Cara Bayi Tertukar Adaptasi dengan Ibu Kandung, Tinggal di Rumah Bersama, Gak Langsung Ditukar

Cara bayi tertukar adaptasi dengan ibu kandung masing-masing, tinggal di rumah bersama, gak langsung ditukar.

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Eko Darmoko
Youtube Tribun News/Tribun Sumsel
Ibu bayi tertukar berpelukan (kanan), kedua anak yang tertukar (kiri). Cara bayi tertukar adaptasi dengan ibu kandung, tinggal di rumah bersama, gak langsung ditukar 

SURYAMALANG.COM, - Upaya bayi tertukar di Bogor adaptasi dengan ibu kandung masing-masing tidak dilakukan secara instan. 

Ada proses yang harus dilalui kedua orang tua dari bayi tertukar itu demi kebaikan anak-anak mereka. 

Salah satu cara agar bayi tertukar bisa adaptasi dengan ibu kandung mereka adalah dengan tinggal serumah. 

Itu sebabnya, proses pengembalian bayi tertukar dilakukan secara bertahap hingga satu bulan ke depan.

Polisi pun telah menyediakan rumah bersama bagi kedua keluarga bayi tertukar.

Rumah bersama ini dibuat guna mempererat ikatan atau bonding antara bayi dengan ibu kandungnya.

"Proses satu bulan lebih ini, nanti adalah kita akan membuat rumah bersama," kata Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro mengutip Kompas.com, Sabtu (26/8/23).

"Sudah diputuskan di rapat mediasi bahwa rumah bersama itu ada di Polres Bogor," jelasnya.

Baca juga: Akhir Kisah Bayi Tertukar di Bogor, Hasil Tes DNA Keluar, 2 Ibu Nangis Terima Fakta Sebenarnya

Artikel Kompas.com 'Polisi Fasilitasi Rumah Bersama Bagi Ibu dan Bayi Tertukar di Bogor'.

Rumah bersama itu akan menjadi tempat penyesuaian lingkungan baru bagi kedua bayi GL (1) dan GB (1) untuk kemudian didekatkan dengan ibu kandung masing-masing.

Rio menyampaikan, tahapan penyelesaian dari kasus ini harus dimulai dari sisi pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak.

Setelah itu, pengembalian anak dari Ibu SM ke Ibu D, demikian juga sebaliknya baru bisa tercapai.

"Sudah dibuat kesepakatan tentang jadwal per jadwal, tanggal per tanggal seperti time line agar proses bonding antara orangtua dengan si anak terjalin satu sama lain," kata Rio.

"Alhamdulillah hari ini bertambah satu anak, dan bertambah satu ayah serta bertambah satu ibu," lanjutnya.

Rio mengatakan, proses tumbuh kembang dua bayi tersebut akan menjadi tanggung jawab si ayah baru dan ibu baru yang merupakan ayah biologis.

"Segala tanggung jawab terhadap dua anak tersebut merupakan tanggung jawab ketiga orang tuanya, yaitu ayah biologis si G dan ayah biologis si G. Kebetulan inisial nama bayi ini hurufnya sama-sama G" kata Rio. 

"Dan bertambah 1 yaitu Polres Bogor yang akan menjadi orang tua angkat anak tersebut," pungkasnya.

Sebelumnya polisi menyatakan hasil tes Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) silang terhadap kedua ibu bayi di Bogor, Jawa Barat, adalah 99,9 persen tidak identik.

Dengan kata lain, kedua bayi tersebut dipastikan tertukar dari orang tua biologisnya.

Kedua pasangan suami istri dari bayi tertukar itu menjalani tes DNA silang di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri, Babakan Madang, Sentul, Kabupaten Bogor, Senin (21/8/2023) lalu.

"Berdasarkan hasil dari Puslabfor Bareskrim Polri, di mana ditemukan memang fix 99,9 persen berdasarkan data yang diberikan Kapuslabfor bahwa anak tersebut memang tertukar," ucap Rio menyampaikan hasil tes DNA dari Puslabfor Bareskrim Polri.

Terlepas dari itu, pihak Rumah Sakit Sentosa mengakui kesalahan fatal yang dilakukan perawatnya.

Manajer Rumah Sakit Sentosa, drg Margaretha Kurnia meminta maaf atas keteledoran yang dilakukan.

"Terjadi karena karena ada ketidakhati-hatian dalam petugas kami melaksanakan prosedur yang sudah ada," kata Margaretha.

Margaretha mengaku menyesali perbuatan perawat tersebut.
 
"Kami sangat menyesali, saya sebagai pimpinan juga sedih hal ini terjadi di rumah sakit pada kedua ibu," katanya.

Baca juga: Lucinta Luna Gunduli Rambutnya Sampai Nangis, Mental Terguncang Sudah Lelah Hidup Diinjak-injak

Artikel TribunnewsBogor 'Kasus Bayi Tertukar di Bogor Tuntas, Rumah Sakit Sentosa Minta Maaf'.

Kedua ibu yang bayinya tertukar saling berpelukan haru
Kedua ibu yang bayinya tertukar saling berpelukan haru (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Margaretha Kurnia mengungkap penyebab utama bayi tertukar di Bogor terjadi saat pasien akan dipulangkan.

"Dalam proses yang ada ketidakhati-hatian itu di dalam proses identifikasi saat bayi pulang," ungkapnya.

Terkait alasan bayi tertukar, Margaretha Kurnia mengakui ada tahapan yang terlewat dari si perawat.

"Ada proses yang harusnya dilakukan, tapi ada ketidakhati-hatian dalam proses identifikasi bayi," katanya.

Sementara itu, Juru Bicara RS Sentosa, Gregg Djako, mengatakan pada awalnya terdapat 15 perawat yang akan dikenai sanksi.

Namun, jumlah itu akhirnya dikurangi.

"Awalnya 15 orang yang mau disanksi, tapi kan kita harus melihat dong berapa orang yang kemudian terlibat," kata Gregg.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, ada kelalaian yang dilakukan perawat dan bidan saat memasang gelang ke bayi tersebut, sehingga menyebabkan bayi pasien D dengan bayi Siti Mauliah tertukar.

"Kita mendalami dan mencari mana yang paling berperan dan mengetahui betul peristiwanya,” ujar Gregg.

“Jadinya yang 10 orang kita SP1 saja. Sedangkan yang lima perawat dan bidan dinonaktifkan atau dibebastugaskan,” imbuhnya.

Gregg menyebutkan, perawat dan bidan yang terlibat dalam kasus tersebut telah dibebaskan dari semua pekerjaannya.

Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved