Berita Viral
Kisah Pilu Bocah 10 Tahun Tewas Dibanting Ayah Kandungnya, Si Bocil Sudah Cari Uang untuk Keluarga
Awan bocah 10 tahun yang mudah bergaul meski mengalami kesulitan berbicara itu menghadap Sang Kuasa dengan insiden tragis.
SURYAMALANG.COM - Kisah pilu yang dialami bocah 10 tahun bernama Awan, yang meninggal dunia setelah dianiaya, dibanting di jalan oleh ayah kandungnya di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara meninggalkan kesedihan bagi warga .
Para tetangga, teman bermain, hingga para petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Penjaringan mengantar ke peristirahatan terakhirnya dengan tangis.
Awan bocah 10 tahun yang mudah bergaul meski mengalami kesulitan berbicara itu menghadap Sang Kuasa dengan insiden tragis.
Diketahui Awan meninggal dunia setelah dianiaya oleh ayah kandungnya bernama Usman (44), di depan rumah mereka .
Usman bahkan terekam cctv membanting Awan ke aspal hingga tak sadarkan diri.
Awan menghembuskan nafas terakhir saat berusaha dilarikan ke rumah sakit.
Wargapun kini hanya bisa mengenang kebaikan , kelucuan dan keteguhan bocah Awan.
Saat menghadiri pemakaman Awan, pada Kamis (14/12/2023), salah satu tetangga menyebut bocah tersebut sangat disayangi oleh warga.
"Dia lebih-lebih dari artis kayaknya. Karena kita sayang sama dia. Kalau dibilang peduli, pedulian tetangganya kali daripada bapaknya,” kata salah satu tetangga.
Meski merupakan penyandang disabilitas karena kesulitan berbicara, Awan selalu berinisiatif mencari uang untuk keluarganya.
“Wah aktif banget dia. Jadi, dia ini kayak ‘tulang punggung keluarga’. Maksudnya, dia mau bekerja untuk membantu keluarganya,” kata Istri Ketua RT setempat bernama Haria (39).
“Misalnya dia dikasih uang atau makan sama orang, dia selalu bawa pulang, kasih ke ibunya dan adiknya yang paling kecil. Dia selalu prioritaskan buat ibunya dari uang imbalan yang dia dapatkan,” imbuh dia.
Bukan hanya dikenal baik dan disayang para tetangganya, Awan juga dikenal dekat dengan para petugas PPSU Kelurahan Penjaringan.
Seorang petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Penjaringan mengatakan, hampir setiap hari A bermain di Kantor Kelurahan Penjaringan.
Petugas PPSU Kelurahan Penjaringan, Konedy menceritakan kedekatannya dengan K alias Awan (10) yang sering menemuinya ketika sedang bekerja di jalanan maupun saat berada di kantor kelurahan.
Konedy menambahkan, semasa hidupnya Awan rutin membantu petugas PPSU membersihkan lingkungan.
Biasanya awan senang mengambil karung dan membukanya untuk tempat para petugas PPSU akan memasukkan sampah.
Awan juga sering ditemui dalam kegiatan-kegiatan rutin pembersihan saluran-saluran permukiman.
Bocah itu dikenal tak pernah mengeluh dan sungguh ringan tangan.
Meskipun periang, Awan adalah anak yang tertutup.
Awan tak pernah menceritakan kondisi keluarganya, namun ada tanda-tanda mencurigakan yang sering dilihat Konedy.
Menurut Konedy, dirinya kerap kali melihat bekas luka di beberapa bagian tubuh Awan.
"Kita yang lebih nanya kenapa ada luka di perutnya, kita simpati. Kondisi perutnya bekas luka bakar. Di kepalanya juga banyak bekas luka," kata Konedy kepada TribunJakarta.com, Kamis (14/12/2023).
Konedy mengaku sering bertanya kepada Awan terkait penyebab keberadaan luka di tubuhnya.
Namun, Awan sering mengelak dan berdalih luka-luka itu karena jatuh saat bermain.
"Dia bilangnya bekas luka habis main, jatuh gitu, dia tutup-tutupi. Di perutnya itu kan bekas luka bakarnya besar, pas saya tanya dia bilangnya kena air panas," katanya.
Petugas PPSU lainnya, Juanda mengungkap kebaikan Awan yang selalu diingatnya.
“Sumpah, dia baik banget sama kita-kita. Saya pun heran. Pernah, kita lagi kumpul, tiba-tiba A beli air mineral, banyak banget, terus kasih ke kita. Itu pakai uang dia sendiri,” ungkap Juanda.
Dalam satu kesempatan, Awan sempat mengaku kepada petugas PPSU Kelurahan Penjaringan bahwa dia ingin sekali menjadi petugas pemadam kebakaran.
“Dia paling senang nonton damkar di YouTube. Karena dia cita-citanya pengin jadi petugas damkar,” pungkas Juanda.
Pernah Tersiram Air Panas
Awan adalah anak ketiga dari empat bersaudara di keluarganya.
Semasa bayinya ia sempat tersiram air panas saat usianya masih delapan bulan.
“Waktu usia delapan bulan, dia kan belajar jalan, sedang merembet, ada dispenser, nah ditariklah dan tersiram. Untungnya kemaluannya enggak kena,” ungkap Haria.
Hal ini lah yang menyebabkan Awan kesulitan berbicara sampai akhir hayatnya.
Awan menjalani perawatan kurang lebih satu tahun setelah tersiram air panas.
Setelahnya, Awan sempat menjalani terapi berbicara.
Namun, hasilnya tidak memuaskan sehingga A kesulitan berinteraksi secara verbal terhadap orang lain.
Sementara itu, Awan juga pernah mengemban pendidikan di salah satu sekolah dasar (SD).
Namun, Awan tidak melanjutkan pendidikan setelah beberapa minggu berjalan.
“Keluar (dari sekolah). Nah, dioper ke sekolah luar biasa (SLB). Cuma, karena kejauhan, faktor yang antar enggak ada, enggak selesai,” ungkap Haria.
“Dia (Awan) sarafnya juga sudah enggak bisa menyangkut pelajaran,” timpal H.
Diiringi Tangisan Teman dan Warga
Tangisan teman-teman Awan (10) pecah saat proses pemakaman bocah tersebut berlangsung, Kamis (14/12/2023).
Saat jenazah Awan di solatkan di Musala setempat, teman-teman bocah tersebut setia menunggu di luar.
Lalu ketika melihat keranda yang mengangkut jenazah Awan keluar dari musala, mereka langsung menangis.
Tak cuma teman-temannya, terlihat sejumlah tetangga Awan juga tak bisa menahan kesedihan.
Awan ternyata dikenal sebagai anak yang gemar bergaul dengan siapa saja.
Tak cuma dengan anak-anak seusianya, Awan rupanya juga rutin berbaur dengan orang-orang dewasa di sekitaran Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.
Awan sangat disayangi para petugas PPSU Kelurahan Penjaringan.
Setiap hari, Awan rutin mengunjungi sampai membantu para pasukan oranye membersihkan lingkungan di sekitaran RW 017 Kelurahan Penjaringan.
Karenanya, para pasukan oranye pun merasakan kepedihan yang sangat mendalam atas tewasnya Awan.
Mereka bahkan berbondong-bondong mendatangi rumah duka di Muara Baru sejak Rabu malam dan kembali lagi pada Kamis (14/12/2023) siang ini.
Awan tewas dianiaya ayah kandungnya Usman pada Rabu (13/12/2023) siang sekitar pukul 14.00 WIB.
Usman tega memukuli, menendang, dan membanting anaknya lantaran kesal mengetahui korban menyerempet anak tetangga saat bermain sepeda.
Usai menganiaya korban, Usman sempat membawanya ke rumah sakit namun tak tertolong.
Atas kejadian ini, Usman segera diamankan aparat Polres Metro Jakarta Utara untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com
TAMPANG Litao Anggota DPRD Jadi DPO Kasus Pembunuhan 11 Tahun Lalu, Kok Dapat SKCK Polres Wakatobi? |
![]() |
---|
'Gue Bercanda' Klarifikasi Anak Menkeu Purbaya Sebut Sri Mulyani Agen CIA Maksudnya Ternak Mulyono |
![]() |
---|
TIDAK BENAR PT Gudang Garam PHK Massal Video Viral Karyawan Nangis Pensiun Dini, Ini Keuntungannya |
![]() |
---|
Harta Kekayaan Bos Gudang Garam Susilo Wonowidjojo Diterpa Isu PHK Gurita Bisnisnya sampai Jalan Tol |
![]() |
---|
Sosok Azis Wellang Main Domino Bareng Raja Juli Antoni, Menhut Tak Tahu Tersangka Pembalakan Liar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.