Arema FC Tidak Lolos Regulasi Lisensi Klub, Masih Bisakah Ikut Liga 1 2023? Ini Penjelasan Manajemen

SURYAMALANG.COM - Arema FC menjadi satu di antara sejumlah klub kasta atas yang tidak lolos dalam persyaratan regulasi perihal lisensi klub.

Lisensi klub ini merupakan takaran terhadap sebuah tim apakah layak mengikuti Liga 1, AFC Champions League, dan AFC Cup.

Informasi tidak lolosnya Arema FC dalam lisensi klub didapatkan dalam rapat Komite Lisensi Klub yang dilakukan PSSI di Jakarta, Rabu (17/5/2023).

Menanggapi hal tersebut, General Manajer Arema FC Yusrinal Fitriandi menyampaikan sejumlah faktor yang membuat Arema FC tidak lolos dalam persyaratan regulasi.

Salah satu faktor tidak lolosnya Arema FC dalam lisensi klub ini berkaitan dengan homebase.

Baca juga: Persebaya Lolos! Tapi Arema FC Tidak Lolos Regulasi Liga 1, AFC Champions League dan AFC Cup

Baca juga: Jadwal Timnas Indonesia Vs Argentina pada FIFA Matchday Juni 2023, Bocoran dari Jurnalis Gaston Edul

Tragedi Stadion Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 silam membuat Arema FC kehilangan homebase.

Klub berjuluk Singo Edan itu juga belum bisa mendaftarkan Stadion Kanjuruhan karena mengalami kerusakan para pasca kejadian.

Sementara pendaftaran club licensing ini, kata Yusrinal, selalu dibuka pada awal tahun.

"Kenapa Arema tidak lolos klub lisensi karena memang Arema tidak memasukkan stadion homebase kita."

"Mengingat waktu itu pasca kejadian dan kami kena hukuman untuk tidak boleh menggunakan Stadion Kanjuruhan."

"Jadi kami pada waktu itu memutuskan untuk tidak memasukkan homebase kita (Stadion Kanjuruhan)," ucapnya kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (18/5/2023).

Pria yang akrab disapa Inal itu menambahkan, semisal saat pendaftaran club licensing itu Arema FC memasukkan Stadion Kanjuruhan nantinya juga dinilai tidak ideal.

Sebab, pasca Tragedi Stadion Kanjuruhan itu, Stadion Kanjuruhan yang terletak di Kabupaten Malang itu masih mangkrak.

Belum ada tanda-tanda perbaikan yang dilakukan untuk stadion yang telah menjadi markas Singo Edan sejak tahun 2005 itu.

"Walau semisal pada waktu itu kami masukkan pun (Stadion Kanjuruhan), yang pertama secara infrastruktur sudah dinilai tidak ideal."