Berita Malang Hari Ini

Mahasiswa Pascasarjana Perkuat Research University di Unisma

Maba pascasarjana Unisma juga ada beragama non muslim sebanyak lima orang beragama Kristen dan 2 orang beragama Katolik. 

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Yuli A
sylvianita widyawati
Rektor Universitas Islam Malang (Unisma) Prof Dr Maskuri MSi membuka kegiatan Oshika Maba ( Orientasi Studi dan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru) Program Pascasarjana, Jumat (29/9/2023). Tema yang diangkat adalah "Media Akselerasi Transformasi Menuju Mahasiswa yang Berakhlak Mulia, Mandiri, Kreatif, Inovatif, dan Berdaya Saing. 

Maba pascasarjana juga ada beragama non muslim sebanyak lima orang beragama Kristen dan 2 orang beragama Katolik. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Rektor Universitas Islam Malang (Unisma) Prof Dr Maskuri MSi membuka kegiatan Oshika Maba (Orientasi Studi dan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru) Program Pascasarjana, Jumat (29/9/2023). Tema yang diangkat adalah "Media Akselerasi Transformasi Menuju Mahasiswa yang Berakhlak Mulia, Mandiri, Kreatif, Inovatif, dan Berdaya Saing". 


Jumlah mahasiswa baru (maba) pascasarjana Universitas Islam Malang (Unisma) mencapai 315 orang. Terbanyak dari program magister ada 290 mahasiswa dari 10 prodi dan program doktor sebanyak 25 mahasiswa. "Tahun ini meningkat 15 persen jumlah maba pascanya. Ini tidak lepas dari dari ikhtiar kita bahwa kita masuk ke research university. Dan ini yang perlu diperkuat di pascasarjana," jelas Rektor pada wartawan, Jumat (29/9/2023).


Namun bukan berarti yang S1 tidak. "Sedang karya-karya bertaraf internasional banyak melibatkan mahasiswa pascasarjana," katanya. Dikatakan, mahasiswa pascasarjana, pada program doktor paling tidak menulis ke jurnal internasional scopus dan jurnal Sienta dua. "Dia tidak akan membuat disertasi. Tapi jurnalnya yang akan diuji. Dan yang S2, juga wajib menulis jurnal yaitu satu yang terindeks Sienta 2 dan satunya jurnal internasional. Maka ia akan bebas tesis," papar Rektor.


Ia adalah bagian pelayanan Unisma pada mahasiswa baru. Selain itu, program Pascasarjana juga akan membuka S3 Ilmu Pemerintahan yang saat ini sedang proses di Jakarta dan menunggu kedatangan asesor. "Kita butuh teknokrat unggul untuk menciptakan birokrasi yang efisien dan efektif  untuk masyarakat," katanya memberi alasan rencana dibukanya prodi baru ini.


Dikatakan, ini adalah tuntutan dari bangsa dan  negara agar bidang birokrasi pelayanan itu tidak kalah dengan swasta. "Yang dibutuhkan saat ini adalah SDM yang berkualitas dan mampu untuk beradaptasi pada tuntutan zaman. Maka mindset mereka sebagai mahasiswa pascasarjana juga harus berubah," jelasnya. Yaitu mereka juga harus punya program inovatif dan berorientasi pada kualitas. Bukan stempel. 


Serta memiliki legacy berupa karya-karya monumental. Sedang Wakil Rektor IV Unisma Dr Ir Istirochah Pujiwati MP menjelaskan maba pascassrjana yang meraih program beasiswa ada 47 orang. Rinciannya Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) dari Kemendikbudristek sejumlah delapan orang. Sedang Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) dari Kementerian Agama RI memberikan sebanyak 25 beasiswa.


Juga program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) dari Kementerian Agama RI sebanyak 14 mahasiswa Magister PAI. "Untuk program Magister berasal dari 87 universitas, sekolah tinggi, institut dan politeknik dari lembaga pendidikan di Jawa Timur sebanyak 79 persen lebih," jelas Bu Is, panggilan akrabnya. Sisanya dari Jawa Tengah, Jawa Barat dan daerah lainnya. 


Sedang untuk mahasiswa program Doktor sebanyak 83 persen dari perguruan tinggi di sembilan daerah di Jatim dan sisanya  Institut Agama Islam An-Nur Kabupaten Lampung Selatan dan Universitas Islam Negeri Raden Intan, Kota Bandar Lampung. Maba pascasarjana juga ada beragama non muslim sebanyak lima orang beragama Kristen dan 2 orang beragama Katolik. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved