Kisah Cinta Putri Luhut, Paulina Pandjaitan Istri dengan KSAD Maruli Simanjuntak

Inilah sosok, Paulina Pandjaitan, putri sulung Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Editor: rahadian bagus priambodo
dok.ist
Paulina Pandjaitan, dan suaminya Letnan Jenderal TNI Maruli Simanjuntak yang baru saja dilantik sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD). Sosok Paulina Pandjaitan kini menjadi perhatian. 

SURYAMALANG.COM - Inilah sosok, Paulina Pandjaitan, putri sulung Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut Binsar Pandjaitan menikah dengan Devi Simatupang dan dikaruniai empat buah hati, yakni Paulina Pandjaitan, David Pandjaitan, Paulus Pandjaitan dan Kerri Pandjaitan.

Putri pertamanya merupakan istri dari Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Maruli Simanjuntak.

Sebagai seorang istri anggota TNI, Paulina kerap kali terlihat mendampingi Maruli di setiap kunjungan kerjanya.

Bahkan sampai ke pelosok hutan.

Pertemuan Maruli dan Paulina Pandjaitan terjadi secara tidak sengaja.

Hal itu diungkap Maruli dalam wawancara yang diunggah di channel YouTube, Gilbert Lumoindong.

Menurut Maruli, pertemuan dirinya dengan Paulina terjadi saat SEA Games 1995.

Saat itu, Maruli yang sudah menjadi tentara merupakan atlet judo.

Sementara Paulina bertugas sebagai LO Sea Games.

Dari pertemuan tersebut, hubungan Maruli dan Paulina berlanjut.

Keduanya akhirnya menikah pada Januari 1999.

Dari pernikahan tersebut, mereka telah dikarunia dua anak.

Dari pernikahan Paulina dengan Maruli, mereka dikaruniai seorang putri cantik dan anak laki-laki yang kini masih duduk di bangku sekolah.

Putri semata wayangnya, Faye Hasian Simanjuntak sempat menjadi perbincangan publik.

Namanya menjadi viral setelah berhasil mendirikan Yayasan Rumah Faye, serta mendapatkan penghargaan tahunan dari Belanda, yakni 'International Children's Peace Prize'.

Faye kelahiran 10 April 2002 di Jakarta, lulusan Edmund A. Walsh School of Foreign Service dan Jakarta Intercultural School.

Faye Simanjuntak atau Faye Hasian Simanjuntak adalah pendiri Yayasan Rumah Faye, yayasan nonprofit dan nonpemerintah yang fokus pada isu perlindungan anak.

Faye Simanjuntak selama ini dikenal sebagai salah satu aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) yang peduli terhadap isu perlindungan anak.

Lewat 'Rumah Faye' ia menyuarakan perlindungan anak-anak dari perdagangan hingga eksploitasi anak di seluruh Tanah Air.

"Rumah Faye" adalah wujud nyata dari tekad Faye Simanjuntak untuk melawan perdagangan anak. Rumah Faye ingin setiap anak memiliki hak untuk hidup, dilindungi, tumbuh, dan berpartisipasi sepenuhnya dalam kehidupan. Hal itu ditekuni Faye sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar bersama ibunya, Paulina Pandjaitan.

Dengan dedikasinya yang tanpa henti di usianya yang masih muda, Faye Simanjuntak telah meraih berbagai penghargaan dan prestasi. Pada tahun 2017, ia dinominasikan sebagai salah satu dari tiga finalis teratas untuk penghargaan bergengsi 'International Children's Peace Prize' yang diselenggarakan oleh Kids Rights di Belanda.

Pada 2018, prestasinya semakin mencuat, ketika Faye masuk dalam daftar "50 Asians to watch" dalam kategori sosial versi The Straits Times Singapura, bersanding dengan nama-nama terkenal seperti Joey Alexander dan Brian Imanuel, yang membanggakan Indonesia.

Tahun 2019 menjadi tahun yang penuh prestasi bagi Faye Simanjuntak. Selain berkesempatan untuk berkampanye untuk menghentikan perdagangan anak melalui program 'Generation Change' dari MTV Asia, ia juga menerima dua penghargaan bergengsi.

Pertama, ia masuk dalam daftar "Forbes Indonesia 30 Under 30" dalam kategori Social Entrepreneur & Philanthropy, mengakui perannya sebagai pemimpin sosial yang berpengaruh.

Kedua, Faye juga diakui sebagai salah satu pemuda yang memimpin di daftar Gen.T List 2020 untuk kategori Philanthropy & Charity.

Sebagai istri tentara, tentu saja Paulina kerap mendampingi suami bertugas di berbagai tempat.

Semenjak Mayjen Maruli mengemban amanat sebagai Komandan Paspampres pada 2018-2020, Paulina pun diangkat menjadi Ketua Ikatan Kesejahteraan Keluarga TNI Pragati Wira Anggini (IKKT PWA) BS II Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

IKKT Pragati Wira Anggini merupakan wadah bagi istri anggota TNI di tingkat Mabes AD dan pemerintahan.

Dalam berbagai kesempatan kunjungan kerja atau kunker, sosok Paulina kerap terlihat mendampingi Maruli.

Salah satunya saat meninjau Perbatasan RI - RDTL dan ke Markas Komando Batalyon Infanteri Raider Khusus 744/Satya Yudha Bhakti (SYB), Belu, NTT.

Terdapat momen unik saat itu,sang suami tiba-tiba ditantang panco oleh seorang Prajurit Dua (Prada), anggota Yonif Raider SUS 744/SYB. Sementara Paulina tampak memotret dan mengambil video selama perjalanan di sana.

Tak banyak informasi mengenai Paulina baik masa muda maupun pendidikannya.

Sementara di akun Instagramnya, @pandjaitanuli, ia menuliskan dirinya seorang yang menyukai traveling.

Ia juga seorang ibu yang mencintai anak-anaknya.

Selain itu, Paulina juga menulis ia senang mencari usaha baru, memperluas wawasan dan tidak merasa tua untuk belajar.

Luhut Pandjaitan Menangis Saat Maruli Simanjuntak Resmi Dilantik Jadi KSAD

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tampak menangis di acara pelantikan menantunya Maruli Simanjuntak menjadi Kepala Staf Angkatan Darat.

Luhut Binsar Pandjaitan menghadiri acara pelantikan Maruli Simanjuntak menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal Agus Subiyanto di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2023).

Pantauan Kompas.com di lokasi, awalnya Luhut hadir mengenakan jas berwarna abu-abu dengan dasi merah.

Ia terlihat berdiri di antara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD.

Rambut Luhut yang memutih menjadi perhatian sejak kedatangannya.

Ia merupakan mertua dari Maruli Simanjuntak.

Prabowo pun sempat berbincang dengannya sebelum pelantikan dimulai dan sempat bertukar posisi berdiri.

Sebelumnya, Prabowo terlihat berdiri di samping Mahfud MD.

Sejumlah penjabat tinggi negara memang berdiri di sisi kiri ruangan untuk menyaksikan pelantikan.

Selepas pelantikan, Luhut bersama penjabat tinggi negara lainnya menyalami dan memberikan selamat kepada Maruli.

Tampak wajah haru seperti orang menangis menghiasi wajah Luhut, sembari memberi pelukan hangat kepada menantunya itu.

Adapun terkait pelantikan Maruli, Presiden Jokowi menaikkan pangkat satu tingkat lebih tinggi kepada dia dari Letnan Jenderal TNI menjadi Jenderal TNI menyusul pelantikannya.

Ia sebelumnya menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad).

Pelantikan itu berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 103/TNI Tahun 2023 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Panglima TNI yang dibacakan Sekretaris Militer Presiden Laksda TNI Hersan.

Selepas pembacaan Surat Keputusan (SK), dilakukan pengambilan sumpah jabatan oleh Presiden Joko Widodo.

Maruli Simanjuntak lantas menirukan pernyataan sumpah jabatan yang disampaikan Presiden Jokowi.

"Demi Tuhan yang Maha Esa, saya menyatakan dan berjanji dengan sungguh-sungguh bahwa saya akan setia kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia 1945, serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya. Demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara," demikian kata Maruli saat mengucapkan sumpah dan janji.

"Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh rasa tanggung jawab. Bahwa saya akan menjunjung tinggi sumpah prajurit. Kiranya Tuhan menolong saya" ucap dia.

Dengan pelantikan ini, Maruli resmi menggantikan Agus Subiyanto yang lebih dulu dilantik menjadi Panglima TNI.

Maruli merupakan abituren Akademi Militer (Akmil) 1992 yang berpengalaman di infanteri Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Detasemen Tempur Cakra.

Setelah menuntaskan pendidikannya di Akmil, pria kelahiran 27 Februari 1970 ini menduduki sejumlah jabatan strategis. Jabatan penting pertama diemban Maruli pada tahun 2002, ketika ia ditunjuk sebagai Komandan Detasemen Tempur Cakra.

Tiga tahun kemudian, ia menjadi Perwira Bantuan Madya Operasi Kopassus. Jabatan itu Maruli emban sejak 2005 hingga 2008.

Setelahnya, pada tahun 2008 Maruli dipercaya mengisi posisi Komandan Batalion 21 Grup 2/Sandhi Yudha.

Jabatan ini dilakoninya hingga 2009. Pada tahun yang sama, Maruli mendapatkan promosi jabatan sebagai Komandan Sekolah Komando Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) hingga 2010.

Kemudian, pada 2010-2013, Maruli dipercaya menjadi Wakil Komandan Grup 1/Para Komando. Lalu, selama 2013-2014, ia menjabat sebagai Komandan Grup 2/Sandhi Yudha.

(*/TRIBUN-MEDAN.com)

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved