Berita Arema Hari Ini

Aremania Dikecam Banyak Suporter Buntut Ujaran Kebencian Kepada Bonek di Perayaan Ultah Arema ke-36

Aremania Dikecam Banyak Suporter Buntut Ujaran Kebencian Kepada Bonek di Perayaan Ultah Arema ke-36

Editor: Eko Darmoko
Instagram/serdadumerahputih_1945
Tangkapan layar video Aremania yang melakukan ujaran kebencian terhadap Bonek saat perayaan ultah Arema 11 Agustus 2023. 

SURYAMALANG.COM - Aremania, suporter Arema, belakangan ini menjadi bulan-bulanan atau dicibir dan dikecam oleh banyak suporter di Indonesia akibat hate speech saat perayaan ultah Arema yang ke-36.

Hate speech (ujaran kebencian) ini diarahkan Aremania kepada suporter Persebaya Surabaya, Bonek, pada acara ultah Arema 11 Agustus 2023 di Malang.

Cibiran dari banyak suporter di Indonesia pun tertuju kepada Aremania, karena dalam suasana duka Tragedi Stadion Kanjuruhan, Aremania justru merayakan ultah timnya dengan ujaran kebencian kepada Bonek.

Padahal beberapa waktu yang lalu, Miftahudin Ramli alias Sam Midun, ASN Kota Batu yang mencari keadilan atas Tragedi Stadion Kanjuruhan disambut hangat oleh Bonek saat melintas di Surabaya.

Sam Midun melakukan gowes sepeda dari Malang ke Jakarta untuk menyampaikan suara dan mencari keadilan atas Tragedi Stadion Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang.

Dalam perjalanannya ke Jakarta, Sam Midun pun singgah di beberapa kota, termasuk Surabaya yang merupakan kandang Persebaya Surabaya.

Meskipun Sam Midun sudah disambut hangat oleh Bonek, namun sejumlah Aremania justru melakukan ujaran kebencian terhadap Bonek di perayaan ultah Arema.

Aksi Aremania ini pun mendapat cibiran dan cemooh dari beberapa akun fansbase suporter di Indonesia.

Postingan-postingan akun fansbase suporter di Indonesia yang mencibir Aremania pun viral di media sosial.

Pada postingan itu, menampilkan video Aremania menyalakan flare sambil bernyanyi yang isinya ada melakukan ujaran kebencian kepada Bonek.

Instagram ultras.id mengunggah video Aremania yang melakukan ujaran kebencian terhadap Bonek.

Dalam postingan itu, ultras.id menuliskan caption dengan nada keras untuk menyindir ulah Aremania.

"Di kala ada orang yang sedang mengayun sepeda mencari keadilan. Di kala ada orang yang mendekam di jeruji besi karna memperjuangkan keadilan. Di kala setiap suporter menjadikan tragedi kanjuruhan sebagai simbol perdamaian. Dan kalian hanya bisa meneriakan kebencian kepada supporter lain," begitu bunyi caption ultras.id.

Hal serupa juga diposting oleh Instagram serdadumerahputih_1945 untuk menegur Aremania secara keras.

Berikut bunyi caption yang ditulis serdadumerahputih_1945 untuk menegur ulah Aremania :

"Sam Midun berjuang mencari keadilan dan mendapat simpati dari semua suporter Indonesia. Sam Ambon dkk tak lelah mencari keadilan terkait tragedi mencekam itu meski dirinya tak berada di sana."

"Semua suporter menjadikan tragedi Kanjuruhan sebagai perdamaian supporter Indonesia. Tak ingatkah salah satu faktor tragedi Kanjuruhan juga karena kecewanya suporter sebab tim kebanggaannya kalah dari rival yang notabene bermuara dari kebencian."

"Ketika suporter lain yang tidak terlibat dalam tragedi tersebut saja bisa menjadikan itu untuk menghapus kebencian, kok diperayaan ultah Arema masih ada terdengar ujaran kebencian?"

Permintaan Maaf

Buntut dari ulah oknum Aremania, kini  muncul permintaan maaf.

Permintaan maaf ini datang dari akun Instagram mmgachannel AREkMAlang, yang mengunggah gambar dengan tulisan : PERMOHONAN MAAF UNTUK BONEK DARI AREMANIA DAN AREK MALANG.

Lantas, dalam postingan gambar tersebut, disertai dengan caption panjang, berikut bunyinya :

TERUNTUK TEMAN2 BONEK (kami post ulang kedua kali sekalipun harus melenyapkan 350an komen positif dan negatif atas permintaan maaf terbuka yang kami upload demi meminimalisir salah paham. Semoga ketulusan ini lebih bisa diterima)

Maafkan Aremania dan Arek Malang atas masih adanya hatespeech kepada Suporter Bonek pada acara malam 11 Agustus 2023 di Malang.

Kami tidak mau menyebut itu oknum atau apalah namanya. Siapapun itu mau sebagian kecil atau sebagian besar, karena mereka ada di Malang dan masuk dalam acara tersebut maka harus kami akui itu Aremania itu Arek Malang tanpa pembenaran sama sekali.

Salah adalah salah. Tidak baik adalah tidak baik. Tak perlu ada pembenaran apapun.

Kami percaya meminta maaf atas sebuah hal buruk tidak akan menurunkan atau menaikkan harga diri pihak manapun. Malang atau Surabaya. Meminta maaf adalah soal kedewasaan.

Rivalitas sepak bola paska Tragedi Kanjuruhan harus berubah. Harus berevolusi menjadi lebih positif dan lebih sehat.

Namun, dengan rendah hati kami sampaikan bahwa proses menuju rivalitas sehat lebih humanis memang tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Arek Malang saat ini mungkin bisa mengedukasi puluhan orang. Namun sedikit lebih perlu usaha lebih mengedukasi ribuan orang. Apalagi puluhan ribu orang. Perlu proses panjang.

Akan tetapi Arek Malang akan terus berusaha berjuang menjadi lebih baik dari yang ada hari ini.

Pak Midun sudah mengawali kebaikan. Merajut persaudaraan. Dan Bonek terutama @greennord.27 juga sudah membuka diri menerima dengan baik. Terima kasih atas hal kecil dengan rasa yang besar tersebut.

Peristiwa ini juga menjadi pelajaran bagi Aremania dan Arek Malang bahwa kebaikan dan keburukan apa yang ditanam bertahun2 tidak akan mudah untuk dirubah secara instan.

Semoga kedepan hanya kebaikan2 dari sepak bola yang sehat yang akan kita tanam pada generasi selanjutnya.

KAMI MALU BELUM BISA LEBIH BAIK
DAN KAMI JANTAN AKUI BERSALAH.

MAAFKANLAH

Dengan cinta, Dari Kami Arek Malang dan Aremania.

Mengenang Tragedi Stadion Kanjuruhan, Miftahudin Ramli saat melintas di Jalan Kota Batu untuk memulai ekspedisi lintas stadion, Kamis (3/8/2023).
Mengenang Tragedi Stadion Kanjuruhan, Miftahudin Ramli saat melintas di Jalan Kota Batu untuk memulai ekspedisi lintas stadion, Kamis (3/8/2023). (SURYAMALANG.COM/Dya Ayu)

Aksi Sam Midun

Miftahudin Ramli atau yang akrab dipanggil Midun, laki-laki berusia 53 tahun yang tinggal di Jalan Darsono Barat RT 5 RW 10 Kelurahan Ngaglik Kota Batu, pada Kamis (3/8/2023) siang, memulai perjalanannya seorang diri dalam Ekspedisi Lintas Stadion Jalur Pantura Malang-Jakarta ‘Ladub Berkeranda Menolak Lupa Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022’.

Midun memulai perjalanannya dari Kota Batu sekitar pukul 11.25 WIB, menggunakan sepeda dengan membawa keranda di belakang sepedanya.

Keranda sepanjang sekitar 1 meter lebih itu dibuat memanjang dengan bahan besi dan dibuat menyatu dengan sepeda yang dikayuh Midun.

Aksi ini dilakukan Midun yang sehari-harinya bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Disparta Kota Batu itu, sebagai wujud ekpresinya untuk mengingatkan pada semua pihak agar tak melupakan Tragedi Stadion Kanjuruhan yang menewaskan ratusan Aremania pada 1 Oktober 2022 lalu.

Seperti diketahui, tragedi ini pecah seusai laga antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

“Saya ingin mengekspresikan keprihatinan saya dengan kejadian 1 Oktober 2022, utamanya untuk tidak melupakan dan tidak mengulangi tragedi itu.Itu tujuannya,” kata Midun kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (3/8/2023).

Soal alasan Midun membawa replika keranda dalam ekspedisi pertamanya itu, karena sebagai pengingat semua orang dan wujud duka cita untuk para korban Tragedi Stadion Kanjuruhan.

“Kemarin saat tragedi banyak yang dibawa dengan keranda dan nantinya kita semua juga akan diberangkatkan dengan menggunakan keranda. Ini sebagai pengingat bagi kita semua. Semua ini hanya titipan,” tuturnya.

Selain gowes dengan membawa keranda dengan target finish di Stadion Utama Gelora Bung Karno SUGBK) Senayan Jakarta, dalam perjalanannya Midun akan berhenti di setiap stadion kota atau kabupaten yang ia lewati.

“Ekspedisi ini memang nantinya lewat stadion-stadion. Misinya semoga tragedi kemarin tidak terulang di stadion lainnya seperti kejadian di Kanjuruhan,” ujarnya.

Rute yang akan dilakui Midun di antaranya mulai dari Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, dilanjutkan ke Stadion Gajayana, Gelora Delta Sidoarjo, Stadion GBT Surabaya, Joko Samudra Gresik, lalu ke Lamongan, Tuban, Rembang, Pati, Kudus, Demak, Semarang, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Cirebon, Jati Barang, Indramayu, Subang, Karawang, Bekasi dan terakhir Jakarta.

“Insya Allah semoga kuat, dan saya tidak ngoyo, tidak memaksakan diri. Yang penting saya mengisi liburan ini semoga bermanfaat,” jelasnya.

Sebagai staf di Disparta Kota Batu, selain mempersiapkan fisik, ia juga harus mengajukan cuti pada atasan sebelum menjalankan ekspedisinya hingga dua pekan ke depan.

“Saya sudah cuti mulai hari ini. Insya Allah targetnya sampai sana tanggal 17 Agustus. Tapi saya tidak memaksakan diri, kalaupun di tengah perjalanan atau di seperempat perjalanan saya mungkin tidak kuat, silahkan ambil alih untuk melanjutkan perjalanan. Yang penting misi ini bisa sampai Senayan. Siapa saja orangnya, monggo,” terangnya.

Selain menjadi pengingat Tragedi Stadion Kanjuruhan, ia juga berharap setelah ia tiba di Jakarta, ia berharap dapat bertemu dengan para penggiat sepak bola dan juga suporter pecinta sepak bola.

Sedangkan saat disinggung soal keinginan bertemu dengan Ketum PSSI Erick Tohir, Midun mengaku tak memiliki power, sehingga tak ingin berandai-andai.

“Saya pengen jalan-jalan, ingin lihat Monas. Menemui saudara, teman-teman yang merantau di Jakarta, sesama penyuka sepak bola yang ada disana dan tentunya yang berkepentingan dengan sepak bola agar nantinya barang kali tidak ada lagi sepak bola rekayasa. Soal ketemu Ketum PSSI, saya tidak punya kekuatan apa-apa untuk bertemu beliau,” pungkasnya.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved