Berita Persebaya Hari Ini

Pemain Timnas yang Sedikit Serakah, Ingin Raih Gelar Doktor sekaligus Jadi Pelatih Sepak Bola

"Awalnya saya prefer jadi pelatih, setelah mengetahui saya mendapat kesempatan S2, ya jadi pelatih jadi dosen juga," kelakar Rachmat Irianto (Rian).

Penulis: Khairul Amin | Editor: Yuli A
IG Unesa
Rachmat Irianto (Rian), pemain timnas Indonesia yang juga putra legenda Persebaya, Widodo Irianto, baru saja menyelesaikan ujian skripsinya, Selasa (18/4/2023) di Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Surabaya (Unesa). 

"Awalnya saya prefer jadi pelatih, setelah mengetahui saya mendapat kesempatan S2, ya jadi pelatih jadi dosen juga. Sedikit serakah tapi ya buat kebaikan semuanya," pungkas Rian sambil tersenyum. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Rachmat Irianto (Rian), pemain timnas Indonesia yang juga putra legenda Persebaya, Widodo Irianto, baru saja menyelesaikan ujian skripsinya, Selasa (18/4/2023) di Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

Tema skripsi yang ia pilih dalam menyelesaikan pendidikan S-1 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi ini adalah artikel tentang dirinya dalam proses pencapaian prestasi.

Sidang skripsi dihadiri Rektor Unesa, Prof Nurhasan, dan disaksikan secara online oleh Prof Zainudin Amali, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia, sebagai dewan penguji.

"Jelas deg-degan, sama seperti main bola deg-degan juga, tapi bawa enjoy aja jadi bawaannya seneng," kata Rian usai sidang.

Mengenai pemilihan tema artikel tentang perjalanan dirinya dalam mencapai prestasi, ia sampaikan itu merupakan rekomendasi dari para dosen pembimbing.

"Materi saya yang saya bawa isinya saya sendiri, jadi biografi itu penting buat contoh yang lainnya," kata pemain yang dibesarkan di Persebaya itu.

Mengenai lama penyusunan skripsi, Rian katakan lumayan cukup lama karena ia juga fokus karier sepak bolanya, termasuk membela timnas Indonesia.

Rian tercatat mahasiswa Unesa angkatan 2018. atau membutuhkan waktu lima tahun untuk merampungkan pendidikan.

"Karena aku juga fokus di sepak bola jadi perlu waktu buat mengerjakan itu," ucapnya.

Rektor Unesa, Prof Nurhasan, menyampaikan apa yang disajikan Rian dalam presentasinya cukup luar biasa.

"Hasil sidang Rachmat Irianto keren, luar biasa, ini salah satu karya biografi atlet nasional sepak bola yang sekaligus beliau menunjukkan bahwa untuk jadi atlet perlu berjuang, perlu tangguh, perlu kedisiplinan dalam meniti karier," kata Prof. Nurhasan.

"Kami rencana siapkan beasiswa S2 dan S3. Rencana S2 nanti menteri senior olahraga siap menjadi pembimbing, saya juga siap mendukung, dan mas dekan akan mengawal, tugas dia hanya latihan dan latihan," tambahnya.

Selain beasiswa, pihak Unesa berjanji memberikan kursi khusus dosen bagi Rian.

Mendapat lampu hijau beasiswa hingga jenjang S3, menumbuhkan minat Rian terus berprestasi di bidang pendidikan.

"Dengan saya difasilitasi seperti ini, saya diberikan pendidikan S2 mungkin dilanjut S3 ya saya akan maksimalkan dengan sebaik mungkin, karena gak semua orang mendapatkan kesempatan seperti ini, tetap saya ambil, saya akan menyelesaikan S2," jelas Rian.

Ia juga menyatakan siap menjadi role model atlet yang juga sukses bidang pendidikan.

"Tentunya bisa menjadi contoh buat anak-anak muda lainnya bahwa pendidikan itu penting, tidak hanya bermain bola, karena usia main bola itu tidak kenal waktu, mungkin usia 24-25 ada kejadian tidak diinginkan, pendidikan itu sangat penting," ucapnya.

Termasuk soal peluang menjadi seorang Dosen, Rian mulai melihat itu.

"Awalnya saya prefer jadi pelatih, setelah mengetahui saya mendapat kesempatan S2, ya jadi pelatih jadi dosen juga. Sedikit serakah tapi ya buat kebaikan semuanya," pungkas Rian sambil tersenyum. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved