Kisah Pilu Ibu dan 4 Anaknya Tinggal di Gubuk Beratap Daun, Suami Meninggal, Rumah Sering Ambruk

Kisah pilu ibu dan 4 anaknya tinggal di gubuk beratap daun, suami meninggal, rumah sering ambruk.

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
Serafinus Sandi Hayon Jehadu/Kompas.com
Anastasi Sao tinggal bersama 4 anaknya di gubuk beratap daun. Kisah pilu ibu dan 4 anaknya tinggal di gubuk beratap daun, suami meninggal, rumah sering ambruk 

SURYAMALANG.COM, - Kisah pilu ibu dan 4 anaknya tinggal di gubuk reyot beratap daun kelapa terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ibu tersebut merawat anak-anaknya sendiri di gubuk reyot tersebut karena suaminya sudah meninggal dunia. 

Bila hujan dan angin kencang datang, rumah yang ditinggali ibu bernama Anastasi Sao itu sering ambruk. 

Hal itu bisa terjadi karena hunian Anastasi Sao sebetulnya memang tidak layak huni. 

Gubuk berukuran 2x2 meter itu beralaskan tanah lalu atap dan dindingnya dari daun kelapa serta beberapa tiang rumah terlihat lapuk.

Pintu gubuk hanya terbuat dari seng bekas dan saat pintu dibuka langsung mengarah ke dapur.

Di bagian dalam terdapat satu tempat tidur, dan beberapa pakaian yang teratur.

Saat hujan tiba, air kerap masuk ke dalam gubuk bahkan saat angin kencang, gubuk itu beberapa kali nyaris ambruk.

Anastasi Sao sudah tinggal bersama empat anaknya di gubuk reyot tersebut sejak Januari 2023.

Baca juga: Pengakuan Pria Jakarta Paksa Kuli Bangunan Copot Baju Persib Bandung, Sadar Setelah Viral Minta Maaf

Anastasi Sao wanita di Nusa Tenggara Timur (NTT) tinggal bersama empat anaknya di gubuk reyot
Anastasi Sao wanita di Nusa Tenggara Timur (NTT) tinggal bersama empat anaknya di gubuk reyot (Serafinus Sandi Hayon Jehadu/Kompas.com)

Hunian Anastasi Sao berada di Dusun Megeloo, Desa Reroroja, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Kalau hujan deras dan angin kencang kami terpaksa tinggal sementara di rumah tetangga," ujar Anastasia saat ditemui Kompas.com (grup Suryamalang) di rumahnya, Jumat (22/9/2023).

Menilik kisah hidup Anastasi Sao, wanita 34 tahun ini sebetulnya memiliki lima orang anak tapi salah satunya tinggal bersama keluarga.

Anastasi bercerita, sebelum tinggal di gubuk, ia pergi merantau bersama suaminya, Antonius Alek ke Kalimantan Timur.

Sayangnya, Anastasi tidak ingat persis berapa lama tinggal di Kalimantan Timur.

Pada pertengahan 2021, Anastasi yang saat itu sedang mengandung anak kelima pulang ke Dusun  Megeloo bersama empat anaknya. 

Di Dusun Mageloo mereka menetap sementara di rumah keluarga.

Sebulan kemudian, Anastasi mendengar kabar suaminya, Antonius sering sakit dan bulan berikutnya mendapat informasi suaminya sudah meninggal dunia. 

"Suami saya meninggal di sana (Kalimantan Timur) dan dikubur di sana. Jenazah tidak bisa dibawa pulang, apalagi kondisi kami begini," ucapnya.

Sejak saat itu Anastasi harus banting tulang memenuhi kebutuhan keluarga dan bekerja serabutan. 

Baca juga: Cerita Mang Adin Minta Dibuatkan Usaha Raffi Ahmad, Mama Amy Prihatin Sopirnya Sudah Sakit-sakitan

Artikel Kompas.com 'Kisah Ibu di Sikka Tinggal Bersama 4 Anaknya di Gubuk Reyot'.

Kondisi dapur Anastasi Sao wanita di NTT tinggal bersama empat anaknya di gubuk reyot
Kondisi dapur Anastasi Sao wanita di NTT tinggal bersama empat anaknya di gubuk reyot (KOMPAS.COM/Serafinus Sandi Hayon Jehadu)

Anastasia masih ingat pada akhir 2021, bersama keempat anaknya tinggal di sebuah gubuk di bawah pohon asam.

Gubuk itu hanya beralaskan tanah, dan berdinding kain yang usang.

"Atapnya tidak ada, daun pohon asam itu adalah atapnya. Dulu gubuk itu kami buat di dekat kandang kambing," ucapnya.

Tiga bulan kemudian, gubuk yang mereka bangun ambruk padahal kala itu memasuki musim hujan.

Mereka kemudian menetap sementara di rumah tetangga.

Hanya satu bulan di rumah tetangga, Anastasi dan anaknya kembali membangun gubuk di lokasi berbeda.

Gubuk itu berada di bawah pohon asam, sekitar 100 meter dari lokasi sebelumnya.

"Kami juga tidak lama di sana karena waktu itu hujan, akhirnya pada akhir Desember 2022 saudara dan warga sekitar buat rumah ini," ucapnya.

Di tengah keterbatasannya, Anastasi selalu berdoa agar sang khalik bisa memberi jalan sehingga Ia bisa membangun rumah.

"Saya hanya harap semoga bisa dapat bantuan rumah yang layak huni," pungkasnya.

Susana Sarniyati Bewo (36) selaku tetangga mengungkap selama beberapa bulan terakhir banyak yang mengunjungi Anastasi untuk memberi bantuan sembako.

Pemerintah setempat juga telah menetapkan Anastasi sebagai keluarga dengan kategori miskin ekstrem.

Dengan begitu setiap ada program bantuan, Anastasi selalu menjadi prioritas.

Sarniyati masih ingat betul bagaimana Anastasia dan anaknya harus hidup berpindah-pindah dari satu pohon ke pohon yang lain.

Sebetulnya Sarniyati dan tetangga sekitar pernah menawarkan agar menetap sementara, namun  Anatasia menolaknya.

"Kondisinya sangat memprihatinkan, dia dan keluarganya sangat membutuhkan rumah yang layak huni," ujar Sarniyati.

Kepala Desa Reroroja, Florida Yosefina Ndena mengatakan, pemerintah desa telah berupaya membantu Anastasi dan keempat anaknya melalui program bantuan, seperti sembako dan dana bantuan lain.

Pemdes juga telah mengajukan permohonan bantuan rumah layak huni di Desa Reroroja ke pemerintah kabupaten pada Januari 2023, termasuk rumah Anastasia.

"Kita sudah ajukan, tetapi ini kan proposal untuk pelaksanaannya itu kan butuh proses panjang," ujar Yosefina. 

Yosefina menambahkan, anggaran dana desa belum cukup untuk membangun rumah Anatasi.

Meski begitu, Yosefina akan terus berupaya membantu Anastasi dan keluarganya.

Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com 

(Kompas.com|Serafinus Sandi Hayon Jehadu)

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved