Berita Malang Hari Ini
Perang Sarung Bermula dari Candaan
Fenomena perang sarung tidak hanya terjadi saat Ramadan. Tapi, intensitas perang sarung saat Ramadan lebih tinggi dibandingkan hari biasa.
SURYAMALANG.COM, MALANG - Fenomena perang sarung tidak hanya terjadi saat Ramadan. Tapi, intensitas perang sarung saat Ramadan lebih tinggi dibandingkan hari biasa.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Malang, Hamim Khalili mengatakan perang sering terjadi di kalangan pelajar. Awalnya perang sarung hanya untuk candaan, namun bisa berakibat fatal.
"Menurut saya, jangan main-mainan walupun perang sarung. Khawatirnya nanti malah terjadi hal yang besar. Apalagi para remaja itu juga ada grupnya," kata Hamim kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (29/3/2023).
Dosen Sosiologi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dr Wahyudi Winarjo menilai fenomena perang sarung sebagai 'rivalitas tidak sehat' yang dibalut atribut budaya keberagamaan. Menurutnya, masih ada masalah fundamental dalam sistem dan struktur masyarakat, khususnya terkait pencarian identitas diri, identitas kolektif, dan pengakuan eksistensi di mata masyarakat.
"Perang sarung merupakan jalan yang salah dalam menyelesaikan persoalan antar kelompok," kata Wahyudi.
Wakil Direktur 2 Pascasarjana UMM ini mengungkapkan tawuran termasuk bentuk budaya patogen alias kontra produktif bagi pengakuan eksistensi diri dalam kehidupan yang beradab. Menurutnya, perlu pendidikan 'respect to others (saling menghormati satu sama lainnya) sejak dini, bik melalui keluarga, masyarakat, maupun persekolahan. Agen pendidiknya adalah orangtua (keluarga), lembaga non formal maupun struktur nilai, dan norma masyarakat serta para pendidik di sekolah-sekolah formal.
Wahyudi berharap tidak lagi adu kekuatan fisik di era revolusi industri 4.0 dan 5.0, tapi adu produktivitas intelektual, dan seni budaya. "Atau karya lain yang bisa mengangkat harkat martabat manusia sebagai manusia yang memiliki sivilitas dan humanitas tinggi," imbuhnya.(Lu'lu'ul Isnainiyah/Sylvianita Widyawati)
Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
![]() |
---|
UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
![]() |
---|
Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
![]() |
---|
Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
![]() |
---|
Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.