Berita Pasuruan Hari Ini
Bukan Prank, Pelajar Demo Kepala Sekolah saat Teatrikal Sumpah Pemuda di Pasuruan
Para pelajar yang semula menggelar teatrikal Sumpah Pemuda, tiba-tiba mengubahnya jadi aksi protes terhadap Kepala SMAN 1 Bangil dan Taruna Madani.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Yuli A
“Semua mengira apa yang mereka lakukan hanya bagian dari teatrikal atau pertunjukan di tengah kegiatan Sumpah Pemuda. Tapi ternyata ini berujung pada aksi unjuk rasa di sekolah,” papar dia.
SURYAMALANG.COM, PASURUAN - Ini bukan prank atau gurauan. Para pelajar yang semula menggelar teatrikal Sumpah Pemuda, tiba-tiba mengubahnya jadi aksi protes terhadap Kepala SMAN 1 Bangil dan Taruna Madani, Pasuruan, Senin (30/10/2023) siang.
Mereka mengecam Kepala Sekolah Taruna Madani yang juga sekaligus reguler yakni SMAN 1 Bangil, Imron Rosidi. Bahkan, anak-anak muda itu menuntut dia mundur dari jabatannya.
Hari Sumpah Pemuda dijadikan momentum anak-anak generasi penerus bangsa ini untuk menyuarakan aspirasinya terhadap kebijakan sekolah yang dianggap bobrok dan merugikan siswa ataupun siswi.
Sejumlah tulisan bertuliskan kalimat kritikan dibentangkan dalam bentuk poster. Beberapa diantaranya, “Jangan Keluarkan Siswa, Keluarkan saja Kepala Sekolah”, ada juga “Pembayaran elit fasilitas sulit”, dan masih banyak lagi.
Aksi protes ini digelar selama dua kali. Pertama , di sela - sela upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda, dan kedua disaat selesai upacara. Aksi protes para siswa ini membuat kepala sekolah dan para guru terkejut.
Sebab, tidak menyangka pelaksanaan upacara yang seharusnya khidmat berubah menjadi tak terkendali karena para siswa langsung menyuarakan bentuk protesnya dihadapan kepala sekolah dan guru.
Para siswa mengeluhkan fasilitas yang ada. Mulai dari fasilitas air yang tidak memadai. Air sering macet jika digunakan untuk keperluan sehari - hari. Makanan yang dibagikan juga sering basi saat diterima siswa.
Padahal, untuk masuk sekolah Taruna Madani, wali murid diminta untuk membayar uang sebesar Rp 20 juta. Sedangkan per bulannya uang SPP mencapai Rp 2,5 juta. Untuk reguler, besarannya berbeda. Tapi tetap membayar.
Siswa - siswi reguler juga menuntut kepala sekolah mundur yang dianggap tidak bisa mengambil kebijakan yang benar bahkan cenderung memberatkan. “Kami sudah tidak betah ingin menyampaikan hal ini,” kata salah satu siswa.
Sayangnya, Kepala SMAN 1 Bangil yang juga Kepala SMAN 1 Taruna Madani, Imron Rosidi tidak memberikan komentar menanggapi hal ini. Hal itu disampaikannya, melalui salah satu security yang bertugas.
“Mohon maaf, Pak Kepala Sekolah tidak berkenan,” kata Nani. Humas SMAN 1 Bangil Aji Abdul Rohman mengakui, aksi ini membuat terkejut para dewan guru dan juga pihak kepala sekolah.
“Semua mengira apa yang mereka lakukan hanya bagian dari teatrikal atau pertunjukan di tengah kegiatan Sumpah Pemuda. Tapi ternyata ini berujung pada aksi unjuk rasa di sekolah,” papar dia.
Aji mengaku belum bisa menanggapi apa yang menjadi catatan para ssiwa ini. Ia tidak menampik, ada beberapa hal yang menjadi tuntutan siswa. Mulai dari sarana dan prasarana dan masalah lain.
“Kami sudah catat yang disampaikan siswa. Nanti catatan ini akan kami sampaikan dalam rapat internal. Tapi, dalam hal ini, saya ingin tegaskan bahwa uang dari siswa itu digunakan untuk kebutuhan bukan dikorupsi,” tutupnya.
Bandar Sabu Pandaan Tertangkap Basah Simpan Sabu 2 Kg , Hanya Terima Order Paket Besar dari Lapas |
![]() |
---|
Selaras dengan Program Presiden Prabowo, Polres Pasuruan Bagikan Makan Bergizi Gratis untuk Murid SD |
![]() |
---|
Pengadaan Pembangunan Gedung BPBD Senilai Rp 19,5 Miliar Digugat, BPBJ Pastikan Sesuai Prosedur |
![]() |
---|
Banjir Pasuruan, Sejumlah Wilayah Terendam Banjir Hingga 1 Meter Usai DIguyur Hujan Dua Hari |
![]() |
---|
Ramp Check Jip Bromo, Puluhan Angkutan Wisata Gunung Bromo Dicek, Antisipasi Kecelakaan Libur Nataru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.