Bank Jatim Dorong Kampung Coklat Ekspor Mandiri

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim mendorong PT Kampung Coklat Blitar bisa ekspor.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Zainuddin
DOK./Bank Jatim
Owner PT Kampung Coklat Blitar, Kholid Mustofa 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim mendorong PT Kampung Coklat Blitar bisa ekspor.

Sentra daerah penghasil kakao terbesar itu sudah terbukti memiliki kualitas cokelat, dan destinasi wisatanya juga tidak pernah sepi dari pengunjung.

Direktur Keuangan, Treasury, dan Global Services Bank Jatim, Edi Masrianto mengatakan value Kampung Coklat bisa semakin meningkat lagi bila perusahaan dapat ekspor sendiri dan membuka pasar baru di berbagai belahan dunia.

"Kami bisa memfasilitasi ekspor dengan cara Letter of Credit (L/C). Manfaatnya banyak, seperti penjual terhindar dari importir yang tidak jadi bayar," kata Edi kepada SURYAMALANG.COM, Sabtu (3/6).

Bank Jatim berkomitmen akan memberi pendampingan kepada bisnis yang berpotensi dan ingin menjajaki pasar global.

"Saat ini kami sedang gencar mengedukasi pengusaha sampai mereka paham tentang ekspor dan bisa mengirim ke luar negeri sendiri," jelas Edi.

Perusahaan yang mampu ekspor secara mandiri akan memiliki banyak manfaat, seperti keuntungan meningkat, memiliki nilai jual tinggi, dan jangkauan pasarnya semakin luas.

"Dengan jangkauan pasar yang luas, pelaku bisnis akan menghasilkan jumlah produk yang lebih besar lagi. Sehingga skala produknya pun akan semakin besar daripada menjualnya secara domestik saja,” ungkap Edi.

Owner PT Kampung Coklat Blitar, Kholid Mustofa mengakui pihaknya belum melakukan ekspor secara mandiri.

"Kami masih nge-sub, dan tidak ikut mengekspor secara langsung. Ada gudang di Surabaya yang mengemas dan mengeksporkan barang kami," kata Kholid.

Menurutnya, Bank Jatim terus mendampingi bisnisnya. Pihaknya sudah mendapat masukan sangat banyak tentang ekspor.

"Kami punya produk cokelat biji dan cokelat olahan. Cokelat biji memang diekspor. Kami bawa biji cokelat ke gudang di Surabaya, lalu mereka mengemasnya. Kalau cokelat olahan, kami pasarkan di galeri dan online," beber Kholid.

Untuk penjualan online, ada buyer Kampung Coklat cukup besar dari Taiwan. Buyer tersebut membeli cokelat olahan sebanyak 6 kuintal per bulan.

Saat ini Kampung Coklat Blitar telah menjadi destinasi andalan wisatawan yang berkunjung ke Blitar. Pengunjung bisa melihat perkebunan cokelat seluas 6,5 hektare.

"Kami memulai bertani cokelat dari lahan seluas 720 meter persegi. Semoga Bank Jatim terus mensupport kami, baik dari finasial maupun memberi berbagai macam arahan demi pengembangan bisnis," terang Kholid.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved