Berita Jawa Timur Hari Ini

Turunkan Angka Stunting, 1000 Bidan di Jawa Timur Ikuti Program Edukasi dan Intervensi

Untuk mempercepat penurunan angka stunting di tahun 2023, 1.000 Bidan se-Surabaya Raya mengikuti program edukasi dan intervensi stunting

Penulis: sulvi sofiana | Editor: rahadian bagus priambodo
surya.co.id/Habibur Rohman
1.000 Bidan se-Surabaya Raya mengikuti program edukasi dan intervensi stunting di Dyandra Convention Center Surabaya, Sabtu (11/2/2022). 

SURYAMALANG.COM | SURABAYA - Angka stunting pada 2021 di Jawa Timur sebesar 23.5 persen, dan telah turun 4.3 persen menjadi 19.2 persen.

Untuk mempercepat penurunan angka stunting di tahun 2023, 1.000 Bidan se-Surabaya Raya mengikuti program edukasi dan intervensi stunting di Dyandra Convention Center Surabaya, Sabtu (11/2/2022).

Hal ini dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerjasama dengan PT. Dexa Medica sebagai Langkah preventif dalam mengurangi angka stunting di tahun 2023.

Kepala BKKBN RI, DR (HC) dr Hasto Wardoyo SpOG (K) mengatakan jumlah angka stunting di Jawa Timur terbilang cukup besar.

Namun, Langkah Bersama semua pihak telah berhasil meurunkan angka stunting hingga dibawah 20 persen merupakan prestasi yang luar biasa.

"Di Jawa Timur yang hamil jumlahnya masih lebih dari 500 ribu dalam satu tahun, angka ini masih dibawah Provinsi Jawa Barat yang masih di angka 850 ribu lebih. Berbicara tentang stunting artinya berbicara dengan alat reproduksi dan berbicara tentang persiapan kesehatan perempuan sebelum hamil,”ungkapnya.

Di sinilah pentingnya peran Bidan dalam penurunan stunting. Karena peran Bidan dalam mendampingi dan memberikan penyuluhan pada ibu hamil, tingkat stunting di Jawa Timur saat ini bisa turun di bawah 20 persen.

"Ada yang bilang Bidan bukan segalanya, tapi tanpa Bidan BKKBN bukan apa-apa. Jatim mengalami penurunan yang sangat signifikan. WHO mengamanahkan bahwa masimal angka stunting adalah 20 persen. Sebagai provinsi yang angka stuntingnya besar, tapi bisa turun di bawah 20%, saya rasa ini perkembangan besar," pujinya.

Ditempat yang sama, Gubernur Khofifah menjelaskan tugas besar yang harus kita tuntaskan. Ini tugas diantara kita semua. Harus terbangun sinergi yang sangat bagus antar berbagai pihak. Bidan berada di posisi yang tepat untuk mengemban peran ini.

Yang menjadi penting menurut orang nomor satu di Jatim ini, para Bidan dapat memberi penyuluhan terkait pola asuh yang benar bagi para ibu.

Apabila para ibu mengonsumsi nutrisi yang cukup dengan pola hidup sehat, serta anak diasuh dengan penuh kasih sayang serta gizi tercukupi, maka risiko stunting dapat dihindari atau bahkan dihilangkan.

"Bidan ini peranannya sangat signifikan dalam penurunan angka stunting pada anak. Bidan adalah garda terdepan, ujung tombak tenaga kesehatan. Merekalah yang selalu mendampingi para ibu, baik semenjak awal kehamilan sampai sang anak mencapai usia lima tahun," katanya.

Khofifah melanjutkan, prevalensi stunting di Jawa Timur butuh percepatan untuk mencapai target 14 persen di tahun 2024. Diketahui, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, saat ini tingkat stunting Jatim berada di angka 19,2 persen.

Apalagi, dalam Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting, sasaran prioritas upaya percepatan pencegahan stunting menyasar kelompok prioritas yang mencakup ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia 0-23 bulan, atau disebut rumah tangga 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Kelompok ini secara rutin bertemu dengan para Bidan untuk memantau kesehatan sang anak.

Karenanya, Gubernur perempuan pertama Jatim itu menekankan efektifnya intervensi para Bidan dalam menurunkan angka stunting, hingga mencapai target Presiden Republik Indonesia yaitu 14 persen pada tahun 2024.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved