkan pemikiran membentuk klub profesional dari Malang yang ditujukan untuk bermain Galatama setelah sebelumnya membangun klub Perkesa 78.
Uniknya, berdirinya Arema Malang tak lepas dari peran Ovan Tobing, salah seorang pengurus Persema Malang.
Lalu, Acub Zaenal mengutus anaknya, Lucky Acub Zaenal untuk mendatangi Ovan Tobing.
Ovan Tobing kemudian mengenalkan Lucky dengan Dirk Sutrisno, pendiri klub Armada 86.
Mereka lalu membentuk seminar dengan beberapa tokoh penting di Malang dan wartawan.
Inti dari seminar tersebut adalah menilai urgensi pembentukan klub profesional di Malang dan akhirnya keluar rekomendasi berupa pembentukan klub untuk berkompetisi di Galatama.
Nama Arema awalnya adalah Aremada, gabungan dari Arema dan Armada 86.
Tetapi nama tersebut tidak bertahan lama.
Klub sempat menjadi Aremada 86 dan tertatih-tatih karena minim pendanaan untuk berkompetisi di Galatama VIII.
Duet anak dan ayah, Acub Zaenal dan Lucky lantas mengambil alih dan berusaha menyelamatkan Arema 86 supaya tetap hidup.
Setelah diambil alih, nama Arema 86 akhirnya diubah menjadi Arema dan ditetapkan pula berdirinya Arema pada 11 Agustus 1987 sesuai dengan akte notaris Pramu Haryono SH–almarhum–No 58.
Ikon singa diambil dari simbol zodiak Leo yang merupakan zodiak Arema yang pada akhirnya terkenal dengan julukan Singo Edan.
Perjalanan Arema FC
Era Galatama
Arema terjun ke kompetisi Galatama pada 1987 hingga 1994, ketika kompetisi Galatama dan kompetisi Perserikatan (amatir) dilebur menjadi satu bernama Liga Indonesia.
Prestasi Arema di era Galatama terhitung lumayan untuk klub yang masih bau kencur kala itu.
Pada 1993, mereka menjuarai Galatama dengan diperkuat legenda Aji Santoso.
Arema sempat benar-benar mengalami kesulitan menjalankan roda kehidupan mereka.
Untuk tempat pemain tinggal dan latihan, mereka mengandalkan pinjaman mes dan lapangan dari TNI AU.
Era Ligina
Perjalanan bagai yoyo naik turun kembali dirasakan oleh Arema Malang meski kompetisi Galatama dan Perserikatan sudah bergabung menjadi Liga Indonesia.
Bahkan pada 2003, mereka sempat terdegradasi ke kasta kedua liga, meski saat itu klub sudah diakuisisi PT Bentoel.
Tak menunggu lama, Arema Malang kembali ke kasta tertinggi dengan menjuarai Divisi Utama pada 2004.
Progres Arema membaik setelah momen tersebut.
Menjuarai Copa Indonesia (Piala Indonesia) tahun 2005 dan 2006 adalah prestasi nyata tim berjuluk Singo Edan tersebut.
Kala itu, Arema berada di tangan pelatih kawakan Benny Dollo.
Era Liga Super
Puncak kegemilangan Arema Malang muncul ketika format Liga Indonesia berubah menjadi Liga Super Indonesia.
Pada 2010, Arema menjadi juara Liga Super Indonesia.
Gelar tersebut adalah pencapaian tertinggi Arema Malang pertama kali di kancah sepak bola nasional.
Kala itu, Arema Malang memang sangat superior.
Dilatih orang Belanda dan mantan pemain Ajax Amsterdam, Robert Rene Alberts dan pemain-pemain top semacam Noh Alam Shah, Muhammad Ridhuan, Ahmad Bustomi, Zulkifli Syukur, dan Kurnia Meiga membuat Arema Malang menjadi salah satu kekuatan besar di Indonesia.
Performa Arema memang tidak mampu melesat hingga level Asia, namun setidaknya mereka bisa meramaikan konstelasi sepak bola Asia Tenggara di Liga Champions Asia sebagai juara Indonesia.
Selanjutnya, Arema menjadi runner-up Liga Super pada tahun 2011 dan 2013.
Dualisme Klub
Nahas, pada medio 2011 mulai terjadi kisruh di sepak bola Indonesia.
Muncul konflik di PSSI pada 2012 dan akhirnya membuat pengelola Liga Super Indonesia mengalami dualisme kepemimpinan yang melahirkan dua kompetisi yaitu Liga Super Indonesia dan Liga Primer Indonesia.
Hal ini membuat Arema ikut terbelah.
Seperti beberapa klub lain di Indonesia, Arema FC kala itu tampil di dua liga dengan kepengurusan klub yang berbeda.
Dari titik itulah, bencana datang bertubi-tubi.
Setelah ricuh sepak bola berakhir, pencabutan sanksi dari FIFA dan liga kembali bersatu, Arema Malang mengalami konflik internal karena adanya dua klub dengan entitas sama.
Arema yang berada di Liga Super yakni Arema Cronus (kini Arema FC) diakui sebagai entitas resmi setelah konflik PSSI mereda dan langsung berkompetisi di kasta tertinggi.
Sebaliknya, Arema yang berada di Liga Primer Indonesia yakni Arema Indonesia justru dibekukan oleh PSSI.
Status Arema Cronus sebagai pengisi slot Arema di kompetisi level tertinggi seringkali dipertanyakan saat itu karena status badan hukumnya yang menggunakan entitas Arema Indonesia.
Tapi seiring berjalannya waktu, Arema Cronus akhirnya berubah menjadi Arema FC, sebuah klub dengan badan hukum sendiri yang baru yakni PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (PT AABBI).
Babak baru dualisme Arema sebenarnya justru terjadi setelah Konggres Tahunan PSSI 2017 di bawah pimpinan Ketua Umum PSSI, Letnan Jenderal (Letjen) Edy Rahmayadi di mana diberikan pemutihan bagi Arema Indonesia.
Dengan kata lain semenjak tahun 2017 PSSI mengakui keberadaan dua Arema, Yakni Arema Indonesia yang kembali dan berkompetisi di Liga 3 dana Arema FC menjadi salah satu klub baru di Liga 1
Arema FC berada di bawah naungan PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi, sedangkan Arema Indonesia tetap di bawah naungan PT Arema Indonesia.
Suporter dan Stadion
Arema memiliki suporter loyal dengan nama Aremania dan Aremanita sebutan untuk suporter perempuan.
Aremania adalah orang-orang yang menggilai Arema dan karena makna mania berasal dari Bahasa Inggris 'maniac'.
Tren penggunaan nama belakang 'mania' dahulu sempat populer di kalangan suporter sepak bola Indonesia pada era Galatama dan Ligina.
Arema FC juga memiliki dua stadion yang sering menjadi kandang yakni Stadion Gajayana dan Stadion Kanjuruhan seperti dilansir dari Tribunnews Wiki.
Prestasi
- Juara Piala HUT Arema ke-5 tahun 1992
- Juara Galatama musim 1992-1993
- Juara Copa Indonesia tahun 2005
- Juara Copa Indonesia tahun 2006
- Juara Indonesia Super League (ISL) musim 2009-2010
- Runner-up ISL musim 2010-2011
- Runner-up ISL musim 2012-2013
- Juara Menpora Cup tahun 2013
- Juara Piala Gubernur Jatim tahun 2013
- Juara Trofeo Persija Cup tahun 2013
- Juara Trofeo Persija Cup tahun 2015
- Juara SCM Cup tahun 2015
- Juara Inter Island Cup tahun 2014
- Juara Bali Island Cup tahun 2015
- Juara Sunrise of Java Cup tahun 2015
- Juara Piala Bhayangkara tahun 2016
- Juara Bali Island Cup tahun2016
- Juara Trofeo Bhayangkara Cup tahun 2017
- Juara Piala Presiden tahun 2017
- Juara Piala Presiden tahun 2019
- Juara Piala Presiden tahun 2022
Internasional
- Penyisihan grup Liga Champions Asia 2007
- Penyisihan grup Liga Champions Asia 2011
- Perempatfinal Piala AFC 2012
- Babak-16 besar Piala AFC 2014
- Skuad Arema FC pada 2019
Pemain Arema FC
Biodata Arema FC rasanya kurang lengkap tanpa mengulik daftar para pemain yang berjasa membesarkan klub yang dijuluki Singo Edan ini.
Arema FC sebagai klub besar di Indonesia juga pernah diisi oleh para pemain bintang.
Para pemain ini juga bisa disebut sebagai legenda Arema FC karena memiliki peran penting dalam kesuksesan klub.
Berikut ini daftar beberapa pemainnya:
- Mahdi Haris (1980-an)
- Mecky Tata (1980-an-1990-an)
- Imam Hambali (1990-an)
- Singgih Pitono (1980-an-1990-an)
- Mahmudiana (1989-1996, 1998-1999)
- Aji Santoso (1980-an, 1990-an, 2000-an)
- Joko Susilo (1990-an-2000-an)
- Kuncoro (1990-an, 2000-an)
- Firman Utina (2005-2006)
- Ponaryo Astaman (2007-2008)
- Ahmad Bustomi (2008-2011 dan 2013-2017)
- Kurnia Meiga Hermansyah (2008-2017)
Achmad Kurniawan
Daftar pemain saat ini:
- Sergio Silva
- Adilson Maringa
- Renshi Yamaguchi
- Evan Dimas
- Andi Rendika Rama
- Gian Zola
- Adam Alis
- Hanis Sagara
- Ilham Udin Armaiyn
- Hasyim Kipuw
- Johan Ahmat Farisi
- Dendi Santoso
- Bagas Adi Nugroho
- Rizky Dwi
- Jayus Hariono
- Dedik Setiawan
- Teguh Amiruddin
- Kushedya Hari Yudo
- M. Rafli
- Ikhfanul Alam
Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com